SMK Negeri 5 Balikpapan : Mudahkan Lulusan untuk Berlayar


Balikpapan – sebuah kota di wilayah Kalimanan Timur yang sangat terkenal dengan kebersihannya, memiliki potensi besar di bidang kelautan. Terlebih dengan adanya Pelabuhan Semayang, Balikpapan, denyut nadi potensi kelautan di wilayah yang berpenduduk 706.414 jiwa ini cukup riuh. Namun tentu potensi ini memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten demi menciptakan kemajuan ekonomi maupun daerah. Peluang inilah yang ditangkap oleh SMK Negeri 5 Balikpapan, sebagai jawaban atas kebutuhan sumber daya manusia tersebut. Sebagai sekolah menengah kejuruan berbasis kemaritiman, SMK Negeri 5 Balikpapan siap bersaing dan menyediakan lulusan-lulusan yang akan menjadi tenaga kerja unggulan di bidangnya.  

Satu-satunya SMK Maritim di Balikpapan
Diresmikan berdiri pada tahun 2000, SMK Negeri 5 Balikpapan pun mengalami masa-masa perjuangan untuk menjadi sekolah yang besar. Drs. H. Hal itu diceritakan oleh Muhammad Usman, M.Pd., sosok yang pernah menjadi kepala sekolah pertama di SMK Negeri 5 Balikpapan Menurutnya, awal berdirinya SMK Negeri 5 Balikpapan hanya berbekal tekad dan optimisme. “Sekolah ini dibangun pada tahun 1999 tanpa ada surat sedikitpun dari Walikota Balikpapan, jadi yang mengatur adalah Pemerintah Provinsi. Saat itu saya dibawa kunjungan ke SMKN 1 Mundu Cirebon untuk banyak belajar dari sana, bagaimana membangun sekolah kemaritiman,” kisahnya. Pada   tanggal  29  Nopember  1999, peletakan  batu pertama pembangunan SMKN 5 Balikpapan di tanah milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Pantai Lamaru,  Kecamatan Balikpapan Timur, dilakukan  oleh walikota Balikpapan, H. Tjujup Suparna.

Pembangunan sekolah yang juga menggunakan dana bantuan dari Pemerintah Jepang melalui program OECF (Ocean East Coorporate Fundation) ini selesai pada 30 Juni 2000. SMK Negeri 5 Balikpapan yang pada saat embrionya bergabung di SMK Negeri 1 Balikpapan, pada tahun 2000 pun pindah ke SMK Negeri 5 Balikpapan dengan membawa delapan  orang tenaga pengajar (empat orang di antaranya pindahan dari SMKN 1 Balikpapan) serta dua orang tenaga tata usaha. Pada bulan Juni 2000, untuk pertama kali penerimaan siswa baru secara langsung dilaksanakan di SMK Negeri 5 Balikpapan dan mampu menjaring sebanyak tujuh kelas, yang terdiri dari 3 program keahlian, yakni Jurusan Perkapalan,  Jurusan Teknika Nautika Perikanan, dan Jurusan Perikanan Laut.

Namun demikian, menurut Usman, sekolah perikanan dan kelautan saat itu masih susah untuk populer karena masyarakat masih menggantungkan harapan di sektor pertambangan, yang saat itu memang cukup marak di Kalimantan Timur. Tak mudah menyerah, SMK Negeri 5 Balikpapan terus membangun diri dan memberi bukti kesuksesan. Hingga lambat laun, sekolah ini pun dilirik dan banyak diminati, bahkan menjadi sekolah favorit yang mencetak generasi-generasi siap kerja di bidang kelautan dan perikanan.


“Kami pernah bekerja sama dengan perusahaan Jepang, mereka mau merekrut lulusan-lulusan kami untuk bekerja di perusahaan mereka di Jepang dengan kontrak kerja 3 tahun. Anak-anak kami pun sudah banyak yang menjadi kapten kapal atau nahkoda. Dengan berbagai bukti keberhasilan tersebut, lambat laun SMK Negeri 5 Balikpapan mendapat banyak kepercayaan dari masyarakat,” kata Usman.
Kebanggaan lain yang diperoleh SMK Negeri 5 Balikpapan adalah, bahwa sekolah ini telah mendapat anugerah sebagai sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2015. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Disiplin ala Militer
Saat ini, SMK yang telah ditunjuk sebagai sekolah rujukan ini dipimpin oleh Drs. Rusjanto, yang baru menjabat sejak tahun 2015. Jumlah total siswanya pun melonjak drastis, yakni sebanyak 1.012 siswa pada tahun ajaran 2015/2015, yang terbagi dalam 30 rombongan belajar, dengan jumlah total guru dan tenaga kependidikan sebanyak 93 orang. Jurusan atau kompetensi keahlian yang ditawarkan sekolah pun kini jauh lebih banyak, yakni ada 10 Jurusan. Jurusan Instalasi Permesinan Kapal, Jurusan Nautika Kapal Niaga, Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan, Jurusan Teknik Kapal Niaga, Jurusan Teknik Kapal Penangkap Ikan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Jurusan Budidaya Perikanan, Jurusan Teknik Permesinan, dan Jurusan Teknologi Komputer dan Jaringan. Di antara sepuluh jurusan tersebut, yang kerap menjadi pilihan calon siswa menurut Rusjanto antara lain Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Jurusan Teknik Permesinan, dan Jurusan Instalasi Permesinan Kapal.

Satu hal yang paling menonjol di SMK Negeri 5 Balikpapan adalah penerapan nilai-nilai kedisiplinan yang cukup tinggi. Sekolah yang berada di pesisir Pantai Lamaru, Balikpapan ini menerapkan gaya kedisiplinan semi militer, dan itu tercermin dari seragam yang dipakai para siswa maupun budaya-budaya sekolahnya. Bahkan julukan siswa di sekolah ini adalah para taruna dan taruni. “Para taruna menerapkan cara hormat dan menyapa dengan gaya semi militer di sini. Untuk budaya sekolah, kami juga selalu mengadakan apel pagi yang dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai jam pelajaran, yakni pukul 07.00 – 07.15 wita,” kata Rusjanto. Aktivitas seperti baris-berbaris, push up, sit up, skotjam, dan semacamnya adalah hal yang biasa dilakukan oleh taruna-taruni SMK Negeri 5 Banjarmasin. Menurut Rusjanto, kedisiplinan dan latihan fisik bagi siswa akan membawa manfaat besar bagi mereka ketika terjun ke dunia kerja, karena umumnya dunia industri pelayaran atau kemaritiman selalu membutuhkan etos disiplin yang tinggi dan fisik yang kuat. “Bekal untuk sukses nomor satu adalah nilai kedisiplinan, karena kesuksesan seseorang itu ditentukan oleh attitude yang baik,” tuturnya.

Tak mudah untuk menjadi taruna di SMK Negeri 5 Balikpapan. Calon taruna tak hanya sekadar melampaui persyaratan dengan nilai UN, namun juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan lainnya. Syarat umum calon taruna antara lain lulusan yang berijazah SLTP negeri atau swasta yang sederajat, umur maksimal 21 tahun, berbadan sehat, tidak cacat dan tidak buta warna, tidak bertato/bertindik/patah tulang. Khusus untuk kompetensi keahlian pelayaran, tinggi badan untuk putri minimal 153 cm, sedangkan putera minimal 155 cm. Para calon taruna yang lulus dan dinyatakan diterima pun akan mendapatkan pelatihan dasar-dasar kepemimpinan selama kurang lebih 1 bulan. Dalam hal ini, sekolah juga bekerja sama dengan Angkatan Laut.

Forasmuch Palimbong, taruna kelas XII Jurusan Jurusan Teknik Permesinan mengatakan bahwa niatnya ingin bersekolah di SMK Negeri 5 Balikpapan adalah karena ia ingin menjadi seperti ayahnya, yang seorang nahkoda kapal ferry. “Saya pilih Jurusan Teknik Permesinan karena jurusan ini punya banyak peluang kerja, kalau tidak di laut ya masih bisa kerja di darat. Saya senang sekali bersekolah di SMK Negeri 5 Balikpapan, karena baju seragamnya cukup keren dan gagah, dan kalau jalan dilihat banyak orang,” ujarnya dengan polos. Saat mengetahui ia diterima, ia pun merasa sangat senang dan berkomitmen untuk terus mengejar cita-citanya, meski ia masih harus melanjutkan studi ke politeknik kelautan Semarang.

Saat pelaksanaan prakerin selama 3 bulan, Foras, demikian ia disapa, pun mendapat kesempatan untuk magang di kapal tempat ayahnya bekerja. “Saya bekerja di bagian mesin, seperti cek oli, cek mesin, dan sebagainya. Karena masih praktek, jadi masih banyak disuruh-suruh. Tapi saya tidak keberatan, karena dari situ pun saya banyak belajar,” katanya.

Sedangkan Risky, taruna kelas XII Jurusan Teknika Kapal Niaga mengatakan bahwa ia ingin masuk ke SMK Negeri 5 Balikpapan karena sudah banyak mendengar bahwa banyak lulusan SMK Negeri 5 Balikpapan yang menjadi orang sukses. Seperti halnya Foras, Risky pun memiliki pengalaman melaksanakan kegiatan prakerin di sebuah kapal ferry di Pelabuhan Tarakan. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu melalui kegiatan prakerin tersebut. “Saya bisa mengisi Buku Pelaut, mengetahui dasar keselamatan di atas kapal, dan sebagainya. Saya tidak keberatan meski harus piket di saat jam jaga dan bangun pukul 3 pagi,” ceritanya.

Tantangan Sertifikat
SMK Negeri 5 Balikpapan telah menjadi tumpuan harapan bagi siswa-siswanya, bahwa dengan menuntut ilmu di sini, kelak mereka akan menjadi seorang pelaut sukses. Kendati demikian, rupanya perjalanan karier di dunia pelayaran tak semudah di bidang-bidang lainnya. Untuk bekerja di pelayaran, ijazah SMK saja masih belum mencukupi, melainkan masih harus melengkapi diri dengan berbagai sertifikat IMO (International Maritime Organization), baik itu ijazah deck maupun sertifikat keterampilan seperti Basic Safety Training (BST), Advanced Fire Fighting (AFF), Survival Craft & Rescue Boats (SCRB), dan lain sebagainya.

Haris, S.Tra., guru SMK Negeri 5 Balikpapan Jurusan Nautika Kapal Niaga mengatakan bahwa sebenarnya bidang pelayaran itu tidak mudah dan juga tidak murah. Setelah lulus SMK, anak masih harus menempuh beberapa ujian lagi untuk mendapatkan sertifikat supaya bisa bekerja di kapal. Ujiannya  ada 2, yakni praprala (sebelum praktek di atas kapal) dan pascaprala (setelah praktek di atas kapal). Sebelumnya, mereka akan mendapatkan materi-materi baru yang tidak diberikan di sekolah, yang dinamakan Diklat Simulator. Untuk sekian proses ini, kami bekerja sama dengan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, atau Polimarine Semarang. Proses ini bisa berlangsung sekitar 2,5 - 3 tahun, dan Itu sudah menjadi persyaratan dari Kementerian Perhubungan, supaya bisa bekerja di atas kapal. Nantinya, mereka bisa langsung menjadi perwira atau nahkoda,” terang guru yang telah menyandang ijazah ANT II ini.


Meski demikian, menurut Haris, pembelajaran di SMK juga memberikan bekal yang cukup bagus bagi anak-anak, terutama bagi yang berminat terjun di dunia pelayaran. Sejauh ini, sekolah telah melengkapi diri dengan berbagai fasilitas sarana prasarana serta alat alat praktek yang menunjang pembelajaran, sehingga para taruna memiliki ilmu yang cukup ketika mereka benar-benar terjun ke dunia kerja. Bahkan sekolah pun telah memiliki bangunan berbentuk kapal yang dapat menjadi tempat praktek siswa.

Tak semua taruna di SMK Negeri 5 Balikpapan adalah mereka yang tinggal di sekitar sekolah. Sebagai satu-satunya SMK pelayaran dan perikanan yang diminati, banyak pula taruna yang tinggal cukup jauh dari sekolah. Untuk memudahkan mereka, sekolah pun tak segan menyediakan asrama bagi siswa tersebut. Saat ini, kapasitas asrama masih diperuntukkan bagi 30 anak. Sekolah menydiakan fasilitas listrik dan air secara gratis, siswa hanya mengusahakan konsumsi mereka sendiri saja. Rusjanto berharap ke depan Pemerintah Kota dapat membantu mewujudkan penambahan ruang asrama bagi anak-anak tersebut demi melancarkan pembelajaran. Bahkan ia sangat berharap, andaikan pendanaan asrama tersebut segera disetujui Pemerintah Kota Balikpapan, maka seluruh taruna di bidang kelautan tinggal di asrama tersebut.

Raih Kepercayaan Du/di
Meski demikian, kesuksesan sekolah tak hanya tergantung pada fasilitas sarana dan prasarana saja, namun juga pengembangan hubungan kerjasama dengan dunia luar, terutama dalah hal ini adalah para pihak dunia usaha/industri (du/di). Oleh karena itu, Rusjanto pun berupaya untuk terus mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak du/di, baik itu di wilayah Balikpapan hingga di luar kota Balikpapan. Bentuk jalinan kerja sama tersebut tak hanya terbatas sebagai tempat prakerin saja, melainkan juga dalam bentuk kerjasama rekruitmen maupun guru tamu. Sebagai sekolah yang telah banyak memberikan bukti keberhasilan, menjalin kerjasama dengan du/di tak lagi sebagai upaya yang alot. Bahkan menurut Rusjanto, telah banyak pihak du/di yang memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah maupun para siswa karena mereka tak lagi meragukan kualitas dan kompetensi para taruna SMK Negeri 5 Balikpapan.

Salah satu pihak du/di yang memberikan kepercayaan dalam jalinan kerjasama adalah PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. Monita Patricia, S.Kom., manager untuk area cabang Balikpapan mengatakan bahwa sejak tahun 2014 hingga sekarang, PT. PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. memberikan kesempatan kepada para taruna dari SMK Negeri 5 Balikpapan untuk melaksanakan program prakerin selama 3 bulan. PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. sendiri adalah sebuah perusahaan swasta Indonesia yang bergerak dalam bidang support industri migas,dengan kantor pusat di Jakarta. “Kami memiliki banyak kapal yang digunakan untuk supply barang ke rig,” jelas Monita.

Ia mengatakan bahwa pihaknya kerap membutuhkan tenaga profesional tertentu, termasuk di bidang marine. PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. pun senantiasa membuka kesempatan kepada para siswa lulusan SMK dan juga membuka kesempatan mereka untuk menimba ilmu serta meniti karier ke jenjang yang lebih baik. “Pengembangan SDM kami sangat terbuka. Misalnya, kami membuka peluang, dari yang awal mulanya sebagai administrasi bisa dipromosikan menjadi assistant manager. Untuk posisi-posisi penting, managemen lebih senang mengambil dari dalam, karena kinerja dan integritasnya sudah benar-benar terbukti. Kami tak menutup kemungkinan jika ada orang-orang yang berpotensi, maka akan disekolahkan atau ditraining untuk dipersiapkan pada posisi yang lebih tinggi,” ungkapnya. 

Prakerin Dua Kali
Sedangkan dalam hal praktek kerja lapangan (prakerin), PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. menerapkan standard dan aturan-aturan tertentu yang wajib diikuti oleh para taruna yang hendak melaksanakan prakerin. Beberapa persyaratan supaya dapat melakukan prakerin di PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. antara lain melengkapi diri dengan hasil medical checkup, memiliki SIB (surat ijin berlayar), memiliki sertifikat BST (Basic Safety Training) dan Buku Pelaut, serta memiliki asuransi. Setelah selesai melaksanakan prakerin, siswa pun diwajibkan membuat laporan dan melakukan presentasi di hadapan managemen. Sebelum melaksanakan prakerin atau naik kapal, para taruna pun terlebih dahulu harus mendapatkan pembekalan dan training orientasi di kantor PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. selama 1 minggu. “Jadi mereka sudah dibekali tentang suasana kerjanya, jenis kapalnya, briefing safety, dan lain-lain,” terang Monita.

Satu hal yang berbeda dan unik dibanding SMK lainnya, kegiatan prakerin di SMK Negeri 5 Balikpapan dilaksanakan dalam dua tahap, dimana masing-masing tahap dilaksanakan selama kurung waktu 3 bulan. Kegiatan prakerin tahap pertama dilaksanakan menjelang taruna duduk di bangku kelas XI, sedangkan prakerin tahap kedua dilaksanakan saat taruna sudah duduk di bangku kelas XII. Dengan waktu prakerin yang lebih banyak, diharapkan taruna memiliki lebih banyak pengalaman praktek demi menunjang kompetensinya.

Mengenai kualitas dan kompetensi para taruna SMK Negeri 5 Balikpapan, Monita berpendapat bahwa sejauh ini para taruna SMK Negeri 5 Balikpapan cukup unggul, terutama dalam hal kedisiplinan dan etos kerja. Hal ini membawa nilai plus tersendiri di mata pihak du/di. Oleh karena itu, acapkali ketika PT Logindo Samudra Makmur, Tbk. membutuhkan tenaga pelaut, maka salah satu referensi terpercaya adalah SMK Negeri 5 Balikpapan. “Beberapa lulusan SMK Negeri 5 Balikpapan sudah ada yang menjadi perwira di tempat kami. Asal mereka dapat memenuhi kriteria, maka kami selalu terbuka,” tambah Monita lagi.

Tangkap Peluang CSR
Jalinan kerja sama dengan berbagai pihak du/di pun acapkali membawa sisi keuntungan tersendiri bagi sekolah, misalnya dalam pemanfaatan CSR. Di kota Balikpapan sendiri, begitu banyak perusahaan atau industri, dan hal ini menjadi peluang tersendiri bagi sekolah untuk memanfaatkan CSR. Salah satu strategi yang dilakukan sekolah dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan CSR melalui peran komite sekolah.

H. Makmur, ketua komite SMK Negeri 5 Balikpapan mengatakan bahwa dirinya kerap menjadi penghubung antara sekolah dengan pihak dari perusahaan atau dunia industri. Terlebih karena ia pun memiliki akses dan kedekatan tersendiri dengan pihak industri, yang membuat misi tersebut dapat dengan mudah dilaksanakan. “Saya adalah sekretaris Karang Taruna Kota Balikpapan, Ketua Forum Perusahaan Kalimantan Timur, dan juga ditunjuk sebagai ketua Forum CSR Kota Balikpapan. Oleh karena itu, saya kerap membantu sekolah dalam menghubungkan ke pihak perusahaan,” katanya. Sejauh ini, sekolah telah cukup sering mendapatkan CSR dari berbagai perusahaan, baik itu dalam bentuk bantuan pendanaan, bantuan peralatan, hingga bantuan berupa pelatihan. Misalnya, Suzuki bersedia memberikan pelatihan gratis selama 2-3 hari untuk kompetensi pemeliharaan kendaraan roda dua. “Ini sudah tahun ke-3 mereka menyelenggarakan kegiatan ini secara rutin. Para teknisi dari Suzuki memberikan materi khusus untuk anak-anak. Mereka juga tak segan untuk memberikan reward bagi anak yang terampil sebagai penyemangat,” kata Rusjanto.

Berbagai bantuan dari CSR sangat menunjang kelancaran pembelajaran taruna dan juga meningkatkan optimisme bagi seluruh warga sekolah. Makmur berharap SMK Negeri 5 Balikpapan akan selalu mencetak lulusan-lulusan terbaik yang laris di dunia industri. “Di Balikpapan ini cukup banyak perusahaan pelayaran. Selama anak mau melengkapi diri dengan lisence atau sertifikat yang hubungannya dengan pelayaran, mereka pasti kerja,” ujarnya.

Selayaknya sekolah menengah kejuruan, SMK Negeri 5 Balikpapan pun memiliki unit-unit produksi yang bertujuan terutama untuk membimbing pendidikan kewirausahaan siswa, selain mendapatkan keuntungan, tentunya. Beberapa unit produksi tersebut antara lain pembibitan udang benur dan produksi kelapa, karena lahan sekolah yang luas dan memiliki banyak tanaman kelapa. Menurut Rusjanto, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan pun acapkali membuat berbagai aneka produk pangan dari ikan seperti kue, kerupuk, dan lain sebagainya. Meski demikian, menurut Rusjanto sejauh ini pemasarannya masih untuk kalangan warga sekolah saja. “Sekarang kami mencoba untuk membangun kolam yang digunakan untuk pembibitan dan beternak lele,” katanya. Ia berharap, unit-unit produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.

Giatkan Program Wajib Nabung
Sebagai sekolah yang berkomitmen di bidang maritim, SMK Negeri 5 Balikpapan pun menyadari bahwa untuk benar-benar terjun ke dunia pelayaran pun diperlukan modal yang tidak sedikit. Siswa nantinya diharapkan berkesempatan untuk mendapatkan berbagai sertifikat yang diperlukan untuk terjun ke dunia kerja.  Bahkan untuk sekadar menunjang pembelajaran pun acapkali membutuhkan biaya yang besar. Komite sekolah pun kerap memberikan pemahaman dan informasi kepada para orangtua siswa, hal apa sajakah yang perlu dipersiapkan untuk masa depan dan kebaikan anak-anaknya. “Kami kumpulkan pada orangtua dan mengatakan pada mereka bahwa akan lebih baik jika anak yang masuk ke SMK Negeri 5 Balikpapan adalah atas dasar keinginan si anak tersebut dan dukungan dari orangtua, karena jika tidak demikian,maka hasilnya tidak akan pernah maksimal. Sekolah di sini butuh support penuh, dan anak-anak juga harus melengkapi disiplin ilmunya,” tutur Makmur.

Salah satu strategi yang akan direncanakan sekolah untuk menyiasati kebutuhan dana sekolah adalah dengan membuat program menabung. Hal ini disampaikan Rusjanto sebagai salah satu rencana kerja yang akan segera direalisasikannya. “Kami akan coba program wajib nabung sejak kelas X. Ini akan kita terapkan, mudah mudahan bisa berjalan sehingga dapat meringankan beban orangtua,” katanya.

Program unggulan lainnya yang digagas Rusjanto adalah membangun Test-Center, yang merupakan sistem penilaian berbasis IT dan terintegrasi. Menurutnya, sistem Test-Center ini mirip dengan model UNBK, terutama untuk pelajaran normatif/adaptif. “Dengan Test-Center, ulangan harian dapat dilakukan di luar jam KBM, sehingga ini dapat mengefektifkan sekaligus memaksimalkan pembelajaran. Anak anak cukup dengan mengerjakan ujian di komputer, nanti nilainya langssung masuk ke server. Penilaian ini akan objektif karena diambil dan diproses secara langsung,” terangnya.
Terhadap para guru, Rusjanto juga sedang mengupayakan untuk menyosialisasikan penggunaan Google Drive untuk penilaian. “Sekarang kita mengembangkan sistem pengumpulan nilai melalui Google Drive. Dengan begitu, dimana saja guru bisa menginput nilai, dan wali kelas pun dapat melihat atau mendownload nilai-nilai putera puterinya kapanpun dan di mana pun berada,” katanya.  Ia menyadari bahwa dengan bergesernya perkembangan ke arah teknologi informasi, maka guru maupun siswa pun seyogyanya dapat memanfaatkan kapasitas IT demi mendukung proses pembelajaran.

Walau bagaimanapun, keberhasilan pendidikan tak hanya bergantung pada kemampuan siswa menguasai bidang kompetensinya atau seberapa lengkap fasilitas sarana prasarana yang tersedia, atau bagaimana siswa ataupun guru memanfaatkan media yang ada secara kreatif dan efektif dalam menunjang pembelajaran. Bahkan kemampuan komunikasi pun sangat diperlukan demi menunjang kesuksesan. Terlebih era MEA mulai menghadang, maka sekolah pun memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan generasi yang juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Salah satu kebutuhan dalam berkomunikasi era global adalah penguasaan bahasa asing, minimal Bahasa Inggris. Rusjanto sendiri mengatakan bahwa sejauh ini, penguasaan bahasa Inggris para taruna SMK masih perlu peningkatan. Namun ia berharap semoga pembelajaran Bahasa Inggris ini tak menjadi momok bagi para mereka. “Kami berencana untuk membuat semacam bimbingan belajar Bahasa Inggris di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa,” ungkap Rusjanto.

Yashinta Dewi Wuryandari, S.Pd., guru bahasa Inggris SMK Negeri 5 Balikpapan juga mengakui bahwa jika dibanding SMA, muatan dan kemampuan bahasa Inggris SMK masih memerlukan peningkatan. Namun demikian, Yashinta yang telah mengajar di SMK Negeri 5 Balikpapan sejak tahun 2005 mengatakan bahwa ia memiliki strategi tertentu dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas yang diajarnya. Menurutnya, hal terpenting yang harus dipersiapkan taruna sebelum belajar adalah motivasi diri. Tanpa motivasi, taruna tidak akan bersungguh-sungguh dalam belajar.

“Saya selalu punya rules atau kontrak belajar di awal pembelajaran supaya anak-anak belajar karena memiliki tujuan. Dalam mengajar, saya juga tidak serta merta menggunakan full bahasa Inggris, tapi pelan-pelan membiasakan mereka. Saya juga sering menceritakan success story pada anak-anak sebagai inspirasi, memotivasi mereka bahwa bagaimanapun, akan ada suatu saat dimana mereka menyadari pentingnya menguasai bahasa Inggris demi menunjang karier atau kerja mereka,” jelasnya.

Sebagai guru, Yashinta juga menyadari bahwa kompetensinya harus selalu diasah dan ditingkatkan. Di sisi lain, Rusjanto sebagai kepala sekolah pun senantiasa memacu dan mondorong para guru untuk meningkatkan kompetensinya. Sekolah tak segan memberikan ruang, fasilitas, dan kesempatan bagi para guru, misalnya dengan mengikuti berbagai pelatihan, seminar, bimbingan teknis, ataupun bimbingan melalui MGMP, seperti yang dilakukan Yashinta. “Pelatihan atau bimtek biasanya untuk guru produktif. Tapi untuk guru normatif/adaptif, kami punya MGMP SMK di Balikpapan, misalnya MGMP bahasa Inggris. Kami selalu berkumpul tiap bulan sekali,” katanya. 

Tunjangan berkat RPP
Tak sekadar meningkatkan kompetensi, guru pun memiliki kewajiban yang harus ditunaikan terkait pembelajaran. Kewajiban tersebut antara lain membuat RPP, seperti yang disampaikan Muhammad Usman, M.Pd., yang juga adalah pengawas sekolah. Namun demikian, ia mengatakan bahwa para guru di Kota Balikpapan, khususnya di SMK Negeri 5 Balikpapan memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam menyiapkan RPP. Salah satu hal yang memotivasi para guru untuk giat membuat RPP adalah adanya kebijakan dari Pemerintah Kota dengan memberikan kompensasi sebesar 1 juta rupiah untuk tugas RPP tersebut. Kendati demikian, RPP tersebut harus mendapat validasi dari pengawas sekolah, yang juga menjadi tugas bagi Usman. “Kami memvalidasi sejauh mana guru membuat RPP. Setelah dua tahun guru mendapat supervisi, ia akan mendapatkan insentif validasi. Di atas 2 tahun, mereka akan mendapatkan sertifikasi setelah lulus pelatihan, dan inilah yang membuat guru bersemangat,” ujar pengawas berprestasi tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016 ini.

Bagaimanapun membangun sekolah yang berkualitas tentu tak lepas dari komitmen dan kerjasama berbagai pihak, mulai dari warga sekolah hingga para stake holder. SMK Negeri 5 Balikpapan berhasil menunaikan komitmen tersebut hingga menjadi sekolah menengah kejuruan yang handal dan terpercaya melahirkan generasi-generasi bangsa yang berkompeten dan berdaya saing tinggi di dunia kerja. ***


Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment