Profil Juara : Antarkan TK Aisyiyah Menjadi Unggulan

Astutiningsih, M.Pd.
Juara I Kepala TK Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016


“Bagi saya, rasanya seperti mimpi, menjadi juara di antara teman-teman juara. Semoga saya bisa untuk menjaga amanah terus mengabdi dan berbagi dengan teman-teman dan menjadi ‘guru pelayan’ dalam meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini,” kata Astutiningsih menggambarkan perasaannya ketika beroleh prestasi Juara I Kepala TK Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016.

Kerja keras dan pengabdiannya terbayar lunas. Astutiningsih, M.Pd., wanita kelahiran Sidodadi, 09 Oktober 1970 ini kini menjadi sosok atau figur tenaga pendidik dan kependidikan yang patut menjadi teladan. Komitmennya dalam membangun dan membina taman kanak-kanak yang ia cintai patut ditiru. Namun yang paling mendasar darinya adalah, bahwa Astuti, demikian ia akrab dipanggil, amat mencintai pekerjaan dan profesinya sejak awal.

Cita-Cita Sedari Kecil
Lahir di Desa Sidodadi, Lampung Timur, Astuti kecil mendapatkan banyak pengaruh dan didikan karakter dari keluarganya, terutama ayah dan ibunya. Ayahnya, Suhadi (almarhum) adalah seorang petani yang gigih. Sedangkan ibunya, Supiyah, adalah sosok ibu rumah tangga. Sepulang sekolah, anak keempat dari enam bersaudara ini biasa membantu orangtua berjualan di warung kecil-kecilan atau mengirim makanan bagi para pekerja di sawah.

Sejak kecil, Astuti sudah mendambakan bahwa kelak ia ingin sekali menjadi guru TK. Rupanya cita-citanya tersebut mendapat dukungan dari keluarganya, sehingga ia pun menimba ilmu di SPG Ma’arif Metro jurusan PGTK. Lulus dari SPG tahun 1989, Astuti mendapat kesempatan untuk mengabdikan diri sebagai guru honorer di TK Pertiwi Teladan Metro.

Tahun 1990, ia diterima sebagai CPNS dan tetap mengajar di TK Pertiwi Teladan Metro Pusat. Menurut kisahnya, selama 8 tahun mengajar di sana, ia selalu mendapat tugas mengajar anak kelompok A, padahal kebanyakan guru-guru lainnya kurang menyukai mengajar di kelompok A. Pasalnya, jumlah anak di kelas tersebut hingga mencapai 50 – 59 anak, dan ironisnya, hanya ditangani dua orang guru. Walhasil, Astuti dan seorang rekannya harus benar-benar bekerja keras dalam mengajar di kelompok A tersebut.  


Namun demikian, sebagai guru, Astuti berusaha untuk tak mudah berkeluh kesah. Ia mencurahkan diri sepenuhnya pada profesinya. Ambisinya adalah menjadi guru yang profesional. Maka itu, ia pun tak segan untuk meningkatkan kualifikasi maupun kompetensinya. Sepanjang ada kesempatan, Astuti tak pernah melewatkannya. Tahun 1990, ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Jurusan Pendidikan Sejarah. Gelar sarjana ia peroleh pada tahun 1994.

Di tahun 1994 tersebut, Astuti dipinang oleh Hartanto, pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah yang kini mengajar di SMA Negeri 1 Metro, Lampung. Kini, pasangan yang berbahagia ini telah dikaruniai dua orang anak yang kini telah beranjak dewasa, yakni Hapsari Supraba (21 Tahun) dan Meiuta Hening Prastiwi (18 tahun).

Menjadi Kepala Sekolah
Tahun 1997, wanita yang mengidolakan Sri Mulyani ini dipercaya untuk menjadi kepala TK Dharma Wanita Banjarsari, Metro Utara. Berbekal pengalaman dari TK Pertiwi Teladan Metro, ia bersama para guru di TK Dharma Wanita Banjarsari, Metro Utara, membangun sekolah sehingga menjadi sekolah unggul.

Keberhasilannya dalam membangun TK Dharma Wanita Banjarsari ini menjadikannya dipercaya menjadi Kepala TK Negeri Pembina Metro Pusat pada tahun 2006 sampai tahun 2010. “Di sekolah ini, saya dan dewan guru TK Negeri Pembina berhasil menjadikan sekolah ini menjadi juara II lomba gugus PAUD Tingkat Nasional pada tahun 2008, juara I lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2009, serta menjadi penyelenggara manajemen SMM-ISO 9001:2008 tahun 2010. TK Negeri Pembina Metro Pusat pun didaulat menjadi sekolah pengimbas di lingkungan Kota Metro maupun Provinsi Lampung.

Di sela-sela kesibukannya di Taman Kanak-kanak, wanita penggemar bakso ini sempat ditawari untuk menjadi dosen di FKIP Universitas Muhammadiyah Metro untuk program D-II jurusan PGTK pada tahun 2007. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dengan harapan ia mendapat wahana untuk memperluas wawasan, mempertajam ilmu, memperbanyak teman dan pengabdian profesi dalam mengembangkan diri.

Di samping itu, Astuti pun melanjutkan pendidikannya di program pasca sarjana FKIP Universitas Lampung. Pada tahun 2011, Astuti berhasil menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya dan memperoleh gelar Magister.

Pada tahun 2010, setelah masa jabatannya sebagai kepala sekolah berakhir, Astuti pun ditugaskan untuk menjadi guru di TK Aisyiyah Kauman Metro. Tiga bulan menjadi guru, ia diangkat kembali untuk menjadi kepala di TK Aisyiyah Kauman Metro sampai sekarang. “Pengalaman saya yang sudah dua kali memimpin lembaga PAUD mendorong saya dan dewan guru di TK Aisyiyah kauman untuk mewujudkan taman kanak-kanak efektif dan unggul sehingga mampu bersaing ditingkat kota Metro, propinsi Lampung maupun nasional seperti sekolah-sekolah sebelumnya,” katanya.

TK Aisyiyah Kauman
TK Aisyiyah Kauman berada di Jl.Mawar Timur 15 A Kauman Metro, Provinsi Lampung. Dari pusat Kota Metro berjarak sekitar 2 km.  Sekolah ini didirikan pada tahun 2005 oleh Yayasan Aisyiah, sejak salah seorang pengurus Yayasan Aisyiyah, yakni H. Yusfit, menghibahkan tanahnya untuk pendirian TK. Sekolah yang memiliki luas 455 m2 ini berada di sekitar lingkungan dengan kultur masyarakat yang sangat beragam,dimana banyak warga pendatang dari berbagai suku dan profesi.

Pada tahun ajaran 2016/2017 ini, jumlah total siswa di TK Aisyiyah sebanyak 235 anak, dengan jumlah guru sebanyak 14 orang. TK Aisyiyah Kauman memiliki enam rombingan belajar yang diperuntukkan untuk kelompok bermain (usia 3 – 4 tahun), kelompok A (usia 3 – 5 tahun), dan kelompok B (usia 5 – 6 tahun).

Menurut Astuti, sejauh ini lingkungan, sarana dan prasarana sekolah di TK Aisyiyah sudah cukup bagus dan memadai untuk pembelajaran dan siswa. Lingkungan bersih dan rindang dilengkapi dengan sanitasi memadai menciptakan suasana nyaman dan kondusif. Demikian pula dengan suasana kelas yang bersih dan tertata, membuat para guru dan peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.

Sebagai kepala sekolah, terobosan-terobosan yang telah ia lakukan untuk memajukan TK Aisyiyah antara lain membangun komonikasi produktif dengan stakeholder (guru, orangtua, komite, yayasan, dinas/lembaga terkait), meningkatkan peran serta stakeholder dalam membangun sekolah karena keterbatasan pembiayaan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia guru melalui workshop mandiri di sekolah, serta aktif mengikuti berbagai event lomba bagi anak dan guru di tingkat kota maupun provinsi supaya sekolah semakin dikenal.

Dalam setiap perlombaan, Astuti pun tak pernah memberikan target harus mendapat juara. Baginya, motivasi dan kemauan untuk mencoba dan berperan aktif sudah cukup bagus. Namun demikian, TK Aisyiyah Kauman telah berkali-kali memanen prestasi mulai dari tingkat kota, tingkat provinsi, hingga tingkat nasional. Tentu saja ini menambah poin positif bagi sekolah di mata masyarakat. Misalnya meraih juara I dalam lomba mewarnai gambar tingkat Provinsi Lampung, Juara I Tari Kreasi Daerah Tingkat Provinsi Lampung, hingga Astuti sendiri sebagai kepala sekolah berhasil memperoleh juara I Kepala TK Berprestasi Tingkat Nasional.

Prestasi dan keberhasilan tersebut tentu tak lepas dari pola pendidikan yang dibangun di TK Aisyiyah. Astuti sebagai kepala sekolah dituntut untuk mampu membina, mengelola, dan menjaga kinerja, komitmen, serta mutu sekolah. Budaya sekolah yang baik pun dijaga dan dilestarikan demi membangun karakter anak supaya menjadi generasi yang dibanggakan. Misalnya, bersalaman menyambut kedatangan anak tiap pagi, mengucapkan salam, budaya cuci tangan setelah belajar, budaya sholat dhuha, budaya tadarus pagi, dan budaya kerja tim bagi guru-guru. TK Aisyiyah Kauman pun memberlakukan larangan jajan di luar sekolah, sehingga orangtua wajib membawakan bekal makanan yang sehat dan bergizi bagi anaknya. Budaya-budaya sekolah inilah yang justru menjadi keunggulan bagi TK Aisyiyah Kauman Metro Pusat.

Astuti sangat berharap semua anak-anak, terutama di lingkungan sekitar, benar-benar memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan merasakan masa kecil yang bahagia dan menyenangkan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Ia merasa sedih jika melihat masih ada anak usia TK yang tidak bersekolah atau harus keluar dari Tk karena orangtuanya tidak mampu. “Saya memiliki obsesi untuk memfasilitasi mereka dengan konsep subsidi silang dan penerapan pola asuh, sehingga tidak ada lagi anak usia TK yang tidak bersekolah,” ujarnya.

Libatkan Orangtua Anak
Satu keistimewaan TK Aisyiyah yakni banyak melibatkan orangtua dalam berbagai aktivitas sekolah. Selain itu, sekolah pun membuka ruang komunikasi seluas-luasnya dengan orangtua siswa. “Secara khusus, kami siap 24 jam melayani komunikasi dengan orangtua melalui media komunikasi sosial, seperti SMS, BBM, WA, facebook pribadi maupun group. Orangtua bebas berkomunikasi dengan kepala sekolah maupun guru tentang perkembangan anaknya, termasuk pengaduan-pengaduan pelayanan sekolah,” jelas Astuti.

Menurutnya, salah satu misi TK Aisyiyah adalah mengembangkan konsep parenting di sekolah. Kegiatan parenting yang dilakukan di PAUD Aisyiyah sudah menjadi program unggulan yang terjadwal pelaksanaannya. Kegiatan parenting yang dilakukan di antaranya adalah kegiatan outbond yang bertujuan untuk memberi ruang gerak anak untuk bermain berupa alam terbuka juga menjalin keakraban dan komonikasi antara orangtua, guru dan anak, kegiatan bazaar hasil karya anak dan orang tua secara bersama-sama yang bertujuan untuk menanamkan percaya diri, sifat kewirausahaan dan sifat kepedulian terhadap masyarakat sekitar, serta menyajikan menu makan antara orangtua dan guru di sekolah kepada anak yang bertujuan untuk menunjang kebutuhan makan yang sehat, bergizi, beragam dan berimbang. Selain itu, orangtua juga terlibat langsung dalam pendampingan sekaligus pemenuhan pembuatan perlengkapan alat anak dalam segala kegiatan. Orangtua bersama sekolah dan tokoh masyarakat juga terlibat dalam pemberian santunan masyarakat sekitar yang terkena musibah mapun yang membutuhkan, serta telibat langsung dalam perbaikan sekolah yang dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran.

Selama 26 tahun mendedikasikan diri di dunia pendidikan, tentu Astuti pun memiliki banyak sekali cerita-cerita dan pengalaman menarik yang sukar ia lupakan. Salah satu contohnya adalah ketika ia mendampingi 20 anak beserta orangtuanya ke Surabaya untuk mengikuti kegiatan Gebyar Seni Nasional tahun 2010 dikarenakan TK Aisyiyah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Saya harus mendampingi anak dan orangtua ke Surabaya. Bisa dibayangkan perilaku lugu dan lucu mereka yang dari pedesaan dan belum pernah naik pesawat. Namun itu sangat berkesan sekali,” cerita Astuti dengan penuh senyum.

Juara Nasional
Tahun 2012, sebenarnya Astuti pernah berlaga di ajang pemilihan PTK Beprestasi. Namun kala itu ia hanya berhasil sampai di tingkat Provinsi Lampung dengan membawa pulang trophy juara II Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi Lampung. Di tahun 2016 ini, ia kembali mengulang usahanya, dan rupanya kali ini ia benar-benar berhasil hingga di tingkat nasional. Astuti juga merasa sangat bahagia dan beruntung karena ia berkesempatan untuk berkumpul dengan para juara kepala TK berprestasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. “Kami dapat berbagi pengalaman dan menambah pertemanan,” katanya.

Dalam kesempatan lomba kali ini, ia membawakan presentasi tentang bagaimana mewujudkan sekolah efektif melalui implemetasi manajemen partisipatif. Hal ini didasari oleh pengalaman best practice-nya selama di TK Aisyiyah Kauman Metro Pusat. Menurut Astuti, implementasi pelaksanaan manajemen partisipatif dapat dilakukan dengan menerapkan pola manajemen yang berakar pada transparasi, akuntabilitas, partsipatif dan sustanbilitas.

Dalam kegiatan sehari-hari, PAUD Aisyiyah juga menerapkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama, yakni AMANAH, yang artinya: Amanah, dapat dipercaya, ikhlas dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas melayani anak dan orangtua, Memberdayakan dan memadukan setiap potensi dan sumber daya yang ada, Asri dalam menciptakan lingkungan sekolah yang indah, nyaman dan menyenangkan, Norma, memiliki norma disiplin, jujur, terbuka dalam keseharian bagi seluruh warga sekolah, Aman, menciptakan rasa aman bagi anak didik di lingkungan sekolah, serta Halus tuturkata yang mencerminkan kepribadian muslim.

Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi di atas antara lain Pembelajaran Efektif Dalam Kelas, Penguatan Budaya Mutu, Meningkatnya Partisipasi  Peran Orang Tua, Terwujudnya Lingkungan Sekolah Nyaman dan Aman, Meningkatnya Animo Masyarakat, serta Menjadi Sekolah Pengimbas.
Rupanya, buah pemikiran, pengalaman, dan presentasi Astuti menghasilkan prestasi gemilang. Terbukti para juri sepakat untuk menentukan Astuti sebagai juara I Kepala TK Berprestasi Tingkat Nasional. Bagi Astuti sendiri, ini adalah hasil kerja keras yang amat manis tak hanya untuk dirinya dan keluarganya, namun juga bagi institusi taman kanak-kanak yang dipimpinnya serta Provinsi Lampung. Kebanggaan besar yang bahkan tak dapat ia lukiskan dengan kata-kata. ***


Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Majalah MISI dan Guru (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment