Khairia Ulfah, S.Pd.
Pengelola PKBM Luthfillah, Palangka Raya
Pengelola PKBM Luthfillah, Palangka Raya
Sejak tahun 2007 mengelola PKBM
Luthfillah, bukan jalan mudah nan mulus yang ditempuh Khairia Ulfah, S.Pd.
Wanita kelahiran Palangkaraya, 8 april 1982 memang telah bertekad mengabdikan
dirinya untuk mendidik dan membina generasi bangsa, terutama di daerah tempat
di mana PKBM Luthfillah berdiri.
Sejauh ini, PKBM Luthfillah
ibarat sebuah oase di padang pasir, memberi harapan bagi generasi yang tinggal
di lingkungan yang kurang kondusif. Betapa tidak, PKBM Luthfillah, yang
terletak di Kecamatan Rindang Banua, atau yang oleh mayarakat setempat dikenal
dengan daerah Puntun, merupakan daerah yang dijuluki ‘Texas’nya Palangkaraya.
Menurut Ulfah, daerah yang terletak di bantaran sungai Kahayang, ujung dari
kota palangkaraya, hampir menjadi pusatnya kriminalitas dan masyarakat yang tak
memiliki kemauan untuk maju dengan cara yang baik. Perjudian, minuman keras,
dan perselisihan terjadi di berbagai sudut. “Di sana angka kriminal tinggi,
angka anak putus sekolah tinggi, pernikahan dini banyak terjadi, dan
pemukimannya pun padat. Daerah kami ini terkenal daerah yang rawan,” cerita
Ulfah.
Membangun dan membesarkan PKBM
Luthfillah di daerah Puntun ini bukanlah perkara mudah. Meyakinkan kepercayaan
masyarakat pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ulfah masih ingat, PKBM
Luthfillah pernah dilaporkan pada polisi karena dituduh membeli alat untuk
mengakses film porno. Ia sendiri bahkan juga pernah diancam Pak RT dengan
celurit hanya karena kesalahpahaman. Namun Ulfa percaya, kebaikan dan kebenaran
akan membuahkan hasil yang baik.
Namun dengan kegigihan yang
tinggi, PKBM Luthfillah berupaya untuk memperbaiki mental masyarakat dan
memupuk harapan mereka melalui nilai-nilai lifeskill maupun akhlak. “Saya bisa
bertahan di sini karena saya adalah orang sini, yang sudah memahami betul
bagaimana kondisi dan karakter masyarakatnya. Jika bukan orang sini, mungkin
tidak akan bertahan lama di sini,” kata Ulfah lagi.
Tahun 2007, PKBM Luthfillah masih
berupa Kelompok Belajar, yang lambat laun berubah menjadi PKBM karena mengalami
peningkatan dan pengembangan yang cukup pesat. PKBM Luthfillah seolah menjadi
tempat dimana masyarakat bisa berkeluh kesah, menyelesaikan persoalan, hingga
membantu berbagai kebutuhan masyarakat. “Kami seperti tempat layanan terpadu
bagi masyarakat,” kata Ulfah.
Saat ini, PKBM Luthfillah
menyediakan sarana pendidikan mulai dari jenjang PAUD, Kelas Kesetaraan Paket A
(usia 8 – 16 tahun), Paket B (usia 12 – 22 tahun) dan Paket C (19 – 48 tahun).
Fasilitas yang dimiliki pun sudah mencukupi meski tak juga dapat dikatakan
sangat memadai. Sedangkan untuk jumlah tutor yang mengajar sejauh ini ada 28
orang, dengan jumlah warga belajar keaksaraan sebanyak 437 siswa. Selain itu,
PKBM Luthfillah juga memiliki program pembinaan keagamaan untuk masyarakat yang
diikuti sekitar 398, di mana setiap hari Sabtu mereka akan mendapat pembinaan
dan kegiatan keagamaan serta bekal ilmu keterampilan hidup.
Model pendidikan yang diterapkan
di PKBM Luthfillah adalah mensinergikan pelajaran atau pendidikan akademik
dengan keterampilan lifeskill. “Kami berupaya untuk merangsang warga belajar untuk selalu kreatif melalui
bimbingan keterampilan yang dimasukkan dalam pelajaran akademik. Harapannya,
supaya ketika mereka selesai belajar, mereka tak hanya mendapat bekal akademik,
namun juga keterampilan, yang bisa menopang hidunya untuk mandiri,” terang Ulfah.
Di samping itu, PKBM Luthfillah
juga memiliki unit-unit usaha yang dikembangkan. Salah satu unggulannya adalah
produksi olahan ikan air tawar. “Hasil keramba kami yang tidak lolos sortir dimanfaatkan
atau kami olah lagi menjadi olahan siomay, kaki naga, frozen food, atau abon. Setidaknya, ini dapat menambah pemasukan
bagi PKBM dan masyarakat,” katanya.
Dengan berbagai keberhasilan yang
telah dapat dibuktikan, pamor PKBM Luthfillah menjadi semakin tenar di
masyarakat setempat. Hasil kerja keras Ulfah dan segenap tim PKBM berbuah
manis. Tahun 2012, PKBM Lutfillah mendapat
penghargaan sebagai Juara Nasional PKBM Berprestasi dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Sebagai ganjarannya, Ulfah pun mendapat kesempatan untuk
mengikuti program kegiatan peningkatan kapasitas pengelola PKBM di Thailand
selama 1 minggu. Satu kesempatan yang menjadikan Ulfah sangat bersyukur dan semakin
bersemangat untuk lebih meningkatkan diri. ***
Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Majalah MISI (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment