SMK Negeri 5 Jember : Meroket dengan Kaliber


Megah, luas, dan tertata. Kesan itulah yang tepancar ketika melihat sekilas SMK Negeri 5 Jember  yang terletak di Jalan Brawijaya Nomor 55 Jember, tak jauh dari Terminal Tawang Alun, Jember. Sentuhan warna merah menjadi ornamen dari sisi-sisi eksterior bangunan dan pagar SMKNegeri 5 Jember. Tugu papan nama sekolah juga terpampang besar dan sangat jelas, sehingga mustahil bagi siapapun yang mencari sekolah ini untuk tidak menemukannya. Pintu masuk gerbang sekolah ada di bagian tengah, dengan sebuah pos satpam terletak di antaranya. Gerbang pintu masuk/keluar ini akan ditutup pada saat jam belajar sekolah dan dibuka pada saat siswa tiba atau pulang sekolah.

Menurut Drs. Rinoto, MM., kepala SMK Negeri 5 Jember, dulu tampilan SMK Negeri 5 Jember tak semegah sekarang. Bangunan sekolahnya saja tak tampak dari depan karena tertutup oleh rerimbunnya pohon. Demikian pula letak gerbang sekolah terlihat kurang menonjol. Oleh karena itu, perombakan pun dimulai sedikit demi sedikit. Namun bukan tanpa sebab perombakan fisik sekolah tersebut dilaksanakan. Rinoto berharap, dengan mengubah fisik dan sisi perwajahan sekolah menjadi lebih cantik dan lebih megah, hal itu akan membuat warga sekolah, terutama siswa, merasa bangga dengan sekolahnya. “Anak harus bangga dengan almamaternya, karena salah satu penyebab anak kurang minat belajar adalah karena kurang percaya diri dan kurang yakin dengan lembaga yang ditempatinya. Oleh karena itu, saya coba membangun sekolah ini menjadi sedemikian besar dari segala akses, termasuk visinya,”jelasya. Berbagai perubahan pun terjadi, bahkan termasuk nama sekolah, yang sebelumnya adalah SMK Negeri 1 Sukorambi, diubah menjadi SMK Negeri 5 Jember supaya terkesan memiliki prestige yang lebih membanggakan.

Tak sekadar mengubah fisik sekolah, banyak strategi lainnya yang diterapkan Rinoto untuk mengangkat nama SMK Negeri 5 Jember menjadi lebih benderang. “Kami juga harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa lulusan sekolah ini penyerapannya tinggi. Umumnya, anak yang masuk SMK adalah anak yang bermasalah; entah itu masalah ekonomi, masalah atau masalah minat. Tapi kami harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kami tidak ingin memperpanjang mata rantai kemiskinan masayarakat,” terangnya lagi.


Demi membuktikan diri bahwa SMK Negeri 5 Jember pun memiliki kemampuan untuk bangkit dan menjadi sekolah besar, Rinoto mencoba untuk memberikan ‘efek kejut’ pada masyarakat. Banyak strategi yang dilakukan meski tantangan yang dihadapi cukup berat. Hal pertama yang dilakukan adalah menyatukan visi dan misi para guru dan tenaga kependidikan dalam hal mengatrol kualitas sekolah. “Internal harus kuat dulu, karena tanpa itu, tidak mungkin sekolah menjadi besar,” ucapnya.
Lambat laun, sekolah pun bangkit dan menunjukkan keberhasilannya. Indikasi keberhasilan itu salah satunya adalah ditunjuk menjadi Sekolah Model ADB INVEST pada tahun 2011, sehingga sekolah pun memiliki kesempatan untuk membangun dan meningkat diri menjadi lebih besar lagi. SMK Negeri 5 Jember juga telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dari SAI GLOBAL pada tahun 2006 dengan Cert. No. QEC. 23904, dan ISO 9001:2008 oleh DQS yang berpusat di Jerman dengan Cert. No. 47202QM08.

Sekolah Rujukan
Hingga saat ini, SMK Negeri 5 Jember telah menjadi Sekolah Rujukan dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari sisi penyediaan kompetensi keahlian pun, sekolah ini memiliki 13 kompetensi keahlian yang dapat dipilih siswa sesuai dengan bakat minatnya. Jenis kompetensi keahlian atau jurusan tersebut antara lain Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, Agribisnis Tanaman Perkebunan, Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman, Penyuluhan Pertanian, Agribisnis Budidaya Ternak Ruminansia, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Perikanan, Mekanisasi Pertanian, Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Pengawasan Mutu, Kimia Analis, Teknik Komputer dan Jaringan, dan Multimedia.

Dengan jurusan sebanyak itu, ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada SMK Negeri 5 Jember kian waktu menjadi semakin tinggi karena tingginya minat atau animo. Menurut Rinoto, tiap kali penerimaan siswa baru, SMK Negeri 5 Jember tak hanya menerima siswa dari wilayah Jember saja, namun bahkan ada yang berasal dari kota-kota lainnya seperti Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, dan lain sebagainya. Terlebih SMK Negeri 5 Jember menyediakan pagu yang cukup besar. Pada tahun ajaran 2015/2016, jumlah total siswa mencapai 2.694 anak, dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 78 rombel.

Anang Heryanto, Ketua Komite SMK Negeri 5 Jember mengatakan bahwa akhir-akhir ini minat masyarakat terhadap SMK Negeri 5 Jember semakin tinggi. SMK Negeri 5 Jember tak lagi dipandang sebagai sekolah pilihan kedua atau alternatif, melainkan menjadi sekolah idaman bagi banyak siswa dari berbagai daerah yang memiliki minat di bidang pertanian. Anang sendiri menyekolahkan dua dari empat anaknya di SMK Negeri 5 Jember. “Yang pertama sudah lulus dan sekarang bekerja di perkebunan kelapa sawit, dan yang kedua masih bersekolah di sini, di jurusan Kimia Analis. Saya pilih SMKN 5 Jember karena praktis dan menjanjikan. Negeri kita ini negeri agraris, dan saya lihat banyak sekali peluang dan kesempatan yang ditawarkan dalam bidang ini, dan hanya SMK yang mampu memberikan bekal dan kompetensi untuk meraih peluang itu,” katanya. Ia berpendapat bahwa langkah yang ditempuh SMK Negeri 5 Jember selama ini cukup bagus hingga menjadi sekolah berkualitas yang diunggulkan masyarakat. Mulai dari fasilitas sarana dan prasarana, sumber daya manusianya, hingga manajemen sekolahnya, masyarakat telah memberikan penilaian yang memuaskan.

Meski demikian, Anang juga menyadari bahwa keberhasilan sekolah juga harus didukung oleh semua pihak, tak hanya pihak internal sekolah saja. Orangtua siswa ataupun komite sekolah pun perlu turut andil dalam hal memajukan sekolah. Sebagai ketua komite sekolah, Anang mengatakan bahwa sejauh ini komite sekolah selalu siap sedia membantu, mendorong, dan mendukung sekolah ke arah yang lebih baik. Sejauh ini, partisipasi komite terhadap kemajuan sekolah pun cukup banyak dan solid. “Sekolah banyak menyelenggarakan berbagai kegiatan yang juga melibatkan partisipasi komite sekolah, misalnya persiapan lomba, seminar dan pendidikan tentang kenakalan remaja dan narkoba, pemberian reward bagi guru, kegiatan Pramuka, kegiatan beladiri, honor bagi guru honorer, dan sebagainya,” terangnya.

Meski acapkali komite sekolah ataupun orangtua siswa memberikan kontribusi bagi sekolah, menurut Anang, itu pun tak bersifat memaksa, namun atas dasar sukarela saja. Rinoto sendiri menegaskan bahwa tugas sekolah adalah untuk mendidik generasi bangsa. “Tidak ada alasan, siswa tidak bisa sekolah hanya karena masalah keuangan,” tukasnya. Oleh karena itu, ia pun menyiapkan strategi untuk memecahkan masalah ini, yakni dengan cara mencarikan beasiswa bagi para siswa. Beasiswa ini tak hanya berasal dari Pemerintah, namun juga lembaga swasta, atau bahkan hingga perorangan. “Sekolah tidak memaksa orangtua untuk mengeluarkan uang. Malah kami justru membantu orangtua untuk menemukan solusi bagaimana mendapat sumber untuk membiayai anaknya bersekolah di sini. Maka itu, saya berusaha untuk selalu meyakinkan siapapun yang merasa memiliki kemampuan lebih untuk membantu anak-anak ini. Saya katakan pada mereka bahwa hidup ini butuh penyaluran, dan kami kebetulan memiliki anak-anak sebagai tempat penyaluran. Ternyata banyak orangtua asuh yang ingin membantu anak-anak ini. Kami merasa senang karena ini berarti SMK Negeri 5 mendapat kepercayaan dari masyarakat,” terangnya.

Andaikan ada siswa yang memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas, Rinoto pun mengatakan bahwa sekolah berupaya memfasilitasinya dengan cara mencari peluang beasiswa di universitas-universitas atau melalui beasiswa Bidik Misi. “Kami akan sangat bangga jika ada anak kami masuk perguruan tinggi dengan beasiswa. Sejauh ini, banyak lulusan SMK Negeri 5 Jember yang diserap di beberapa universitas seperti Unej, Poltek Jember, IPB, Unibraw, dan sebagainya. Kalau tidak dengan beasiswa, lebih baik anak-anak tidak akan saya lepas, karena mereka memang diproyeksikan untuk siap kerja,” katanya lagi.

Jalin Kerjasama
Tak hanya memberikan jaminan ketenangan kepada masyarakat, SMK Negeri 5 Jember juga berupaya untuk membuktikan diri sebagai sekolah yang memiliki kredibilitas tinggi, mampu menghasilkan generasi unggul yang siap berkompetisi dan mendapat tempat di dunia kerja di mana pun. Untuk menjalankan misi ini, sekolah membuat strategi dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan mencari peluang apapun yang baik untuk para siswa. Rinoto pun mengaku bahwa proses ini tidaklah mudah, melainkan juga memerlukan waktu yang panjang. Namun berkat ketekunan dan keuletan seluruh tim SMK Negeri 5 Jember, keberhasilan demi keberhasilan dicapai, membuat masyarakat semakin besar dalam memberi kepercayaannya.

Beberapa jalinan kerjasama yang dibina oleh SMK Negeri 5 Jember antara lain program partnership dengan PT. Astra Honda Motor Jakarta untuk memproduksi bibit tanaman Gaharu, Trembesi, Kayu Putih, dan Sengon melalui perbanyakan secara Kultur Jaringan. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2013.  Bibit tanaman yang diproduksi ini juga digunakan sebagai souvenir pembelian produk PT. Astra Honda Motor.

Selain itu, sekolah juga bekerja sama dengan PT. Jogya Inovasi Teknologi dalam perakitan dan pembuatan komponen alat mesin pemanen padi (Combine Rice Harvester) untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri. Pada program ini, seorang guru dan 4 orang siswa dari Program Keahlian Mekanisasi Pertanian telah mendapat pelatihan dan pemagangan di Pabrik PT. Jogya Inovasi Teknologi yang bertempat di Madiun. Follow up dari kegiatan ini, pada tahun 2015, guru dan siswa tersebut diberangkatkan ke Tianjin-China untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut selama 4 bulan. Tak hanya dengan pihak-pihak di dalam negeri saja, sekolah juga menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dari luar negeri, misalnya program partnership pertukaran guru dan siswa dengan College of Agriculture and Technology Thailand, dan lain sebagainya. “Bahkan baru-baru ini ada juga dari Rusia dan Amerika,” kata Rinoto.

Menurut kepala sekolah  yang kerap juga berkunjung untuk melakukan studi banding untuk melihat sekolah di luar negeri ini, sebenarnya kualitas SMK di dalam negeri pun tidak kalah dengan sekolah kejuruan di luar negeri. Hanya iklim maupun budayanya yang berbeda. “Dalam semangat belajar, kita juga tidak kalah. Dari sisi materi juga kita tidak terlalu jauh. Yang berbeda mungkin layanan sarana prasarana dan layanan pendidikannya. Kalau di luar negeri, masyarakat tidak pernah berpikir ulang mengenai biaya pendidikan, oleh karena itu sekolah dapat mengoptimalkan potensi karena mendapat sokongan penuh. Namun di sini, kita harus berpikir keras dan harus multitalenta, baik itu untuk mencari dana, meyakinkan masayarakat, memikirkan program, dan lain sebagainya,” ucapnya. Namun demikian, ia selalu optimis dengan masa depan SMK Negeri 5 Jember. Sejauh ini, banyak hasil yang telah dinikmati masyarakat, terutama anak-anak yang telah bersekolah di sini.


Eko Yuwono, Ibnu Gandi Dwi Prayoga, dan Samsul Arifin, siswa kelas XII di SMK Negeri 5 Jember, adalah anak-anak yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk belajar dan magang di China melalui program kerjasama tersebut. Ibnu mengatakan bahwa berkat dikirim ke China, ia memiliki banyak pengalaman dan pandangan baru, sekaligus memiliki motivasi yang lebih besar untuk menjadi sukses di kemudian hari. “Di China saya magang di perusahaan yang membuat electric bicycle. Di sana saya banyak belajar, baik teori maupun praktek. Yang saya lihat dari orang China, mereka itu sangat kreatif dalam memanfaatkan sparepart yang sepertinya terlihat sepele, namun menjadi sesuatu yang sangat mengagumkan dan berdampak besar bagi lingkungan. Sebenarnya orang kita juga tidak kalah kalau kita mau belajar,” ujarnya.

Sedangkan Samsul Arifin dan Eko Yuwono pun memiliki pendapat yang sama, bahwa kesempatan dikirim ke China membuat mereka lebih berpengalaman dan banyak belajar. Mereka mengaku merasa betah selama masa magang satu bulan dan juga banya belajar nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, dan sebagainya.

Laku Sebelum Lulus
Sekolah juga telah merangkul banyak pihak dunia usaha/industri dalam hal perekrutan tenaga kerja demi memudahkan para lulusannya. Target ini dirasa tak lagi begitu sulit karena SMK Negeri 5 Jember telah memiliki nama  besar dengan jaminan kualitas lulusannya. “Kami telah bekerja sama dengan kurang lebih 160 du/di, dan ini sangat membantu pula dalam hal perekrutan tenaga kerja. Biasanya, mereka datang, mendata, dan memberi tawaran kepada anak-anak bahkan sebelum mereka dinyatakan lulus UN,” kata Rinoto. Hal ini menunjukkan tingkat kepuasan dunia usaha/industri terhadap kualitas SDM yang dihasilkan SMK Negeri 5 Jember cukup tinggi, mengingat tingginya permintaan tenaga kerja.

H. Slamet Sulistiyono, S.P., Direktur PT. Benih Citra Asia, salah satu du/di yang telah menjalin ikatan kerjasama dengan SMK Negeri 5 Jember mengatakan bahwa pihaknya selalu antusias dan terbuka dengan adanya para siswa SMK Negeri 5 Jember yang magang di perusahaannya. Ia pun mengaku telah banyak merekrut tenaga kerja lulusan SMK Negeri 5 Jember. Terlebih ia pun adalah alumni dari SMK Negeri 5 Jember, sehingga memiliki ikatan yang kuat terhadap almamaternya. Justru karena keberhasilan dirinya yang mampu membangun perusahaan industri benih tanaman pangan dan holtikultura hingga sebesar sekarang, ia pun ingin menginspirasi para siswa SMK untuk tak pantang menyerah dan rendah diri.

Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2005 dan cukup stabil, PT. Benih Citra Asia tak hanya menerima siswa SMK Negeri 5 Jember untuk magang atau prakerin, namun juga siswa-siswi dari berbagai SMK di seluruh Indonesia; mulai dari Jurusan Benih, Analis Benih, hingga Kultur Jaringan.  “Kami memberi mereka kesempatan merasakan dunia kerja di sini. Oleh karena itu, kami juga memberikan banyak ilmu, dari hulu hingga ke hilir. Ibaratnya, setelah magang di sini dan berhasil menyerap semua ilmunya, mereka akan siap menjadi pengusaha atau karyawan yang tangguh untuk memajukan pertanian di Indonesia, terutama di industri perbenihan,” katanya.

Meski banyak siswa dari berbagai sekolah magang atau prakerin di industrinya, Slamet mengatakan bahwa ia melihat perbedaan antara masing-masing siswa. Siswa SMK Negeri 5 Jember menurutnya lebih cekatan, lebih mudah mengerti, dan juga memiliki karakter yang lebih baik. Slamet juga mengatakan bahwa jalinan kerjasama antara PT. Benih Citra Asia dengan SMK Negeri 5 Jember tak hanya dalam Program Prakerin Siswa saja, melainkan juga sharing ilmu atau memberi kesempatan magang bagi guru, rekruitmen tenaga kerja, sebagai asesor uji kompetensi, sinkronisasi kurikulum, dan lain sebagainya. “Bahkan sekarang kami membuat kerjasama baru, dimana kami akan membuat Green House Hidroponik bersama SMK Negeri 5 Jember. Nanti akan ada transfer teknologi dari sini ke SMKN 5 Jember. Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi SDM di SMK Negeri 5 Jember karena mereka akan mendapatkan ilmu dan pengalaman lebih,” ungkapnya.

Kebebasan Guru
Kerjasama antara du/di dengan sekolah juga membawa keuntungan tersendiri bagi para guru SMK Negeri 5 Jember untuk terus meng-upgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki supaya senantiasa seiring dengan kebutuhan du/di. Abdul Muhid, S.Pd., guru jurusan Agronomi di SMK Negeri 5 Jember mengaku banyak terbantu dengan adanya kerjasama yang dijalin antara sekolah dengan pihak du/di. Namun demikian, kerjasama antara sekolah dan pihak du/di pun saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sehingga tercipta semacam simbiosis mutualisme. “Beberapa teknologi yang diterapkan di perusahaan perlu kita pelajari. Tapi terkadang perusahaan juga mengadopsi apa yang kita coba di sekolah. Pernah kami membuat inovasi mengenai kultur jaringan, hingga suatu perusahaan pun mengirimkan karyawan-karyawannya untuk belajar di sini,” kata Muhid.

Bagi guru yang dulu pernah belajar di Institut Pertanian Bogor ini, mengajar di SMK Pertanian adalah sebuah passion sekaligus dedikasi. Tak hanya mendidik para siswanya untuk memiliki kompetensi di bidang pertanian, namun acapkali ia pun menghadapi tantangan untuk memberi pengertian pada masyarakat bahwa SMK pertanian itu berbeda dengan SMK bidang lainnya. “Tantangan di SMK pertanian, yang dihadapi di sini adalah mahluk hidup. Inilah yang harus saya komunikasikan dengan orangtua, karena kadangkala saya mendapat komplain dari orangtua ketika anak mereka terlambat pulang karena harus praktek di sekolah. Padahal jika di pertanian, ketika siswa mulai praktek, maka mereka harus terus berpraktek secara kesinambungan dan terjadwal penuh. Misalnya, ketika menanam kangkung, pada musim kemarau, maka siswa harus rutin menyiram, memberi pupuk, membersihkan rumput, dan sebagainya tanpa membedakan apakah jam sekolah sudah usai atau belum, ataukah hari sedang libur atau tidak. Kalau hanya mengikuti praktek sesuai jam sekolah, maka tidak akan ada hasilnya di lahan. Hanya dengan praktek yang berkesinambungan maka anak dapat menyerap ilmu dengan cepat,” jelasnya.


Namun demikian, tugas guru tak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa untuk mengasah skill dan kompetensinya saja, namun juga memperkuat karakter mereka. Bagaimanapun, mental dan karakter kuat adalah kunci sukses bagi siapa saja yang bergerak di bidang apa saja. Beberapa kiat dilakukan SMK Negeri 5 Jember dalam upaya memperkuat karakter warga sekolah, terutama melalui budaya sekolah yang diterapkan secara keseharian. Salah satu budaya sekolah yang digalakkan untuk meningkatkan sisi religius siswa SMK Negeri 5 Jember adalah dengan menambah lagi 2 jam pelajaran agama. “Anak di sini harus bisa baca quran, itu target kami,” kata Rinoto.

Untuk menunjang peningkatan sisi religius warga sekolah, fasilitas pun diperlengkap, misalnya masjid, yang tak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga untuk pembelajaran agama. Satu cerita yang dituturkan Rinoto, bahwa sejatinya masjid sekolah tersebut dibangun atas sumbangsih para guru dan tenaga kependidikan di SMK Negeri 5 Jember sejak tahun 2011. Kini, masjid sekolah pun berdiri megah, bahkan lantainya pun terbuat dari bahan marmer. “Jangan sampai masjid lebih jelek dari apapun, tapi kami juga tidak meminta kontribusi ke orangtua siswa. Saya hanya memotivasi para guru dan karyawan, bahwa masjid adalah kendaraan kita menuju surga, oleh karena itu, harus kita upayakan sampai selesai. Ternyata hal ini mendorong para guru dan karyawan untuk memberikan sumbangsihnya,” katanya.

Umar Sungkar, S.Pd., M.M., guru Jurusan Mekanisasi Pertanian yang mengajar sejak tahun 1985 mengatakan mendidik anak, terlebih di zaman sekarang, tak hanya tentang meningkatkan kemampuan mereka dari sisi keilmuan saja, melainkan yang terpenting adalah memperkuat nilai-nilai karakter, termasuk nilai religius, kedisiplinan, dan nasionalisme. Umar sendiri berharap siswa-siswanya memiliki kecintaan terhadap bangsanya sendiri, sehingga mereka memiliki tekad dan visi untuk memajukan bangsa Indonesia. “Rasa nasionalisme itu bisa ditumbuhkan melalui kebiasaan-kebiasaan dan budaya sekolah seperti pelaksanaan upacara bendera, apel pagi, dan sebagainya. Selain itu, anak-anak juga harus diajarkan cara menghormati orangtua maupun orang lain, serta dibimbing bagaimana berkomunikasi yang baik,” terangnya.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan memiliki beban yang cukup berat, karena guru tak hanya bertanggung jawab untuk mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga membina karakter para siswanya. Di samping itu, guru juga dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya supaya kemampuan dan kompetensinya dapat setara dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Meski demikian, Rinoto merasa optimis karena menurutnya, SDM guru SMK Negeri 5 Jember telah banyak yang berada di atas rata-rata, misalnya berkualifikasi S-2. Yang terus ia lakukan adalah memotivasi dan mendorong para guru dan tenaga kependidikan yang kesemuanya berjumlah 202 orang ini untuk terus maju dan meningkatkan diri.

Namun ia juga senantiasa menekankan bahwa yang terpenting untuk diterapkan dalam bekerja adalah manajemen qolbu, dimana guru maupun tenaga kependidikan harus berupaya untuk bekerja secara ikhlas, penuh kesungguhan, dan dedikasi tinggi. Dengan demikian, guru maupun tenaga kependidikan dapat bekerja secara maksimal tanpa merasa terbebani oleh tuntutan-tuntutan dalam diri.

Demi meningkatkan kinerja, Rinoto pun tak segan untuk memberi kebebasan guru maupun tenaga kependidikan untuk berimprovisasi selama tidak melanggar rambu sekolah. Guru maupun tenaga kependidikan berhak untuk mendapatkan atau mengikuti pelatihan, diklat, ataupun magang demi mengingkatkan kompetensinya. Bahkan untuk memacu guru, sekolah pun tak segan untuk memberikan apresiasi atau reward terhadap guru atas keberhasilan dan peningkatannya. Tak hanya guru, bahkan siswa pun mendapat kesempatan untuk tampil lebih baik dan mendapat reward serta apresiasi.

SMK Negeri 5 Jember selalu berupaya untuk tak hanya mempersiapkan tenaga kerja handal dan kompeten untuk terjun dalam dunia industri/usaha, namun juga mendorong guru maupun siswa untuk terus melakukan inovasi-inovasi demi kemajuan pendidikan dan sosial masyarakat. Berbagai inovasi yang diciptakan SMK Negeri 5 Jember telah terbukti berdaya guna. Produk inovasi tersebut antara lain produk pakan ayam Proba Kaliber (probiotik SMK 5 Jember) yang terbukti lebih alami, kendaraan traktor Kaliber, mesin combine rice harvester Kaliber, hingga jenis baru ikan lele Caca (karena penemunya adalah siswa yang bernama Caca Handika), dimana ikan lele ini lebih besar, lebih tahan penyakit, dan lebih ekonomis. Brand yang digunakan adalah Kaliber, yang merupakan kependekan dari SMK Lima Jember.

Tak hanya berinovasi, SMK Negeri 5 Jember pun berupaya memperkenalkan produk-produk istimewanya melalui berbagai penyelenggaraan event seperti pameran sekolah seperti Saturday Market Fair, School Anniversary, bahkan hingga melalui penyelenggaraan kegiatan yang berbasis kemasyarakatan. Ini pun merupakan suatu bentuk pengabdian sekolah terhadap masyarakat. Berbagai kegiatan telah diselenggarakan, antara lain memberi wawasan masyarakat tentang budidaya cacing sutra, pembuatan nata de coco, pelatihan dan pembinaan sentra bakso,  penyuluhan pertanian, bahkan hingga menyelenggarakan kegiatan School Destination sebagai ajang pengenalan dunia pertanian bagi anak-anak yang masih duduk di bangku PAUD/TK/SD. Menurut Rinoto, kegiatan ini pun memiliki sisi positif tersendiri, yakni setidaknya sebagai sarana pengendalian kenakalan remaja.

Soal prestasi, SMK Negeri 5 Jember merupakan sekolah dengan sarat prestasi yang membanggakan, tak hanya dari tingkat kota atau kabupaten saja, namun hingga tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. Untuk kejuaraan seperti LKS, SMK Negeri 5 Jember kerap memboyong piala dari tingkat nasional. Salah satunya adalah berhasil meraih juara I Post Harvest Technology dalam ajang LKS Tingkat Nasional pada tahun 2016 ini. “Ada juga yang mendapat prestasi juara internasional dan sebentar lagi akan dikirim ke Abu Dhabi,” kata Rinoto. 

Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula tantangan yang dihadapi SMK Negeri 5 Jember untuk menyiapkan generasi siap kerja dan siap bersaing di era internasional. Namun sebagai SMK pertanian unggulan, SMK Negeri 5 S Jember selalu optimis dan memiliki keyakinan bahwa setiap tantangan pasti ada jawaban dan jalan keluar. Terus menjadi yang terbaik tak hanya sekadar cita-cita, namun tekad yang harus terus dipegang teguh. ***



Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment