Kabupaten Nabire, Papua : Pagar Sekolah Sangat Dibutuhkan


Dari sisi geografis, wilayah Kabupaten Nabire di Papua terbagi dalam 4 kategori wilayah. Pertama, wilayah kota, kedua wilayah pinggiran, ketiga wilayah terpencil, dan keempat wilayah sangat terpencil, dengan total distrik sebanyak 15 distrik. Menurut Primus Butu, S.Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Papua, terdapat 118 sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, yang tersebar dalam ke-15 distrik tersebut, tak terkecuali di wilayah yang sangat terpencil. Hanya saja, banyak kendala yang dihadapi oleh sekolah yang berada di wilayah sangat terpencil, antara lain masalah kekurangan guru. “Untuk menjangkau wilayah di sana, kita hanya bisa berjalan kaki atau dengan menggunakan helikopter, dimana satu kali penerbangan biayanya sekitar 47 juta rupiah,” katanya.

Di wilayah yang sangat terpencil, fokus pembelajaran terutama adalah menulis, membaca, dan berhitung. Ketika siswa menginjak kelas IV dan sudah dapat menguasai calistung, maka biasanya siswa tersebut akan dibawa ke kota untuk bersekolah di sekolah yang lebih lengkap. “Biasanya diantar kepala sekolah atau orangtua, berjalan kaki lima hari lima malam. Di kota, anak tersebut akan dititipkan di sanak saudara,” kata Primus.  

Karena akses yang cukup sulit dan menyusahkan di daerah terpencil, oleh karena itu menurut Primus, salah satu prioritas pembangunan seharusnya adalah membangun landasan pesawat terbang. Namun sayangnya, nampaknya pembangunan landasan pesawat terbang ini bukan menjadi prioritas bagi dinas perhubungan. Padahal jika akses lancar, maka pendidikan pun akan lancar.

Untuk memenuhi kekurangan guru terutama yang ada di pelosok-pelosok, Pemerintah daerah telah mengangkat sebanyak 220 guru kontrak dengan menggunakan dana otonomi khusus. Diharapkan dengan adanya guru kontrak tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan di Nabire.

Kendala lain yang dihadapi di Nabire adalah banyaknya sekolah yang terlibat dalam perselisihan masalah tanah maupun batas wilayah sekolah dengan penduduk setempat. “Waktu Zaman Presiden Soeharto, banyak dibangun SD Inpres dan masyarakat diam. Sekarang, anak-anak mereka banyak menuntut kepada sekolah, minta supaya tanahnya kembali. Kadang-kadang mereka pun mempersoalkan batas wilayah sekolah. Oleh karena itu, pembangunan pagar sekolah itu sangat penting untuk melindungi sekolah,” kata Primus. Dengan adanya pagar sekolah, diharapkan masyarakat dapat melihat dengan jelas batas wilayah sekolah. ***


Ditulis tahun 2016
Diterbitkan di Majalah SD (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment