Sekolah Citra Alam, Ciganjur - Sempurnakan K-13 dengan Konsep Sekolah Alam


Sebagai sekolah unik yang menawarkan konsep menarik dalam pembelajaran, Sekolah Citra Alam juga merupakan salah satu sekolah dengan best practice dalam implementasi Kurikulum 2013 (K-13). Menurut Indra Setiawan, kepala Sekolah Citra Alam, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 ke dalam sistem pembelajaran Sekolah Citra Alam, pun memerlukan penyesuaian dan penyempurnaan dengan sistem pembelajaran di Sekolah Citra Alam. “Banyak perubahan yang terjadi dan perlu pemahaman lebih untuk melaksanakan kurikulum 2013 ini. Beberapa perubahan tersebut antara lain Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan antara soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Siswa bukan hanya cakap dalam pengetahuan semata tapi juga sikap dan keterampilan siswa juga terasah dengan baik,” kata Indra.

Indra mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 ini sangat bagus diterapkan di Sekolah Citra Alam. “Pada kurikulum 2013, terdapat benang merah pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari kelas 1 sampai kelas 6 karena terdapat tematik terpadu di semua mata pelajaran yang diajarkan. Guru pun mempunyai waktu lebih lama untuk tatap muka di kelas karena jam mengajarnya ditambah dan mata pelajarannya dikurangi. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta,” terangnya.


Ia menjelaskan bahwa dengan Kurikulum 2013 yang diterapkan di Sekolah Citra Alam, murid-murid terlihat berperan aktif dalam proses belajar. Rasa ingin tahu siswa benar-benar dipancing sehingga semangat untuk belajar tumbuh dan siswa ikut aktif dalam menyimpulkan hasil pengamatan dan sampai pada satu titik mereka akan menciptakan sesuatu dari hasil pembelajan yang sudah dijalaninya.

Menurut Indra, Sekolah Citra  Alam juga banyak melakukan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Antara lain pengiriman guru untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan pengawas sekolah, bahkan beberapa penerbit, maupun diskusi tentang kurikulum 2013 yang dilakukan secara rutin baik strategi sampai dengan kendala yang ada di lapangan. Ini dilakukan setelah pulang sekolah sehingga semua ide dan kendala di lapangan dapat dicarikan segera penanggulanggannya,” katanya. “Dalam beberapa kesempatan, kami juga akan mendatangkan narasumber yang berkompeten untuk memberi pembekalan tentang kurikulum 2013,” Indra menambahkan.

Untuk lebih memudahkan guru dalam mempelajari dan memahami kurikulum 2013, para guru di Sekolah Citra Alam dibebaskan untuk mencari buku referensi terbaik tentang kuriulum 2013 dan juga mendapat tangung jawab untuk bedah buku bersama teman-teman guru lainnya.

Peranan TIK pun menjadi media pembelajaran di Sekolah Citra Alam, dan murid harus dipastikan menguasai komputer karena komputer bukan lagi sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tapi menjadi media yang akan menunjang dalam proses belajar. “Demikian pula peranan guru Bimbingan Konseling (BK) juga berubah menjadi guru yang menggali potensi siswa sehingga bisa dioptimalkan bukannya hanya sekedar menyelesaikan masalah siswa saja,” jelasnya.

Terkait pengetahuan tentang lingkungan dan ketuhanan, Indra mengatakan bahwa murid-murid di Sekolah Citra Alam tidak pernah dilepaskan dari materi agama. Terlebih lagi, dalam Kurikulum 2013 ini, durasi untuk mata pelajaran agama ditambah dibanding tahun lalu. Penanaman cinta terhadap budaya bangsa juga dinilai lebih kuat. Rasa cinta tanah air dan budaya bangsa merupakan pintu gerbang untuk mewujutkan tujuan pendidikan di Negara kita,” katanya.

Sejauh ini, Indra merasakan bahwa Kurikulum 2013 sangat berpengaruh positif bagi guru dan anak didik. Pada kurikulum ini cara berpikir siswa berkembang lebih luas dan peran guru mendampingi dan mengarahkan mereka sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal. Kurikulum 2013 juga memberikan dan membekali siswa dengan pengetahuan yang menyeluruh, bukan terpisah pisah lagi, karena semua mata pelajaran diajarkan dalam tematik yang utuh. Manusia Indonesia yang utuh akan lebih mudah terwujud dengan pengatahuan yang utuh juga,” ungkapnnya.

Kendati demikian, Indra mengaku bahwa dalam implementasi Kurikulum 2013, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk mencapai hasil maksimal. Beberapa usulannya antara lain, pelatihan guru harus diadakan lebih sering dan kontinu sehingga kemampuan para guru terus terupgrade dalam memahami kurikulum 2013. Selain itu, menurutnya, sebaiknya di setiap sekolah minimal ada satu guru yang menjadi narasumber yang berkompeten tentang kurikulum 2013. Narasumber di setiap sekolah ini benar benar guru yang sudah dilatih oleh pihak yang berkompeten juga. Dengan adanya satu narasumber di setiap sekolah, maka tidak perlu lagi guru-guru yang lain mengikuti pelatihan di sekolah yang ditunjuk sehingga harus meningalkan sekolah dan kelas. Hemat biaya dan tenaga tapi hasil akan jauh lebih baik,” katanya. Ia pun menyarankan supaya buku-buku penunjang harus lebih baik dan tersosialisasikan cara pengunaannya dan langkah untuk pengembangan dan pengayaannya sehingga guru punya bekal ilmu dan juga metode yang variatif dalam mengajar.

Mengedepankan Akhlak dan Karakter
Pada tahun ajaran 2014/2015, Sekolah dengan akreditasi B+ ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 174 siswa, dengan jumlah guru sebanyak 36 orang dan tenaga kependidikan sebanyak 4 orang.

Berdiri di lahan seluas 2 hektar, sekolah yang berdiri sejak tahun 2000 ini bermula dari sebuah keinginan dari Yayasan Nurul Falah untuk mengubah paradigma bahwa sekolah yang berkualitas selalu mahal. Paradigma yang ada berdampak bahwa pendidikan berkualitas sulit dijangkau oleh masyarakat bawah. Untuk mengubah hal tersebut diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, tidak bergantung pada alat peraga yang relatif mahal, tetapi mengacu pada alam sebagai sumber ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Sekolah Citra Alam berusaha menjawab kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan berkualitas yang terjangkau.

Melalui konsep sekolah alam, para murid didorong untuk lebih dekat serta berinteraksi langsung dengan alam. Mereka dapat berinteraksi dan mengeksplorasi alam di sekitarnya sehingga siswa merasa nyaman, senang, dan tak merasa terbelenggu karena dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya narasumber.

Sekolah yang terletak di Jalan Damai II No. 54 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini bertujuan mendidik siswa untuk bersikap bijaksana mempelajari, mengeksplorasi, dan melestarikan alam yang diciptakan Tuhan. Oleh karena itu, Kurikulum 2013 dirasa sangat tepat untuk diterapkan di sekolah ini. Kendati demikian, Sekolah Citra Alam juga diperkaya dengan berbagai kurikulum internasional. Anak-anak tak hanya mendapat pelajaran akademik seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, namun juga mendapat pengetahuan dan pengalaman melalui lingkungan hidup, kesenian, outbond, sosialisasi, berkebun, beternak, dan lain-lain. Pihak sekolah juga kerap mendatangkan narasumber yang kompeten dari luar untuk mengupas sebuah topik bahasan dalam pelajaran. Kendati demikian, Sekolah Citra Alam tidak memberi beban pelajaran yang berat kepada murid, sehingga semuanya dikerjakan di sekolah.


Untuk mengawal para siswa agar sesuai cita-cita yang telah ditetapkan, Citra Alam melakukan seleksi ketat terhadap SDM-nya, terutama para pengajar. Aspek pertama yang pasti ditekankan adalah aspek agama. Mereka diharapkan mampu memandu siswa melalui nilai-nilai agama serta mentransformasikan kepada mereka. Tak hanya itu, kemampuan mengajar serta pengetahuan akan metode pengajaran yang mutakhir, bahasa, dan penguasaan teknologi juga menjadi syarat tersendiri. Alasannya, mereka akan selalu berdiskusi dengan para siswa yang tentunya membutuhkan kepiawaian tersendiri. ***


Ditulis tahun : 2015
Diterbitkan di Majalah Dikdas (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment