Terletak di bagian selatan
Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kecamatan Puger telah dikenal sebagai pusatnya hasil
laut, dimana banyak kapal nelayan ikan berlabuh dan menurunkan ikan yang telah
dijaringnya. Sebagai ikon pusat perikanan dan pelautan di Kabupaten Jember,
semakin lengkaplah dengan keberadaan SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Dengan
adanya SMK Perikanan dan Kelautan Puger
yang menyiapkan sumber daya manusia berkompeten di bidang perikanan dan
kelautan, diharapkan potensi perikanan dan kelautan di Indonesia dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh para anak bangsa.
SMK Perikanan dan Kelautan Puger
adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan
dan Pondok Pesantren Darsul Bihar pada tahun 2000. Saat ini, sekolah yang berlokasi
di Jalan Ahmad Yani
36 Puger Kulon ini dipimpin oleh Drs. Kuntjoro Basuki Dhiya’uddin,
M.Si., yang juga menjadi tim inisiator pendirian SMK Perikanan dan Kelautan
Puger.
Saat pertama kali dibuka, sekolah
masih memiliki dua kompetensi keahlian, yakni Nautika Kapal Penangkap Ikan
(NKPI) dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP). Kini, SMK Perikanan dan
Kelautan Puger telah memiliki lima kompetensi keahlian, yakni ditambah dengan
Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI), Agribisnis Perikanan, dan yang baru dibuka
pada tahun 2016 adalah Desain Perkapalan. Harapannya, SMK Perikanan dan
Kelautan Puger dapat menjadi andalan sebagai lembaga yang mencetak generasi
kompeten demi menyongsong ketahanan pangan di Indonesia.
Tahun 2012, SMK Perikanan dan Kelautan
Puger juga membuka Program
Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB) Diploma 1 (D1) untuk program keahlian
TPHP, bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jember. SMK Perikanan dan Kelautan
Puger juga telah memperoleh pengakuan penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dengan Sertifikat No. 496720 QM08, Tanggal 31 Mei 2012 dari DQS.
Bahkan sejak tahun 2015, sekolah ini telah didaulat menjadi SMK Rujukan di
bidang kemaritiman.
Pola pendidikan yang diterapkan di SMK Perikanan dan
Kelautan Puger adalah menjunjung tinggi kedisiplinan. “Di sini kita
tegakkan sikap disiplin, jujur, tanggung jawab, korps, semangat kebersamaan,
dan kepedulian sebagai pondasi utama dan pertama untuk mengubah hidup
anak-anak, baru keahlian dan kompetensi lainnya. Jika sikap dan karakter telah
terbentuk, maka akan mudah mendidik kompetensinya. Dan Alhamdulillah, dari sisi kompetensi, anak-anak sudah mendapat
pengakuan dari dalam hingga luar negeri,” tegas Kuntjoro.
Lantik Taruna dengan Mandi Kembang
Menurut Kuntjoro, hampir semua calon
taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger mendapat dukungan dari orangtua mereka.
Menempuh pendidikan di SMK berbasis maritim tak seperti sekolah lainnya,
diperlukan kesungguhan dan kesiapan yang luar biasa karena para taruna akan
menghadapi dunia yang jauh berbeda dari yang biasa ia temui sebelumnya. Sejak
awal, para calon taruna diperkenalkan dengan pendidikan kedisiplinan demi
mengasah rasa cinta pada tanah air. Ini sudah
menjadi kegiatan wajib bagi semua calon Taruna dan Taruni SMK perikanan dan
kelautan puger setiap tahun ajaran baru. Sebelum dilantik menjadi taruna,
mereka akan mengikuti kegiatan untuk memberikan dasar kedisiplinan dan aturan
yang berlaku di SMK Perikanan Kelautan Puger. Kegiatan itu dinamakan LDDK
(Latihan Dasar Disiplin Korps), yang juga menjadi ciri khas dari SMK Perikanan
dan Kelautan Puger. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter bagi
calon taruna yang akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga mereka bisa
mengikuti semua aturan yang diterapkan dan menjadi taruna yang berakhlak,
tangguh, cakap serta menjadi pribadi yang bisa membanggakan orang tua dan
berguna bagi bangsa dan negara.
Kegiatan
LDDK setiap tahun diadakan kurang lebih selama 6 hari sebelum calon taruna
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setiap kegiatan LDDK akan dilatih dan
diawasi secara langsung oleh bagian staf batalyon taruna yang merupakan taruna taruni
pilihan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, aparat TNI dari Koramil Puger, dan beberapa
pendamping dari pihak guru.
Meski
demikian, LDDK bukan sarana perploncoan bagi para taruna baru. Pada setiap LDDK
terdapat beberapa kegiatan diantaranya pemberian materi ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) yang bertujuan untuk memberikan konsep dasar dan pengalaman
spiritual yang gabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Selain
ESQ, mereka juga diberikan materi wawasan kebangsaan dan PBB (Peraturan Baris
Berbaris) yang dilatih langsung oleh TNI AD. Dengan diberikannya materi PBB
tersebut, diharapkan mereka bisa berdisiplin baik dalam setiap
kesehariannya di sekolah dan pada saat berada di rumahnya, ataupun
pada setiap kegiatan yang membutuhkan keilmuan dalam baris berbaris seperti
kegiatan gerak jalan dan penyambutan tamu dari kedinasan dan lainya.
Setelah
menjalani kegiatan LDDK, seluruh calon taruna baru berhak dilantik menjadi taruna baru
melalui upacara pelantikan yang juga menjadi ciri khas di SMK Perikanan dan
Kelautan Puger. Kegiatan pelantikan ini selalu menjadi ajang yang penuh khidmat
sekaligus membanggakan, dimana kegiatan ini biasanya dihadiri oleh berbagai
pihak,baik pejabat terkait,tokoh masyarakat, maupun seluruh keluarga para
taruna baru. Dala pelantikan tersebut,
terdapat pula ritual yang unik, yakni menyiram air bunga kepada calon taruna
baru. Penyiraman air bunga ini berasal dari tiga sumber mata air yaitu air
zamzam, air laut, dan air tawar serta tujuh jenis bunga. Ketiga sumber mata air
tersebut memang dimaksudkan agar anak-anak kelak menjadi taruna yang beragama
dan berbudi luhur, selalu mencintai laut serta senantiasa bersemangat dalam
menuntut ilmu.
Ada rasa bangga yang begitu besar dirasakan para taruna yang baru
dilantik tersebut. Memakai seragam yang gagah, juga berbagai tanda kebesaran
membuat mereka benar-benar bangga. Namun demikian, tanda-tanda yang tersemat
dalam seragam mereka bukanlah tanpa arti. Sekolah memiliki aturan tersendiri
dalam memberikan tanda kebesaran, yakni melalui proses yang tidak mudah, namun
harus dilalui oleh para taruna. “Misalnya, untuk mendapatkan
tanda wing, mereka harus menempuh perjalanan minimal 100 km, yang dapat
dilakukan secara bertahap. Kami melatih mental dan fisik taruna supaya mereka
kuat. Awalnya tampak berat. Namun setelah kami latih dengan baik, mereka justru
merasakan bahwa tantangan tersebut sama sekali tidak berat,” kata Kuntjoro.
Firmansyah Septiawan, taruna
kelas XI jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan mengaku merasa tak keberatan
dengan tempaan fisik yang ia dapatkan di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. “Kami dipersiapkan untuk dapat bekerja di kapal. Sedangkan
kalau kapal, ikan yang ditangkap ukurannya besar-besar, jadi harus punya mental
dan fisik yang kuat,” ujarnya. Taruna yang bercita-cita menjadi nahkoda ini
berencana ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi usai ia
menamatkan pendidikannya di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. “Setelah lulus,
kami kan mendapat sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (Ankapin) II,
bisa bekerja di kapal yang berukuran sedang. Tapi untuk dapat bekerja di kapal
besar, apalagi menjadi nahkoda, harus mendapatkan sertifikat Ankapin I. Untuk
mendapatkan sertifikat ini, harus kuliah dulu. Maka itu, saya ingin kuliah di akademi
perikanan supaya mendapatkan sertifikat Ankapin I,” katanya.
Siapkan Taruna Siap Melaut
Bukan rahasia umum jika untuk bekerja di kapal pun
membutuhkan persiapan mental, fisik, sekaligus biaya. Hal ini dikarenakan para
calon tenaga kerja harus melengkapi diri terlebih dahulu dengan berbagai
sertifikat IMO, baru mereka mendapat lisensi untuk bekerja di kapal. Namun SMK
Perikanan dan Kelautan Puger telah menyiapkan hal ini, sehingga para lulusannya
benar-benar siap kerja dimanapun berada. “Lulus dari sini, anak-anak
telah memiliki sertifikat BST, Buku Pelaut, sertifikat BNSP, logo garuda,
sertifikat profesi keahlian pelaut perikanan dari direktorat perhubungan laut.
Belum lagi sertifikat pengalaman di luar,” kata Kuntjoro.
Sejak kelas X, para taruna juga
telah dibiasakan untuk mengenal laut,
dengan praktek di kapal selama tiga minggu pelayaran. “Yang penting anak tidak
mabuk dan senang berlayar terlebih dahulu. Ini modal dasar untuk kesiapan fisik,”
jelas Kuntjoro.
Arif Sugiarto, S.Pd., guru
jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan mengatakan bahwa sekolah memiliki program
Pertahanan Laut untuk mengenalkan dunia kelautan kepada para taruna kelas XI
yang telah menginjak semester genap, yang dijalankan selama kurun waktu kurang
lebih satu bulan. “Dalam program ini, para taruna diperkenalkan dengan
kehidupan alam di atas kapal. Selesai menjalankan Program Pertahanan Laut, para
taruna kemudian mengikuti diklat atau atau pelatihan Sertifikat Keterampilan
Laut di Politeknik Surabaya selama enam hari,” ujarnya.
Sekolah pun membiasakan budaya
apel pagi dan apel siang, dimana selain pengibaran bendera merah putih, para
taruna juga akan mendapat motivasi. Para motivator bisa dari kepala sekolah
atau para guru. Bagaimanapun, motivasi adalah modal terpenting untuk terus
melecutkan semangat menjadi tenaga kelautan yang berkompeten dan sepenuh hati.
Namun demikian, kesuksesan
pembelajaran pun juga tergantung dari fasilitas sarana dan prasarana sekolah.
Oleh karena itu, SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah melengkapi diri dengan
berbagai fasilitas yang terstandard. Sekolah dengan luas kurang lebih 7140 m2
ini telah memiliki fasilitas yang memadai dan telah diverifikasi oleh
Direktorat Perhubungan Laut. “Tiap tiga tahun sekali kami selalu update,” kata
Kuntjoro. Tak hanya bangunan lokal kelas maupun bengkel praktek, sekolah juga
memiliki kolam renang, bahkan juga sebuah asrama bagi para taruna, terutama
yang berasal dari daerah yang cukup jauh dari sekolah.
Sistem pembelajaran di SMK
Perikanan dan Kelautan Puger pun diterapkan secara fleksibel dan tidak kaku.
Para taruna diharapkan memiliki kompetensi dan potensi untuk menjadi
multitalenta. Pembelajaran, misalnya praktek di bengkel, acapkali tak cukup
hanya ketika jam sekolah, namun juga dapat menggunakan waktu-waktu di luar jam
sekolah. Sekolah benar-benar memastikan para taruna menguasai dan memiliki kompetensi yang
diinginkan oleh pasar industri.
Mendidik Taruna Santri
Satu keunikan lain dari SMK
Perikanan dan Kelautan Puger adalah sistem pendidikan yang juga menerapkan pola
pendidikan pondok pesantren bagi para tarunanya. Saat ini, tak semua taruna
tinggal di asrama atau pondok pesantren dikarenakan keterbatasan fasilitas. Ada
sekitar 120 taruna yang tinggal di asrama atau pondok pesantren. Namun
demikian, sebenarnya hampir 80 persen taruna memiliki minat untuk mondok di
sekolah.
“Yang mondok di sini hanyalah taruna
SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Pagi pukul 07.00 – 13.45 wib mereka sekolah,
sore dan malam hari belajar agama. Kami telah menyiapkan guru ngaji tersendiri,
yang khusus berlatar belakang kiai. Sedangkan yang memantau adalah guru yang
bertugas,” jelas Kuntjoro. Ke depan, sekolah berharap bahwa seiring
terlengkapinya fasilitas, seluruh taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger
tinggal di pondok pesantren tersebut.
Muhammad Lutfi Gojali, taruna
kelas XI Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan, adalah salah satu taruna yang
tinggal di pondok pesantren, karena tempat tinggalnya jauh dari sekolah. “Ada enaknya
tinggal di pondok, kalau berangkat sekolah tidak pernah terlambat. Orangtua
juga diizinkan menjenguk tiap dua minggu sekali,” katanya. “Selama saya mondok di sini kegiatan yang
menarik bagi saya adalah ketika melakukan shalawat. Kami juga diajari berpidato
menggunakan bahasa Arab,” katanya.
Peran Guru sebagai Pengasuh
Dalam hal tenaga pendidik, SMK
Perikanan dan Kelautan Puger memiliki 37 guru tetap yang cukup berkompeten,
bahkan sebagian besar telah menjadi asesor dalam uji kompetensi. Kuntjoro
selalu memberi ruang dan kesempatan bagi para tenaga pendidik untuk senantiasa
mengembangkan dan mengasah kompetensinya melalui berbagai jalan. Misalnya, para
guru NKPI pernah mengikuti diklat dan seminar di P4TK hingga praktek di laut
untuk menjadi mualim.
Guru pun diharapkan kreatif dan
inovatif dalam pembelajaran supaya para taruna tak lekas bosan, dan yang
terpenting dapat memahami dengan baik ilmu yang diberikan. Guru tak hanya
memberikan teori dan praktek keilmuan, tapi juga sangat diharapkan dapat
memotivasi, mendidik dan membimbing karakter para taruna melalui keteladanan
dan inspirasi, seperti halnya yang dilakukan oleh Ernawati Cahya Handari,
S.Pd., guru yang mengajar bidang studi Matematika. “Guru harus pandai menyikapi
dan menerapkan metode ataupun trik dimana anak-anak dapat dengan mudah mencerna materi-materi yang disampaikan,
karena kami juga harus menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Selain itu, yang
terpenting, dalam mengajar saya juga memasukkan nilai-nilai karakter, karena
memang itulah yang menjadi visi misi sekolah,” tuturnya.
Untuk membuat para taruna senang
pelajaran Matematika, Erna pun memiliki strategi tersendiri. Pertama, ia selalu
memberikan pengertian pada para taruna mengapa Matematika seringkali menjadi
momok, dan mengapa pelajaran Matematika sangat penting untuk dikuasai. “Saya
sering paksa anak-anak untuk menghapalkan rumus-rumus Matematika karena jika
mereka tidak hafal, mereka tidak akan bisa mengerjakan soal Matematika. Awalnya
mereka memang tidak antusias, tetapi setelah diberi tahu manfaatnya, mereka
terlihat lebih tertarik,” katanya lagi.
Soal aturan terhadap para
pendidik, SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki kebijakan yang cukup ketat
dan harus dipatuhi para guru. Antara lain yaitu guru tidak diperbolehkan
mengajar di tempat lain, melainkan hanya di SMK Perikanan dan Kelautan Puger
saja. “Di sini, guru lebih berperan sebagai pengasuh bagi para taruna. Guru
harus memiliki kedekatan terhadap para taruna, juga sekaligus memiliki akses
untuk dapat menghubungi para wali murid dengan mudah. Guru juga dituntut untuk
dapat menanamkan karakter dan figur yang inspiratif,” kata Kuntjoro.
Tampilkan Marching Band di Karnaval Kelas Dunia
Dalam hal pengembangan minat dan
bakat, SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki beragam pilihan kegiatan yang
bisa dipilih oleh para taruna, yang biasanya dilakukan usai jam pembelajaran.
Mulai dari kegiatan Marching Band, English Club, Japanese Club,Voli, Pencak
Silat, Teater, Sepakbola, Hadrah, Taekwondo, dan lain sebagainya. Kelompok
Marching Band SMK Perikanan dan Kelautan Puger bahkan kerap diundang untuk
tampil di acara bergengsi Jember Fashion Festival, sebuah acara karnaval yang
telah mendunia, dan juga berbagai acara lain seperti penyambutan kedatangan
tamu, dan lain sebagainya. Kegiatan Pencak Silat juga memiliki banyak
kesempatan tampil di berbagai event karena berhasil menyuguhkan berbagai
atraksi menarik, misalnya memecahkan baja hanya dengan anggota tubuh.
Untuk pembelajaran bahasa asing,
SMK Perikanan dan Kelautan Puger mengajarkan dua bahasa asing pada para taruna,
antara lain bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Ini dipersiapkan untuk memenuhi
kebutuhan di dunia industri. Seiring dengan sekolah yang semakin giat
mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak di kalangan dunia industri, sekolah
telah berhasil menjalin kerjasama dengan Korea Selatan. Oleh karena itu,
menurut Kuntjoro, tahun 2017 nanti para taruna akan mendapatkan pelajaran
bahasa Korea. Buku-buku pedoman dan pembelajaran pun bahkan telah disiapkan
oleh pihak Korea Selatan.
Jaring Du/di hingga Luar Negeri
Tak bisa dipungkiri, indikasi
kesuksesan sebuah sekolah kejuruan antara lain seberapa luas sekolah tersebut
mampu menjaring dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dari dunia industri,
karena jalinan kerjasama tersebut nantinya lah yang akan memuluskan perjalanan
para lulusan untuk mendapat kemudahan dalam pekerjaan sesuai dengan
kompetensinya. Demikian pula yang dilakukan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, sekolah ini telah membangun
kerjasama dan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta serta
perusahaan industri di bidang perikanan dan kelautan.
Instansi dan du/di tersebut antara lain Kementerian
Kelautan Perikanan Republik Indonesia, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Jawa Timur, Akademi Perikanan Sidoarjo, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Teknologi Surabaya, Politeknik Negeri Jember, PT Pudji Utami Jakarta
(konsultan recruitment and training),
PT Kusuma Bahari Jaya Sidoarjo, PT Harini Jakarta, Balai Pendidikan dan
Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Balai Pendidikan dan Pelatihan
Perikanan (BP3) Bangsring Banyuwangi, Unit LPPMHP Banyuwangi, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Asosiasi Tuna Longline
Indonesia, dan lain-lain.
Berkat adanya berbagai kerjasama tersebut, sekolah pun
banyak mendapat kemudahan dan dukungan untuk pembangunan dan pengembangan
pendidikan. Kemudahan tersebut antara lain terealisir dalam kegiatan prakerin
para taruna, yang dilaksanakan saat menjelang kelas XII, dengan lama prakerin
sekitar 4 – 6 bulan. “Untuk tempat prakerin, kami targetnya di
kapal-kapal besar yang memiliki teknologi tinggi, biasanya paling banyak di
Benoa, Bali,” jelas Kuntjoro.
Kerjasama dengan pihak du/di pun
memudahkan sekolah untuk menyalurkan para lulusannya ke dunia kerja. Dalam hal
ini, SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah menjalin kerjasama bahkan dengan
berbagai pihak du/di di luar negeri. Dengan adanya kerjasama tersebut, hal ini
memudahkan para taruna atau para lulusan juga dalam hal mengikuti seleksi
penerimaan kerja. Biasanya, pihak du/di atau penyalur datang ke sekolah dan
mengadakan seleksi bagi para taruna yang berminat. “Rekruitmen diadakan di
sekolah, termasuk kapal pesiar, yang bekerja sama dengan Perusahaan Duta
Persada, pun datang ke sini untuk menyeleksi para lulusan. Jadi, anak tidak
perlu repot ke Jakarta,” kata Kuntjoro.
Menurut informasinya, banyak lulusan SMK Perikanan dan Kelautan
yang bekerja hingga ke luar negeri, dan mereka cukup senang mendapatkan
kesempatan dan pengalaman ke luar negeri. Mereka pun sebagian besar bekerja
sesuai dengan kompetensinya. “Anak-anak kami banyak direkrut oleh perusahaan
dari Jepang, Korea, Taiwan, Australia, Eropa, dan sebagainya. Nilai jual
anak-anak tak hanya pada kompetensinya, namun juga karakter, dimana banyak
pihak du/di yang merasa puas dengan karakter dan kedisiplinan para lulusan
sekolah ini,” kata Kuntjoro.
Umumnya, para lulusan tersebut
menandatangani kontrak kerja selama tiga tahun. Mereka akan memiliki pengalaman
yang cukup serta gaji yang tinggi. Diharapkan setelah bekerja di luar
negeri,mereka akan pulang ke tanah air dan membangun sendiri untuk
menyejahterakan dan memajukan sektor kelautan di tanah air.
Perusahaan-perusahaan
sektor perikanan dan kelautan di Jepang setiap tahun selalu mencari lulusan SMK
di Indonesia. Mereka mengirimkan agen pencari kerja ke sekolah-sekolah menengah
kejuruan khusus sektor tersebut. Itu pun kompetensinya diperhatikan betul. Sistem
rekruitmen pun umumnya mengutamakan karakter pekerja daripada keilmuan semata.
Sebagian besar adalah seleksi fisik, seperti mengangkat barbel, kemampuan
membedakan warna, tes Matematika, serta wawancara untuk mengetahui minat siswa.
Tak hanya
di bidang ketenagakerjaan, hasil kerjasama yang dijalin dengan berbagai pihak
pun memberikan jalan alternatif lain bagi para lulusan, misalnya dengan adanya
beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Beberapa
kerjasama yang dijalin SMK Perikanan dan Kelautan Puger antara lain dengan
Seamolec, yang memberi kesempatan bagi lulusan SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk
melanjutkan studi ke beberapa universitas di negara China melalui jalur
beasiswa.
SMK
Perikanan dan Kelautan Puger juga menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan
Thailand untuk kegiatan tukar pelajar. Kegiatan ini telah dilaksanakan pertama
kali dengan mengirimkan beberapa taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger selama
kurang lebih tiga minggu ke sekolah vokasi yang ada di Thailand. “Dengan
adanya program-program seperti ini, anak-anak menjadi sangat termotivasi,
misalnya dengan belajar Bahasa Inggris supaya mereka lulus seleksi. Manfaatnya,
kalaupun mereka tidak lulus seleksi, namun kompetensi bahasa mereka mendapatkan
kemajuan yang pesat,” jelas Kuntjoro.
Unit Produksi dan Restoran
Sekolah
menengah kejuruan umumnya memiliki unit produksi yang dapat menjadi ajang bagi
para siswa, terutama untuk mengasah jiwa wirausaha. Demikian pula dengan SMK
Perikanan dan Kelautan Puger. Unit produksi yang paling menonjol terutama
diupayakan oleh kompetensi keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian,
dengan memproduksi hasil olahan ikan menjadi produk-produk pangan unggulan.
Terdapat 19 produk yang menjadi andalan SMK Perikanan dan Kelautan Puger,
antara lain Abon Sembunyi rasa original dan pedas yang sudahmemiliki
izin Disperindag dan Badan POM, bakso ikan, kripik tulang ikan, Tahu bakso, mie
ikan, dan masih banyak lagi. Yang ditonjolkan dari produk SMK Perikanan dan
Kelautan adalah penggunaan bahan dan
material yang aman dan menyehatkan.
Sejauh ini, pemasaran produk SMK
Perikanan dan Kelautan Puger masih melayani segmen lokal dari masyarakat
sekitar sekolah. Namun demikian, SMK Perikanan dan Kelautan Puger pun kerap
mengikuti pameran ataupun ekspo untuk memperkenalkan produk-produknya. Saat
menjelang lebaran, sekolah biasa menerima banyak pesanan, terutama untuk jenis
kue kering. Para taruna pun sangat bersemangat karena mereka pun dapat menambah
uang saku.
Sekolah juga kini telah mencoba
mengembangkan unit produksi dengan membangun sebuah restoran, yang juga
digunakan sebagai outlet produk SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Restoran ini
dikelola oleh guru, dibantu siswa hingga tenaga dari luar sekolah. Diharapkan
restoran ini akan berkembang semakin besar dan memberikan pelayanan seperti
layaknya restoran pada umumnya, seperti menyajikan makanan, terutama hasil
laut.
Achmad Zunuroain Azis, S.Pi.,
guru jurusan THPI yang juga menjadi direktur Teaching Factory (TEFA) mengatakan
bahwa unit produksi yang dikelola SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga
mendapat pendampingan dari pihak du/di, yakni dari PT. Istana Cipta Sembada
(ICS), sebuah perusahaan pengolahan hasil kelautan yang berpusat di Sidoarjo.
Selain pendampingan dalam unit produksi sekolah, perusahaan ini juga bekerja
sama dalam hal menerima para taruna untuk melaksanakan prakerin. “Untuk
prakerin di PT. ICS dilaksanakan selama empat bulan, yakni dua bulan di
perusahaan, dan dua bulan sisanya di laboratoriumnya,” kata Zunuroain. Dengan
magang di PT. ICS, para taruna mendapatkan ilmu dan pengalaman mengolah hasil
laut menjadi komoditi dengan kualitas ekspor, karena jangkauan pasar PT. ICS
tak hanya di wilayah dalam negeri, namun hingga ke pasar Eropa. Karena tingkat
kerja yang tinggi, PT ICS bahkan kerap meminta para lulusan SMK Perikanan dan
Kelautan Puger sebagai tenaga kerja.
Edy Sulistyo Cahyono, S.Pi.,
kepala Training Centre PT. ICS mengatakan bahwa alasan PT. ICS memberikan
banyak peluang dan kesempatan kepada SMK Perikanan dan Kelautan Puger adalah
adanya kecocokan, terlebih kecocokan karakter para taruna SMK Perikanan dan
Kelautan Puger yang menurutnya sangat baik dan disiplin.
Tri Wahyuningsih, taruni kelas
XII Jurusan TPHP adalah salah satu yang pernah melaksanakan prakerin di PT. ICS
di cabang Banyuwangi. Ia mengaku mendapat banyak tambahan ilmu dan pengalaman
baru semenjak magang di PT. ICS karena banyak hal-hal baru yang ditemuinya. “Di
PT. ICS, kami mengolah udang untuk pasar ekspor, padahal di sekolah kami diajarkan
untuk mengolah ikan tuna. Kami diajari mulai dari proses masuk, proses packing
sampai ke proses persiapan ekspor,” ceritanya. Namun Tri merasa sangat antusias
dan termotivasi, terlebih setelah lulus ia ingin mendapatkan pekerjaan di
Jepang. Oleh karena itu, ilmu dan pengalaman yang ia dapat baik di sekolah
maupun di tempat prakerin disadarinya sangat berguna bagi bekalnya dalam
menembus pasar kerja internasional.
Bagi SMK Perikanan dan Kelautan
Puger, pendidikan tak hanya menyiapkan para taruna untuk memiliki kompetensi di
bidang perikanan dan kelautan, namun yang utama adalah memiliki bekal karakter
yang kuat serta motivasi yang tinggi – karena bekal itulah yang dapat
mengantarkan para lulusannya meraih kesuksesan, terutama dalam menembus dunia
kerja. Ke depan, SMK Perikanan dan Kelautan Puger optimis dapat lebih aktif
berperan serta memajukan Indonesia melalui sektor perikanan dan kelautan dengan
menyediakan sumber daya manusia unggulan yang kompeten dan cinta tanah air. ***
Assalamualaikum
ReplyDeletekami dari lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD/RA) Al Ikhlash, ingin mengadakan kunjungan ke SMK kelautan Puger bersama peserta didik kelompok B. kami ingin mengenalkan lebih dekat kepada anak tentang profesi penangkapan ikan karena kunjungan kami berkenaan dengan tema CITA-CITAKU dengan sub tema NELAYAN. jika dijinkan kunjungan akan kami laksanakan dalam waktu dekat. terimakasih
Mantap... Allahu Akbar..!!!
ReplyDeleteSaya pemilik SMK kesehatan (Farmasi & Kelerawatan). Tapi terjesima juga menyaksikan SMK Perikanan & Kelautan ini....
Untuk asrama apakah ada di lingkungan sekolah?
ReplyDelete