SMK Negeri 4 Banjarmasin : Pertukaran Siswa dan Guru Hingga ke Luar Negeri


Di wilayah yang tenar dengan wisata pasar terapung, sebuah sekolah tampak mentereng dengan berbagai prestasi dan kiprahnya di dunia pendidikan menengah kejuruan. Sebut saja SMK Negeri 4 Banjarmasin, kini semakin berkibar, terutama semenjak didaulat menjadi sekolah rujukan sejak tahun 2015 lalu.

SMK Negeri 4 Banjarmasin merupakan sekolah menengah kejuruan yang menyiapkan para generasi muda di tingkat pendidikan menengah, terutama untuk menyiapkan generasi siap kerja, melalui tujuh program keahlian, antara lain Jurusan Tata Boga, Jurusan Tata Busana, Jurusan Tata Kecantikan, Jurusan Hotel Akomodasi, Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW), dan Jurusan Seni Musik Nonklasik.

Sekolah yang terletak di Jl. Brigjen H. Hasan Basri No. 7 Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini berdiri sejak tahun 1957. Dulunya, nama sekolah ini adalah SMKK Negeri Banjarmasin, letaknya pun berada di Jalan Mulawarman, Kota Banjarmasin.

Di usianya yang telah mencapai 59 tahun, sekolah ini bertekad untuk semakin meningkatkan dan menjaga kualitas untuk tetap menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, misi yang dilaksanakan antara lain membiasakan nilai-nilai imtaq, budaya dan karakter bangsa dalam seluruh kegiatan sekolah, mengembangkan kurikulum berbasis kearifan lokal dan berwawasan global, meningkatkan kemitraan dengan du/di dan guru tamu berstandar nasional maupun internasional, mengembangkan business center sebagai sarana pembelajaran, membudayakan akses dan share sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, serta membudayakan pelestarian lingkungan hidup, pencegahan kerusakan lingkungan dan pencegahan pencemaran.

Bertahan Unggul
SMK Negeri 4 Banjarmasin saat ini dipimpin oleh Drs. Syafruddin Noor, M.Pd., yang baru menjabat selama tujuh bulan. Sebelumnya, ia mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebagai guru Bahasa Indonesia sekaligus kepala perpustakaan. Kini, sejak didapuk mengepalai SMK Negeri 4 Banjarmasin, Syafruddin Noor merasa siap untuk menjalankan visi dan misi SMK Negeri 4 Banjarmasin dengan berbagai strategi yang telah dirancang dan disepakati bersama.

Ia mengatakan, salah satu kiat untuk menjaga kualitas prima sekolah adalah dengan terus berkomitmen mencetak para lulusan yang terampil dan siap kerja. Oleh karena itu, fasilitas sekolah harus selalu menunjang visi dan misi sekolah. Misalnya, kebutuhan peralatan praktek siswa harus selalu terpenuhi.

Sisi perwajahan sekolah pun menjadi unsur penting untuk meningkatkan citra sekolah. Oleh karena itu, terutama setelah mendapat dana sekolah rujukan dari Pemerintah, SMK Negeri 4 Banjarmasin berbenah diri, terutama merehabilitasi perwajahan bagian depan sekolah sebagai satu hal yang dilakukan pertama kali. Dengan gaya arsitektur minimalis, wajah SMK Negeri 4 Banjarmasin kini tampil semakin megah dengan modern.

Guru Magang
Unsur lain yang menunjang kualitas sekolah adalah kualitas guru-gurunya. Saat ini, jumlah guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebanyak 116 orang, dengan 58 guru PNS, dan sisanya adalah guru honorer. Menurut Syafruddin, tak terlalu sulit menghimpun dan menahkodai sekian banyak guru untuk berjalan bersama-sama beriringan membangun visi dan misi sekolah. Terlebih karena iklim kekeluargaan cukup kental di antara para guru, meski profesionalisme tetap dijaga dan dijunjung tinggi.

Kualitas guru selalu menjadi prioritas utama di SMK Negeri 4 Banjarmasin. Oleh karena itu, sekolah senantiasa mendukung program peningkatan kompetensi guru dengan memberikan kesempatan bagi para guru, misalnya untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek), baik itu yang diadakan oleh Pusat ataupun Provinsi. Kesempatan-kesempatan ini selalu ada setiap tahun bagi semua guru SMK Negeri 4 Banjarmasin. Guru pun dimotivasi untuk aktif dalam MGMP.

Motivasi lainnya dari sekolah adalah memberikan apresiasi kepada guru-guru yang meraih keberhasilan, baik itu dalam kompetisi maupun dalam pembinaan siswa-siswanya. Salah satu bentuk apresiasi tersebut antara lain mengikutsertakan guru sekaligus siswa berprestasi untuk studi banding ke luar sekolah. Beberapa sekolah telah dikunjungi tim dari SMK Negeri 4 Banjarmasin, baik itu yang diluar Provinsi Kalimantan Selatan, luar pulau, bahkan ke luar negeri.


Namun demikian, satu kendala yang masih dirasakan sampai saat ini adalah minimnya guru produktif yang berstatus PNS, terutama guru normatif/adaptif, Hotel Akomodasi, UPW, RPL, dan Seni Musik Nonklasik. Untuk menyiasatinya, SMK Negeri 4 Banjarmasin pun merekrut guru-guru honorer/tidak tetap, biasanya adalah mereka yang sebelumnya memiliki pengalaman kerja di dunia industri ataupun lulusan universitas dengan bidang tertentu.

Kiat lainnya untuk mengatasi keterbatasan guru adalah dengan memanfaatkan guru tamu yang berasal dari dunia usaha/industri. Ini pun merupakan strategi unggulan sekolah, terutama untuk menjaga kualitas sekolah, supaya perkembangan keilmuannya selalu beriringan dengan perkembangan dunia industri. Sekolah cukup rutin mengundang guru tamu, setidaknya sekali dalam satu minggu, terutama guru-guru tamu yang berasal dari du/di sekitarnya. Guru tamu tersebut mengajar di kelas sesuai dengan bidang keahliannya. Namun ada pula guru tamu istimewa, dimana sekolah harus membuat proposal untuk mendatangkannya. Salah satu guru tamu yang pernah diundang ke sekolah antara lain pihak dari PT. Boga Sari untuk memberikan pengarahan dan pelatihan, terutama pada para guru jurusan Tata Boga, bagaimana cara membuat roti yang enak.

Strategi lain dalam rangka meningkatkan kualitas guru adalah melalui program guru magang. Dalam program ini, para guru di SMK Negeri 4 Banjarmasin memiliki kesempatan untuk magang di dunia usaha/industri. Mereka dapat mencari tempat untuk magang secara mandiri dengan mengajukan proposal ke sekolah ataupun ke tempat magang yang hendak dituju. Selain itu, guru juga diberi kesempatan untuk mengikuti workshop ataupun seminar demi meningkatkan bidang keahlian dan kompetensinya. Adakalanya workshop tersebut diselenggarakan oleh pihak du/di, adakalanya oleh instansi terkait atau dinas pendidikan.

Hj. Sri Noor Ilyana, S.Pd., guru jurusan Tata Boga yang telah mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin selama 13 tahun pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar dan workshop tata boga dan tata hidang di Hotel Tunjungan, Surabaya selama 3 bulan. Ia merasa senang mendapatkan kesempatan itu, karena menurutnya, guru memang perlu diberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya.

Sebagai guru yang telah berpengalaman, Sri Noor Ilyana tak sekadar mementingkan kompetensi dan keahlian saja yang harus dimiliki oleh siswa, namun juga karakter yang kuat. Pembelajaran di sekolah hendaknya pun diiringi dengan pendidikan karakter. Guru harus senantiasa mendidik dan membimbing siswa-siswanya untuk membiasakan diri memiliki karakter dan akhlak mulia. “Saya senang mendekati anak dengan cara kekeluargaan daripada dengan cara kaku. Saya senang berkeliling sekolah, memeriksa dan memonitor anak-anak di pagi hari, apa saja yang mereka lakukan. Di samping itu, saya juga selalu terbuka pada penilaian. Saya tekankan pada anak bahwa sikap mereka pun masuk dalam penilaian. Syukurlah sejauh ini anak-anak sudah cukup paham ketika diberi pengertian tersebut,” katanya.

Sementara itu, Sulistianto, S.Pd., guru jurusan Hotel Akomodasi yang telah mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sejak tahun 1992 ini memiliki kiat tersendiri dalam mengatasi berbagai masalah siswa. Ia menyadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan menyerap ilmu yang berbeda-beda. Oleh karenanya, salah satu jurus andalan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode belajar bersama teman sejawat. Siswa yang memiliki kemampuan lebih baik diharapkan dapat membimbing dan membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah.

Sejauh ini, menurutnya, kendala yang paling sering dihadapi adalah masalah penguasaan bahasa Inggris. Padahal, menurut guru yang mengajar mata pelajaran Front Office ini mengatakan bahwa seyogyanya penguasaan Bahasa Inggris adalah prasyarat utama bagi siswa du Jurusan Hotel Akomodasi. “Pembelajaran Front Office antara lain meliputi resepsionis, reservation, telpon operator, kasir, kantor depan, porter. Oleh karena berhadapan langsung dengan tamu, standar minimal harus bisa menggunakan Bahasa Inggris. Dalam pembelajaran, latihan percakapan dulu yang kami utamakan. Pertama dengan teks, pelan pelan tanpa teks. Itu untuk persiapan uji kompetensi juga. Sekarang terus menerus kita praktekkan itu,” ujar guru yang sebelumnya pernah bekerja di hotel ini.

Untuk pembelajaran bahasa asing, SMK Negeri 4 Banjarmasin memfasilitasi pembelajaran bahasa Jepang dan Bahasa Jerman, selain Bahasa Inggris. Di samping itu, saat ini SMK Negeri 4 Banjarmasin juga menerima seorang sukarelawan guru tamu native speaker dari Korea Selatan berkat kerjasama bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia. Guru tamu ini mengajar selama 30 jam pelajaran, dengan dua jam pelajaran setiap pertemuan. Namun demikian, tak semua jurusan mendapat pelajaran Bahasa Korea, melainkan hanya beberapa jurusan saja, misalnya untuk saat ini hanya jurusan Hotel Akomodasi dan Usaha Perjalanan Wisata. Kontrak kerja guru tamu ini berlangsung selama dua tahun, dan SMK Negeri 4 Banjarmasin hanya perlu menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi guru tamu tersebut. Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin menempatkan guru atau tamu asing di Edotel untuk lebih memudahkan pengawasan dan keamanan.

Solid dengan Du/di
Salah satu kunci sukses bagi sekolah menengah kejuruan adalah bagaimana sekolah tersebut mampu menjalin lebih banyak relasi dan hubungan dengan dunia usaha/industri (du/di). Demikian pula SMK Negeri 4 Banjarmasin, pun memiliki strategi tertentu dalam upaya menjaring para dunia usaha/industri untuk peningkatan kualitas sekolah.

Dalam rangka mempromosikan atau mengenalkan profil sekolah ke du/di, salah satu strategi sekolah yakni dengan mengundang para dunia usaha/industri ke sekolah. Momen ini digunakan untuk mempresentasikan sekolah, antara lain jurusan-jurusan apa saja yang ada di sekolah berikut masing-masing potensinya, keuntungan apa saja yang bisa diciptakan melalui kerjasama antara sekolah dan du/di, serta bentuk-bentuk kerjasama seperti apa yang bisa dimanfaatkan. Tak berhenti sampai di situ, tim sekolah pun harus menyiapkan follow up, yakni dengan mengunjungi du/di tersebut untuk memperkuat hubungan dan memantapkan pelaksanaan MoU kerjasama. Masa MoU antara pihak sekolah dengan pihak du/di biasanya berlaku selama 2 tahun, dan untuk selanjutnya akan disinkronkan kembali.

Sejauh ini, macam-macam bentuk kerjasama yang dijalin antara pihak sekolah dengan pihak du/di antara lain kerjasama dalam pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin), kerjasama rekruitmen, kerjasama pelaksanaan guru magang, asesor dalam uji kompetensi siswa, maupun sinkronisasi kurikulum. Menurut data, telah ada sekitar 160 du/di yang telah sepakat untuk bekerja sama dengan SMK Negeri 4 Banjarmasin, tak hanya di/di dari Banjarmasin dan sekitarnya saja, bahkan ada juga yang berada di Yogyakarta, Bandung, dan lain sebagainya.

Rahmat Hidayat, Manager Hotel Roditha, Banjarmasin, salah satu du/di yang telah menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 4 Banjarmasin mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya merasa amat puas dengan skill dan kompetensi para siswa SMK Negeri 4 Banjarmasin yang telah melaksanakan prakerin di Hotel Roditha. Namun demikian, para siswa yang menjalankan prakerin di Hotel Roditha pun harus tetap diberikan pembinaan dan pengarahan mengenai tata kerja di Hotel berikut peraturan-peraturan yang harus ditaati. “Anak-anak SMK ini memang sudah punya dasar. Tapi ketika mereka terjun ke hotel, ilmu yang didapat nantinya akan lebih luas lagi. Sebelum prakerin, kita bina dan kita beri pengarahan terlebih dahulu, kita beri buku panduan, baru kemudian kita berikan kesempatan, misalnya di bagian Making Bed; itupun harus didampingi oleh seniornya. Kalau dia sudah terlatih, baru kita beri kesempatan di bagian lain, misalnya di bagian Checking Out. Di House Keeping saja kami memiliki kurang lebih lima bagian, dan kami memberi kesempatan anak-anak untuk mencoba semuanya.  Kemudian, tiap dua minggu sekali akan ada evaluasi dari kita, untuk melihat sejauh mana mereka mengetahui tentang hotel,” jelas pria yang sudah berkarir di bidang perhotelan selama 17 tahun ini.  Selain kerjasama dalam pelaksanaan prakerin, Rahmat juga mengatakan bahwa pihaknya pun didaulat untuk menjadi asesor saat uji kompetensi siswa.

Sekolah pun pernah mengadakan kerjasama dengan hotel Hotel Indonesia, Jakarta dalam hal Hotel Management Syste (HMS), yakni sebuah program komputer yang bertujuan membantu manajemen hotel dalam kegiatan hotel baik kegiatan sehari-hari maupun laporan-laporan yang diperlukan hotel, misalnya kegiatan menerima tamu (check in), mendata tagihan tamu (guest folio), atau pembayaran tamu (guest payment). Dengan adanya sistem ini, diharapkan para tamu mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Hasil lain yang dicapai dengan pemakaian sistem manajemen adalah efisiensi dalam operasional sehari-hari hotel. Dengan dikenalkannya anak-anak terhadap Hotel Management System, diharapkan mereka akan lebih familiar ketika nantinya terjun ke dunia profesional perhotelan. “Dulu kami sempat pakai dengan bekerja sama dengan HI Jakarta. Tapi sekarang sudah tidak pakai lagi dikarenakan HMS ini cukup mahal. Tapi kita berencana ke depan untuk memilikinya, karena HMS ini sangat penting bagi pembelajaran praktek anak-anak,” terang Sulistianto, guru Hotel Akomodasi.

Ditawari Kerja Sebelum Lulus
Praktek Kerja Industri atau prakerin dilaksanakan menjelang siswa duduk di bangku kelas XI, sesuai dengan ketetapan pada kurikulum. Masa pelaksanaan prakerin siswa SMK Negeri 4 Banjarmasin biasanya dilaksanakan selama 4 bulan. Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah bekerja sama dengan berbagai pihak dari dunia usaha/industri melalui MoU mengenai tempat prakerin siswa. Misalnya, untuk Jurusan Hotel Akomodasi, telah ada sekitar 25 hotel di Banjarmasin yang kesemuanya minimal bintang tiga, supaya siswa benar-benar dapat melaksanakan dan mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya di sekolah sesuai prosedur. “Kalau hotel di bawah bintang 2, biasanya tugas-tugas perhotelan tidak dipilah-pilah atau diklasifikasikan secara profesional. Misalnya, kadangkala resepsionis juga merangkap kasir, pemesanan, dan sebagainya. Tapi di hotel bintang 3 ke atas, semua bidang kerja tersebut diklasifikasikan dengan baik, ditangani oleh masing-masing tenaga kerja. Dengan demikian, anak yang prakerin tidak bingung dengan apa yang akan dilakukannya,” kata Sulistianto.


Biasanya, tim guru lah yang akan menentukan tempat siswa melaksanakan prakerin, sesuai dengan kesepakatan orangtua siswa. Salah satu kriteria yang menjadi pertimbangan penentuan lokasi prakerin adalah jarak tempat prakerin dan tempat tinggal siswa. Semakin dekat, semakin baik, karena umumnya dunia usaha/industri memiliki jadwal dan peraturan yang sangat ketat, dan para siswa prakerin diwajibkan untuk mengikuti Standard Operasional Perusahaan.

Umumnya, perusahaan, semisal hotel, sangat ketat dalam penerapan aturan kerja, sehingga jika ada siswa yang melanggar maksimal tiga kali, maka siswa tersebut tidak akan diizinkan kembali melaksanakan prakerin di perusahaan tersebut. Otomatis sekolah akan menyalurkan siswa tersebut ke tempat lain dengan standard yang lebih rendah. Misalnya, untuk siswa jurusan Hotel Akomodasi yang melakukan pelanggaran dan dikeluarkan dari perusahaan tempatnya melakukan prakerinnya, maka ia akan ditempatkan di hotel di bawah bintang tiga.  

Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah mendapat banyak kepercayaan dari dunia usaha/industri dikarenakan kualitas siswa maupun lulusannya terbukti jauh lebih baik daripada siswa-siswa dari SMK pariwisata lainnya. Tak heran jika banyak dunia usaha/industri yang mengharapkan dapat memperoleh tenaga kerja dari SMK Negeri 4 Banjarmasin. Bahkan menurut keterangan yang diberikan siswa maupun guru, banyak sekali anak-anak prakerin yang setelah usai melaksanakan prakerin, mereka ditawari untuk bekerja di tempatnya melaksanakan prakerin tersebut.

Jika tidak demikian, kadangkala siswa pun mendapat tawaran untuk bekerja secara part time atau harian, saat pihak du/di sedang membutuhkan tenaga kerja tambahan secara insidental. Misalnya, kadangkala beberapa hotel membutuhkan tenaga kerja tambahan hanya ketika mereka sedang mengadakan event tertentu atau ketika tamu yang menginap cukup banyak. Oleh karena itu, mereka mengandalkan para siswa dari SMK, dan khususnya siswa dari SMK Negeri 4 Banjarmasin lah yang paling laris mendapatkan tawaran tersebut. Sistem kerja yang seperti ini dirasa cukup menguntungkan baik bagi pihak hotel maupun siswa itu sendiri. Hotel mendapatkan efisiensi pengeluaran tenaga kerja sekaligus terbantu dalam operasional kerja, sedangkan siswa pun merasa tak terikat dalam jangka waktu lama dengan pihak hotel, namun juga memperoleh pengalaman yang cukup berharga sebagai referensi dirinya kelak. 

Monika, siswi kelas XII Jurusan Usaha Perjalanan Wisata merasa senang dengan adanya kesempatan magang prakerin karena ia mendapat banyak pengalaman dan pelajaran baru. Perempuan yang bercita-cita menjadi pramugari ini pernah melaksanakan prakerin di Bandara Syamsuddin Noor. Selama empat bulan masa prakerin, ia mendapat kesempatan untuk merasakan beberapa bagian pekerjaan, mulai dari ticketing, check in, hingga kedatangan. Hanya saja, ia harus patuh pada aturan jam kerja yang tidak biasa baginya, dimana untuk shift pagi ia sudah harus standby di Bandara pada pukul 05.00 pagi.

Sedangkan Alicia Karisma, siswi yang saat ini duduk di kelas XII Jurusan Tata Boga menceritakan pengalamannya melaksanakan kegiatan prakerin di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, Banjarmasin. Di sana, ia ditugaskan untuk mengantarkan makanan pada pasien dan juga membantu memasak. Berkat pengalamannya menjalankan prakerin, kini Alicia jadi lebih banyak tahu mengenai kadar makanan untuk sakit tertentu.

Lain halnya dengan Susiana Febriyanti M., siswa kelas XII Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, ia memiliki pengalaman prakerin bahkan hingga luar pulau, tepatnya di Yogyakarta. Selama empat bulan, siswa yang jago Bahasa Inggris ini menjalankan prakerin di Candi Prambanan selama dua bulan dan travel agency selama dua bulan. Ia benar-benar mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, karena berkat prakerin, ia berkesempatan untuk menjadi guide bagi turis internasional.

Business Center dan Technopark
Unit produksi di SMK Negeri 4 Banjarmasin cukup berkembang, terlebih karena sekolah memiliki Business Center dan Technopark, yang terbuka untuk umum. Melalui Business Center, produk-produk siswa dapat dikenalkan dan dipasarkan pada khalayak umum, sekaligus sebagai sarana belajar bagi siswa. Tak melulu menyajikan produk, bahkan acapkali Business Center pun memiliki program jasa atau pelatihan yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Salah satu unit produksi milik SMK Negeri 4 Banjarmasin yang cukup berkembang adalah Edotel. Hotel edukasi ini adalah unit produksi yang dikelola oleh Jurusan Hotel Akomodasi. Edotel telah berdiri sejak 12 tahun lalu. Awalnya, hotel ini dikelola oleh pihak ketiga, namun saat ini sudah murni dikelola oleh sekolah. Meski terletak di dalam lingkungan sekolah, namun lokasi Edotel ini cukup strategis. Berseberangan dengan kampus sebuah universitas membuat Edotel selalu laris manis, terutama pada musim wisuda. Dengan total 20 kamar, ada 3 tipe kamar yang disediakan, yakni suit room dengan tarif 500 ribu, deluxe room dengan tarif 350 ribu, dan standard room dengan tarif 175 ribu. Harapan ke depan, Edotel dapat lebih berkembang setara hotel berbintang. Untuk operasionalnya, tak hanya siswa yang dilibatkan, ada pula alumni yang memberikan kontribusi tenaganya supaya jam operasional Edotel selalu siap sedia 24 jam, seperti layaknya hotel-hotel pada umumnya.

Demikian pula dengan Jurusan Tata Boga pun memiliki unit produksi unggulan yang bergerak di bidang catering, baik itu masakan utama maupun kue kering ataupun roti, yang acapkali juga dijual di lingkungan sekolah. Terutama menjelang lebaran, pesanan kue kering atau makanan lainnya cukup banyak, baik dari lingkungan sekolah atau dari masyarakat umum. Sementara Jurusan Seni Musik Nonklasik pun tak mau kalah dalam hal pengembangan sisi wirausaha, misalnya kerap mengisi acara-acara hiburan, baik di dalam maupun di luar sekolah. Begitu pula dengan Jurusan Tata Kecantikan dengan salonnya, Jurusan Usaha Perjalanan Wisata dengan jasa ticketing-nya, maupun Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dengan jasa desainnya. Sedangkan untuk Jurusan Tata Busana, setiap tahun ajaran baru, para siswa pun dilibatkan untuk pengadaan seragam siswa baru.

Pengembangan unit produksi ini pun bertujuan untuk melatih sisi kewirausahaan siswa, karena bagaimanapun, peluang kerja tak hanya berada di dunia industri dengan bekerja di perusahaan saja, melainkan juga dapat dapat berwirausaha mandiri. Dengan bekal skill, kompetensi, maupun pengalaman, diharapkan sekolah mampu mencetak wirausahawan yang handal, sesuai dengan salah satu misi sekolah.

Pertukaran Siswa/Guru dan Beasiswa ke Luar Negeri
Salah satu program andalan SMK Negeri 4 Banjarmasin adalah program pertukaran siswa dan guru. Saat ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin menjalin kerjasama dengan negara Thailand melalui MoU yang telah disepakati. Ada beberapa sekolah di Thailand yang mengikuti program ini, antara lain Nakhon Si Thammarat College, Uttaradit Vocational College, dan SIAMTECH College. Pihak Thailand pun memberi peluang dan kesempatan untuk magang di dunia industri yang ada di Thailand.

Sejauh ini, Program Partnership yang dimulai sejak tahun 2014 ini berjalan dengan baik dan terus berlanjut setiap tahun demi peningkatan Kualitas guru dan siswa dalam menghadapi MEA. Melalui program ini, siswa dan guru SMK Negeri 4 Banjarmasin berkesempatan untuk magang dan belajar di sekolah-sekolah di Thailand. Begitu pula sebaliknya, para guru dan siswa di Thailand pun berkesempatan magang dan belajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin.

Selain itu, sekolah juga mengadakan kerjasama untuk program beasiswa dengan berbagai universitas ataupun college. Salah satunya adalah dengan universitas yang ada di China melalui program SEAMOLEC. Telah ada beberapa lulusan SMK Negeri 4 Banjarmasin yang memanfaatkan program beasiswa tersebut. Adapula kerjasama dengan pihak dari Philipina, Korea, Jepang, dan lain sebagainya. Ada pula program kerjasama beasiswa dengan universitas yang ada di Batam, Universitas Sahid Jakarta, dan lain sebagainya.

Hj. Fahmilian Hayati, S.Pd., salah satu orangtua siswa yang mendapatkan beasiswa universitas di China mengatakan bahwa ia merasa amat senang sekaligus bangga anaknya berhasil memperoleh beasiswa universitas di China. Atas keberhasilan ini, kepercayaannya terhadap SMK Negeri 4 Banjarmasin pun bertambah. Tak pelak anak keduanya pun mengikuti jejak kakaknya, bersekolah di SMK Negeri 4 Banjarmasin, dan saat ini sedang duduk di bangku kelas XI. “Sejak awal, saya lebih senang memilih SMK, karena di sini anak diberi bekal tambahan skill dan kompetensi selain pelajaran akademik. Kalau memang si anak mau langsung kerja atau meneruskan kuliah, saya tak terlalu memaksakan kehendak, terserah anaknya saja. Namun saya selalu sarankan pada anak, kalau bisa mereka bekerja sambil kuliah,” katanya.

Dalam penguasaan materi akademik, Fahmilian pun mengaku tak terlalu memaksa siswa memperoleh tambahan pelajaran di luar sekolah, melainkan mempercayakan sekolah untuk mendidik anaknya. “Saya percaya sekolah di sini pun tak kalah dengan SMA. Sekolah telah memiliki program dan strategi tersendiri untuk membantu siswa lebih mendalami materi, terutama saat persiapan Ujian Nasional (UN). Di sini, siswa kelas XII pun mendapat jam pelajaran tambahan, dan hasil UN siswa SMKN 4 Banjarmasin sejauh ini tak pernah mengecewakan,” jelasnya lagi.

Tim Penegak Disiplin
Bagi SMK Negeri 4 Banjarmasin, pendidikan yang komprehensif tak hanya menyiapkan siswa untuk menguasai materi akademik atau memberikan penguasaan skill dan kompetensi keahlian saja, melainkan juga mendidik siswa untuk memiliki karakter yang kuat dan akhlak yang mulia. Penanaman karakter di sekolah termanifestasi melalui budaya sekolah SMK Negeri 4 Banjarmasin.

Salah satu unsur penting dalam budaya sekolah adalah nilai kedisiplinan. Oleh karena itu, sekolah telah menyusun konsep peraturan dan kedisiplinan bagi semua warga sekolah. Diharapkan, kedisiplinan dan budaya-budaya sekolah ini dapat membentuk dan memperkuat karakter siswa. Kedisiplinan yang diterapkan di sekolah yang dimulai pada pukul 07.30 wita ini cukup ketat. Ada Tim Penegak Disiplin yang terdiri dari enam orang guru,yang ditunjuk pada rapat bersama setiap tahun ajaran baru. Tugas tim ini antara lain mencatat poin kedisiplinan siswa maupun guru. Semakin banyak pelanggaran, semakin banyak poin yang didapatkan. “Kalau poinnya banyak, kita panggil orangtuanya, kemudian kita beri peringatan, sampai jika kita tidak bisa lagi menangani maka kita pulangkan ke orangtuanya,” kata Syafruddin.  

Aturan kedisiplinan di sekolah tak sekadar mengenai ketepatan waktu masuk dan pulang sekolah saja, bahkan sekolah pun menerapkan peraturan tentang membawa kendaraan sendiri ke sekolah. Hanya siswa yang telah berusia 17 tahun yang boleh membawa motor sendiri ke sekolah. Usia masih di bawah 17 tahun, maka orangtua dianjurkan mengantar jemput anak atau menggunakan jasa angkutan umum. Kebijakan ini pun untuk mengatur supaya lahan parkir di sekolah yang hanya memiliki luas sekitar 1,5 ha ini memadai. Dalam menerapkan aturan ini, sekolah pun bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menyosialisasikan pentingnya memperhatikan aturan berkendara yang baik.

Dari sisi penanaman karakter yang religius, sekolah pun memiliki budaya membaca Alquran yang dilakukan setiap pagi, setelah sebelumnya menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Ada pula kegiatan Shalat Dhuha berjamaah secara serentak seluruh warga sekolah yang dilaksanakan setiap satu kali dalam seminggu. Tak sekadar melalui pembiasaan budaya sekolah, sekolah pun mengadakan kegiatan ESQ yang diikuti baik oleh siswa maupun guru.

Dalam hal wawasan lingkungan dan kebersihan, SMK Negeri 4 Banjarmasin pun patut menjadi tauladan dan inspirasi. Gerakan penghijauan selalu digalakkan, demikian pula pengelolaan sampah. Pantas jika SMK Negeri 4 Banjarmasin pun dijuluki sebagai Green School. Para siswa dibiasakan untuk bahu membahu membersihkan kelas masing-masing sebelum mereka pulang sekolah, sehingga mereka akan menempati kelas yang bersih dan nyaman keesokan harinya. SMK Negeri 4 Banjarmasin pun telah berhasil meraih penghargaan sebagai juara I sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Provinsi dan membina beberapa sekolah Adiwiyata di Kabupaten Banjarmasin, mulai dari SD, SMP, hingga SMA .

Mengenai prestasi, SMK Negeri 4 Banjarmasin tak lagi diragukan. Sebagai SMK favorit di Banjarmasin, SMK Negeri 4 Banjarmasin telah membuktikan kiprah dan kualitasnya melalui banyak sekali prestasi yang telah diraih, tak hanya tingkat Provinsi ataupun Nasional saja, melainkan bahkan hingga ke tingkat internasional/Asean. Beberapa prestasi yang membanggakan itu antara lain pernah meraih Juara I (Medali Emas) Asean Skill bidang lomba Ladies Dress Making pada tahun 2014, pernah meraih Juara III (Medali Perunggu) Asian Skill di Hanoi, Vietnam bidang Cooking pada tahun 2014, meraih Juara I LKS Tingkat Nasional Bidang Lomba Ladies Dress Making tahun pada tahun 2015, juara I LKS tingkat provinsi untuk Jurusan Tata Boga, Tata Busana, dan RPL pada tahun 2015, dan meraih Juara I Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2015 dengan jumlah 25 sekolah aliansi atau sekolah binaan (di semua jenjang).

Sekolah Aliansi
Dengan berbagai prestasi dan keunggulan SMK Negeri 4 Banjarmasin, tak pelak sekolah ini pun layak ditetapkan sebagai sekolah SMK rujukan sejak tahun 2015. Keberhasilan ini pun otomatis mengundang sekolah lain ingin mengikuti jejak SMK Negeri 4 Banjarmasin. Oleh karena itu, SMK Negeri 4 Banjarmasin pun membentuk Sekolah  Aliansi sebagai wadah untuk membina kerjasama demi membangun perubahan yang lebih baik. Program ini telah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu dan telah menggandeng dua SMK lainnya. “Pembinaan dan kerjasama pada sekolah-sekolah aliansi ini telah menjadi komitmen kami. Di sini, kami pun melakukan kerjasama, baik dari sisi teknis keterampilan maupun berbagi strategi untuk menjadi sekolah  rujukan,” jelas Syafruddin Noor.

H. Yunisman, S.P., M.M., pengawas SMK di Banjarmasin mengatakan  bahwa program ini merupakan pemecahan yang sangat bagus demi memeratakan perkembangan dan kemajuan pendidikan di sekolah, utamanya di Kota Banjarmasin. Ia pun mengatakan bahwa keunggulan SMK Negeri 4 Banjarmasin telah dikenal sejak dulu. Sebagai pengawas yang membina 7 SMK di Kota Banjarmasin, ia pun berharap kiat dan strategi SMK Negeri 4 Banjarmasin dalam meraih berbagai keberhasilan dapat ditularkan ke sekolah-sekolah lainnya, utamanya yang menjadi sekolah binaannya. “Memang ada beberapa sekolah yang tidak sanggup mengikuti, oleh karena itu kami sesuaikan pembinaan tersebut dengan kemampuan masing-masing sekolah,” katanya. Ia berharap ke depan semakin banyak SMK di Banjarmasin memberikan hasil maksimal terciptanya generasi siap kerja yang handal.

Sebagai sekolah unggulan tak lantas membuat SMK Negeri 4 Banjarmasin terbuai dengan nama besar dan pujian atas prestasi. Yang terpenting adalah terus menyiapkan diri untuk selalu menjadi yang terbaik, utamanya menyiapkan generasi siap kerja yang siap pula menghadapi  persaingan di era MEA. Komitmen kuat dan kerja keras senantiasa menjadi gerak nafas SMK Negeri 4 Banjarmasin. ***



Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment