Dulu, tak ada yang menyangka jika
sekolah yang terletak di tengah-tengah perkebunan tebu ini akan menjadi sekolah
maju yang penuh prestasi dan disegani. Tak pula ada yang menyangka bahwa
sekolah ini ternyata mampu membangun gedung megah yang dinobatkan sebagai
gedung SMK tertinggi se-Indonesia. Kini, sekolah ini telah menjadi buah bibir
di masyarakat.
SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi,
atau biasa disingkat menjadi SMK MUTU Gondanglegi, berdiri sejak tahun 1994.
Awalnya, sekolah menengah kejuruan yang beralamat di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.20,
Putat Kidul, Gondanglegi, Malang, Jawa Timur ini
hanya memiliki dua kompetensi keahlian saja, yakni Teknik Kendaraan Ringan dan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Namun kini, sekolah yang berada di bawah
bendera Yayasan Muhammadiyah ini telah memiliki 10 kompetensi
keahlian. Kabarnya, tahun depan sekolah akan menambah lagi kompetensi keahlian
yang lain.
10 Kompetensi keahlian yang
tersedia di SMK MUTU Gondanglegi antara lain Teknik Ototronik, Teknik Kendaraan
Ringan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer
dan Jaringan, Administrasi Perkantoran, Perbankan, Keperawatan, Farmasi, dan Perhotelan. Semua kompetensi keahlian tersebut telah terakreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional (BAN). Jumlah siswa keseluruhan pada tahun
ajaran 2015/2016 mencapai 2.300 siswa, yang dapat dikatakan pula sebagai SMK
dengan jumlah siswa terbanyak se-Kabupaten Malang. Oleh karena banyaknya jumlah
siswa, untuk mensiasati kecukupan rombongan belajar, sekolah menerapkan sistem
pembelajaran dalam dua shift. Siswa pada shift pertama belajar pada pukul
07.00- 12.00 wib. Siswa pada shift kedua belajar pada pukul 12.30 – 17.30 wib.
Bukan perkara mudah membuat
sekolah yang awalnya dipandang sebelah mata menjadi sekolah yang besar dan
mendapat kepercayaan dari masyarakat. Sekolah yang kini dipimpin oleh H. Pahri,
S.Ag., MM. Ini telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan dengan
perjuangan yang tidak mudah. Dibutuhkan komitmen yang sangat tinggi dari sumber
daya manusianya, bahwa sekolah memiliki visi misi yang membangun untuk masa
depan yang lebih besar. “Kita perkuat dulu internalnya, begitu pula dengan pelayanannya.
Kami harus buktikan terlebih dahulu bahwa kami juga dapat mendulang prestasi,
dan yang terpenting mampu mencetak generasi unggulan penerus bangsa,” kata
Pahri.
Kini, SMK MUTU Gondanglegi
terkenal sebagai sekolah yang sarat prestasi dan penuh inovasi. Berbagai
prestasi yang pernah diraih antara lain memperoleh penghargaan dari Presiden RI
sebagai Teladan Nasional Energi Prakarsa tahun 2015, memperoleh penghargaan
Energi Nasional tahun 2015 dari Menteri ESDM, menjadi Juara Umum Pameran
Teknologi SMK Se-Indonesia pada tahun 2015 dari Kemendikbud dan Kemenpora,
memperoleh penghargaan Best Practice dari PP Muhammadiyah dan Excellent School
2015 dari PWM Jawa Timur, dan lain sebagainya. Kini, SMK Mutu Gondanglegi telah
dinobatkan sebagai SMK Rujukan Nasional oleh Kemendikbud.
Menurut Pahri, ada tiga strategi
yang dilakukan SMK MUTU dalam pengembangan prestasi dan reputasi. Pertama,
penelusuran bakat dan minat siswa sejak dini. Tim pemandu bakat dan minat
melakukan pantauan terhadap siswa SMP/MTs berprestasi. Kedua, pembinaan yang
profesional. SMK MUTU berupaya untuk menyalurkan, mewadahi, membimbing dan
membina potensi-potensi luar biasa dari para siswa. Oleh karena itu, sekolah
pun mengoptimalkan keberadaan kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Pembinaan
ini dilakukan secara profesional, intensif, terstruktur, dan konsisten.
Ketiga,
kesempatan untuk tampil mengekspresikan diri. Unjuk bakat dan minat siswa dalam
keikutsertaan pada perlombaan atau pertandingan, baik skala regional, nasional,
dan internasional. Sekolah memberi kesempatan seluas-luasnya untuk tampil dan
berkompetisi, seperti dalam ajang Goes to
School yang bekerja sama dengan Radar Malang Jawa Pos, program class
meeting pada setiap akhir semester, pentas malam seni, pekan lomba keterampilan
siswa, dan pamer produk teknologi.
Nurul Faiza, siswi kelas XI
Jurusan Perbankan merupakan salah satu aset SMK MUTU Gondanglegi yang telah
banyak meraih prestasi. Ia merasa senang bersekolah di SMK MUTU karena bakat
dan kemampuannya dapat tersalurkan dengan baik hingga menuai prestasi. “Saya
pernah mendapatkan juara III LKS Matematika non teknik di tahun 2015, dan pada
saat itu saya masih baru kelas X. Saya ingin membuktikan bahwa ilmu itu bukan
tentang usia, tapi bagaimana kita belajar lebih. Saat pengumuman juara, Alhamdulillah
saya mendapat juara III,” kisahnya.
Selain itu, siswi kelahiran 22
April 2000 ini juga pernah mendapatkan prestasi masuk dalam 10 besar award
dalam kompetisi ME Award bidang ismu in English. “Setiap tahun, semua sekolah Muhammadiyah
di Indonesia mengadakan event, yakni Muhammadiyah
Education Awards. Saya diberikan tantangan untuk berpartisipasi di
dalamnya. Selama 3 minggu, saya saya belajar materi kelas X, XI, dan XII. Alhamdulillah
saya bisa masuk ranking 20 teratas dari total 160an siswa, yang sebagian besar
adalah siswa kelas XII. Saat pengumuman, sasya benar-benar bangga dinobatkan
sebagai pemenang 10 besar,” katanya.
Sedangkan Khoiroh Yeroh, siswi
kelas XI Keperawatan, adalah salah satu siswi yang pernah mendapatkan prestasi
juara I Business Plan. Dalam penampilannya, ia mengetengahkan tentang salah
satu inovasi sekolah, yakni es krim yang terbuat dari buah mengkudu. “Mengkudu kan biasanya dianggap sebagai jamu dan
rasanya tidak enak. Di sini kami mengubahnya menjadi makanan yang enak sehingga
masyarakat mau mengonsumsinya. Alhamdulillah kami bisa mendapatkan juara I,”
katanya. Di samping berprestasi, Khoiroh pun merasa sangat menikmati
pembelajaran di SMK MUTU Gondanglegi. Ia menilai bahwa para guru yang mengajar
cukup menyenangkan, kreatif, dan menjadi teladan.
Selain berbagai prestasi yang di
antaranya telah tersebutkan di atas, SMK MUTU juga dikenal sebagai sekolah yang
penuh inovasi. Salah satu produk inovasi yang paling membanggakan adalah terciptanya
mobil bertenaga surya yang murni dibuat oleh tim SMK MUTU Gondanglegi. Mobil
bertenaga surya tersebut diberi nama Suryawangsa I, yang dilaunching pada tahun
2012, dan Suryawangsa II yang dilaunching pada tahun 2014.
Suryawangsa, Mobil Bertenaga Surya
Suryawangsa I adalah mobil bertenaga matahari yang diciptakan oleh SMK
MUTU Gondanglegi. Mobil
ini digarap untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan
lingkungan akibat gas buang alat transportasi. Mobil bertenaga matahari ini
benar-benar didesain berdasarkan kebutuhan otomotif di masa depan yang hemat
energi dan ramah lingkungan.
Mobil Suryawangsa I ini bertipe city car, mulai digarap pada tahun 2011 dan dilaunching
pada tahun 2012. Pembuatan mobil Suryawangsa I ini melibatkan ITS Surabaya dan
Koryou High School, Jepang, yang pada saat itu diakui sebagai satu-satunya
mobil bertenaga matahari buatan SMK. Tahun 2013, Dahlan Iskan, yang saat itu
menjabat sebagai Menteri BUMN, meminta SMK MUTU untuk bekerja sama dengan
Kementerian BUMN dalam mengembangkan mobil angkut bertenaga matahari dengan
kapasitas 6 – 10 penumpang. Menindaklanjuti ide dan pemikiran Dahlan Iskan
tersebut, maka SMK MUTU Gondanglegi pun menciptakan Suryawangsa II.
Pada launching dan test drive Suryawangsa
II, Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional
pun turut hadir. Demikian pula Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Majelis
Dikdasmen PP Muhammadiyah Prof. Dr. Baedhowi,dan staf ahli Menteri Riset,
Teknoligi, dan Pendidikan Tinggi.
Proyek mobil Suryawangsa II ini dikerjakan
dalam waktu enam bulan, melibatkan siswa dari lima kompetensi keahlian, yakni
Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknis
Instalasi Tenaga Listrik, dan Teknik Komputer dan Jaringan, serta berkolaborasi
dengan Laboratorium Power System
Operation and Control Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan
guru besar Rekayasa Energi Listrik ITS Surabaya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi. Mobil berbentuk mikrobus ini juga dibuat sebagai prototipe angkutan
massal. Pembuatan mobil dengan kapasitas lima tempat duduk ini memakan
biaya 107 juta rupiah termasuk riset.
Sedangkan mengenai nama mobil, Achmad
Muhtadi, kepala proyek pembuatan mobil listrik SMK MUTU Gondanglegi mengatakan
bahwa nama yang disematkan pada mobil tersebut pun bukanlah asal nama,
melainkan memiliki makna. Nama
Suryawangsa II itu sendiri berasal dari penggabungan dua kata Surya yang
memiliki arti Matahari, dan Wangsa yang berarti Dinasti. Jadi, makna dari
Suryawangsa adalah keluarga Matahari (Muhammadiyah). Nama ini sengaja diambil
karena mewakili lambang dari Muhammadiyah yakni Matahari. Sedangkan angka dua
di depan Suryawangsa memberikan petunjuk bahwa ini merupakan proyek mobil
listrik kedua, setelah sebelumnya, SMK Muhammadiyah 7 telah meluncurkan mobil
listrik dua penumpang pada 2012. Arjuna 4.0 diambil dari nama gunung tertinggi
di Jawa timur, sedangkan angka 4.0 mengartikan daya motor yang digunakan mobil
asal Malang ini, yaitu 4 ribu watt.
Beberapa keunggulan mobil Suryawangsa antara lain adalah pemanfaatan energi terbarukan, yakni menyerap
energi sinar matahari dari lingkungan sekitar saat driving oleh photovaltic
(sell surya), sehingga tidak lagi tergantung pada bahan bakar minyak. Mobil ini
memiliki teknologi transportasi ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi
gas buang, dan juga mampu menyediakan listrik pada setiap putaran mesin.
Sedangkan kendaraan berbahan bakar minyak hanya sekitar 20 persen dari energi
kimia dalam bensin yang akan dikonversi menjadi energi mekanik pada pembakaran
internal. Selain itu, mobil ini memiliki teknologi pendingin ruangan non CFC
yang menggunakan TEC-12706 Thermo Electric Peltier Cooler adalah teknologi
pendingin yang memanfaatkan sisi dingin dari efek peltier, juga memiliki
pendingin motor penggerak dengan memanfaatkan efek dingin dari perpaduan TEC Thermo Electric dengan hembusan udara
dingin yang dihasilkan oleh pendinginan. Mobil ini juga dilengkapi dengan
kamera belakang yang aktif saat kendaraan mundur, yang membantu pengemudi
ketika melakukan parkir.
Pembuatan Suryawangsa II diklaim menggunakan bahan dari
lokal. Komponen lokalnya bahkan mencapai 90 persen dan dikerjakan secara manual
atau handmade. Bahan utama untuk bodi yaitu lapisan galvanis. Sementara yang
mesti diimpor yaitu baterai untuk menggerakkan mobil.
Latih Entrepreneurship
Sejak semester 1 sampai dengan
semester 6, siswa di SMK MUTU Gondanglegi dibekali dengan ilmu entrepreneur
melalui mata pelajaran kewirausahaan. Selain itu, mereka juga dibekali dengan
keterampilan hidup seperti mengelas, service elektronik, service komputer,
service sepeda motor, service mobil, praktek perbankan di mina bank sekolah,
serta praktek membuat makanan dan minuman kesehatan (tata boga) dan tata
busana.
Untuk mengasah keterampilan
hidup, siswa melakukan praktek kerja di unit produksi dan jasa (UPJ) yang
dimiliki SMK MUTU, seperti UPJ Bengkel Mutu Prima yang bekerja sama dengan
Pertamina, UPJ Bank MUTU yang bekerja sama dengan BNI Syariah, UPJ Otomotif Mobil
Bertenaga Matahari yang bekerja sama dengan BAIC Beijing China, UPJ Apotik Mutu
Prima, UPJ Las Mutu, dan UPJ Elektronika Mutu.
UPJ SMK MUTU, selain berorientasi
pada edukasi, proses pembelajaran kewirausahaan secara langsung, juga
berorientasi pada profit dan menjadi sumber pendapatan bagi sekolah.
Pengelolaan UPJ yang profesional dan bermutu akan memberikan sumbangan
pendapatan bagi institusi sehingga dapat membantu meringankan beban biaya
pendidikan siswa.
Direkrut Kerja
Banyak pihak risau dengan MEA dan kuatir kalah bersaing lulusannya, namun
tidak demikian dengan sekolah yang dihiasi berbagi torehan prestasi nasional
dan internasional ini. MEA adalah peluang sekaligus tantangan. Lulusan SMK Mutu
telah teruji dalam persaingan dunia kerja global. Setiap tahun 2% s/d 5%
lulusannya bekerja di Malaysia, Singapore dan Jepang. Sekolah
menjembatani kepentingan alumni dan industri, maka sejak tahun 2009 Bursa
Kerja Khusus (BKK) kembali diaktifkan.
BKK SMK Mutu membuka akses kerjasama yang luas dengan dunia usaha/industri
(du/di). Bentuk kerjasama tersebut meliputi kerjasama untuk rekruitmen,
sebagai guru tamu, tempat pelaksanaan prakerin, asesor dalam uji kompetensi,
dan lain sebagainya. Melalui kerjasama, sekolah berupaya memberikan kesempatan dan peluang kerja bagi siswa dan
alumni sesuai dengan bidang kompetensi-nya masing-masing. Ada 87 dunia
usaha dan dunia industri, baik dalam maupun luar negeri yang menjalin kerjasama
dengan sekolah yang tengah merintis pabrikasi otomotif ini.
Target pokok BKK melakukan rekrutmen kerja di sekolah 15 sampai 25 kali
dalam setahun, dan melayani siswa dan alumni agar sebelum atau sesudah lulus
mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai kompetensinya. Layanan yang
diberikan berupa, bimbingan karier, diklat rekrutmen kerja, informasi lowongan
kerja, pengurusan kartu kuning, rekrutmen kerja, orientasi pengenalan kerja
(pasca test), informasi dan layanan alumni ke tempat kerja serta jalinan
komunikasi di dunia usaha dan dunia industri.
Sejauh ini, siswa telah laris direkrut oleh pihak du/di bahkan sebelum
mereka diwisuda dalam kelulusan. “Bahkan tiap kali kami mengadakan rekruitmen
kerja, para siswa ini sudah tak ada yang tersisa, sampai-sampai kami pun
menawarkannya ke sekolah lain,” kata Pahri. Berdasarkan mapping siswa kelas dua belas selama ini, 83% siswa direkrut
kerja sebelum lulus, 10% siswa melanjutkan ke perguruan tinggi, dan 7%
berwirausaha dan masa tunggu.
Umumnnya, pihak du/di merasa puas dengan kompetensi maupun karakter para
siswa dari SMK MUTU Gondanglegi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Muhammad
Syaiful Hadi, ST., Service Manajer Yamaha yang bertugas di Main Dealer PT. Roda
Sakti Yamaha, Kabupaten Malang. Ia mengatakan bahwa kerjasama Yamaha dengan SMK
MUTU Gondanglegi telah dimulai sejak tahun 2010. PT Roda Sakti Malang merupakan
main dealer Yamaha yang bergerak di bidang distributor sepeda motor Yamaha yang
meliputi plat N.
Menurut Saiful, demikian ia akrab
disapa, menjalin kerjasama dan berpartisipasi di dunia pendidikan merupakan
salah satu agenda perusahaan. “Kami ingin mengembangkan informasi teknologi sepeda
motor karena teknologi semakin tahun semakin berkembang. Harapan kami, supaya
generasi muda nantinya ketika sudah lulus SMK, mereka bisa bersaing karena
telah memiliki bekal ilmu yang paling tidak
sama dengan dunia industri,” katanya.
Bentuk kerjasama yang digalang
Yamaha pun memiliki beberapa tahapan, mulai dari kerjasama grade C, grade B,
hingga grade A. “Dibuat demikian karena kami juga ingin tahun bagaimana
motivasi sekolahnya,” jelas Saiful. Saat baru menjalin kerjasama, maka terlebih
dahulu masuk pada tahapan grade C. Dalam kerjasama ini, hal-hal yang dilakukan
oleh pihak Yamaha terhadap sekolah adalah memberikan informasi atau mengadakan
seminar teknologi. Ketika bentuk kerjasama telah sampai di grade B, maka pihak
Yamaha selain memberikan informasi maupun seminar teknologi, juga mulai
mensupport alat praktek untuk sekolah. Sedang untuk grade kerjasama yang paling
tinggi adalah grade A, dimana pihak Yamaha mulai menyeting workshop, ruang kelas,
mensupport alat, hingga mensinkronikasi materinya ke dalam kurikulum
pembelajaran. Saat ini, bentuk kerjasama pihak Yamaha dengan SMK MUTU
Gondanglegi telah sampai pada grade A.
PT Roda Sakti Malang juga menjadi
tempat prakerin bagi siswa SMK MUTU Gondanglegi. Menurut Saiful, kinerja dan
kompetensi siswa dari SMK MUTU Gondanglegi selama masa prakerin tiga bulan
cukup memuaskan. “Rata rata mereka disiplin dan bersih,” katanya. Sejauh ini,
telah ada beberapa lulusan yang telah bergabung dengan Yamaha.
Selain itu, Yamaha juga memiliki
program pendidikan, yakni Yamaha Engineering School (YES). Untuk ini, Yamaha
menjalin kerjasama dengan beberapa SMK, termasuk salah satunya adalah SMK MUTU
Gondanglegi. Program ini ditujukan untuk siswa yang tidak mampu tetapi
berprestasi. Setelah mereka lulus dan melampaui tes yang diselenggarakan
Yamaha, mereka berhak atas pendidikan gratis yang diadakan Yamaha setara D-1
dan setelah lulus langsung bergabung dengan Yamaha.
Selain Yamaha, pihak du/di
lainnya yang juga telah menjalin kerjasama dengan SMK MUTU Gondanglegi adalah
BNI Syariah Cabang Kepanjen, Malang. Bentuk kerjasama yang dijalin antara lain
penempatan siswa prakerin hingga guru tamu. Imam Taufik, SE., pimpinan cabang
BNI Syariah Cabang Kepanjen mengatakan bahwa sejauh ini, siswa SMK MUTU
Gondanglegi cukup bagus dan memuaskan. “Anak-anak disini cukup baik, dapat
diajak berkomunikasi. Sepertinya mereka sudah mendapat materi dari gurunya,
jadi ketika kita mengajar perbankan secara riil, mereka sudah memiliki
gambarannya,” katanya.
Taufik pun sangat mengapresiasi
keberadaan bank mini SMK MUTU Gondanglegi. “Dengan adanya mini bank, mereka
bisa berlatih. Tinggal pengembangan di sistemnya saja, sehingga saat mereka
terjun ke dunia kerja, setidaknya mereka sudah memiliki bekal yang mendukung,”
ulasnya.
Selama menjadi guru tamu, Taufik
tak hanya mengajarkan ilmu-ilmu perbankan saja, namun juga pengetahuan tentang
profesionalisme dalam dunia kerja kepada para siswa. “Saya mengajarkan service of excellence di bank dan materi
tentang profesionalisme di dunia kerja, misalnya tentang bagaimana
berkomunikasi dengan atasan, antar teman, pelanggan, dan sebagainya. Itu akan
sangat diperlukan para siswa. Namun yang terpenting adalah kepribadian, dan
terutama kejujuran. Apapun kondisinya, kalau ingin memiliki prestasi yang bagus
di dunia perbankan, ya harus jujur,” jelasnya.
Siap Saing
Menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir Desember 2015
mendatang, SMK Mutu menyiapkan berbagai program unggulan. Di antaranya,
kelas RSBI dengan sertifikat internasional; TOEC, TOEFEL, SISCO, SERTIFOT, dan
LSP. Kelas Industri seperti Kelas SuryaTek, Kelas YAMAHA, Kelas Daihatsu, Kelas
Banking, dan Kelas Hybrid Solar Car.
Sekolah juga mengembangkan program sister school dengan; Brevet Technician
Superiour (BTS) Marsaille Prancis, Koryou High School Japan, Haihe Educatioan
Park Tianjin China, SMK Aminuddin Baki Malaysia dan Aljunaid Islamic School
Singapore. Melalui Program Seamolec Dit PSMK, tahun 2014 Guru Teknik SMK Mutu
berkesempatan belajar di Singapore. Berdasar hasil seleksi tahun ini satu orang
guru dan satu orang siswa belajar teknologi di BTS Perancis.
Di bidang akademik, SMK yang beralamat di Jalan KH Ahmad Dahlan 20
Gondanglegi Malang ini, dipercaya Kemendikbud RI untuk melaksanakan
Kurikulum 2013, dan pilot project Ujian Nasional Computer Bast Test (CBT)
2015. Menerapkan model pembelajaran mutakhir yang berbasis pada
tekhnologi; IT Learning, Proces Learning dan Competency
Learning. Demikian pula pada metode pembelajaran, mengembangkan
pendekatan saintific dan authentic asesment.
“Tahun ini SMK Mutu telah menerapkan UH, UTS dan UAS berbasis CBT. Semuanya
serba paper lass (tanpa kertas) dan berbasis IT mutakhir,”
kata Pahri memaparkan program IT-nya.
Mendukung pencapaian prestasi akademik, sekolah terus berbenah diri dengan
meningkatkan kualitas PTK. Bekerjasama dengan Asean-China Comunty (ACC) yang
berpusat di Beijing dan Votech Seamolec yang bermarkas di Singapore dalam
program Teacher Exchange. Di bidang bakat dan minat siswa, SMK Mutu
menerapkan program kaderisasi modern leadership, olah raga dan seni, English
Day dan English Area, proyek Smart Education
Hybrid Solar Car, Air Robotic Student Club,dan
Entrepreneur.
Dari MSG hingga Talent Day
Budaya sekolah yang telah menjadi
identitas SMK MUTU Gondanglegi adalah kedisiplinan. Nilai-nilai kedisiplinan
tak hanya diterapkan kepada siswa, namun juga para pendidik maupun tenaga
kependidikan. Salah satu budaya sekolah yang dilakukan oleh para guru sebelum
mengajar setiap harinya adalah MSG (Morning Spiritual Gathering). “Para guru
berkumpul, berdiri menghadap pintu gerbang sekolah pada pukul 06.50 wib. Kami
melakukan pengajian bersama selama kurang lebih 10 menit, kemudian kepala
sekolah memberikan motivasi kurang lebih selama
5 menit. Kegiatan ini setidaknya untuk mengantisipasi guru terlambat.
Karena jika guru terlambat, maka dia akan terlihat di pintu gerbang, karena
kami semua menghadap pintu gerbang. Dia pasti akan merasa canggung. Harapannya,
dia tidak akan mengulanginya lagi,” jelas Pahri.
Di samping itu, para guru pun
memiliki jadwal pengajian di rumah para guru maupun tenaga kependidikan secara
bergantian atau bergiliran. Dengan demikian, kegiatan ini dapat menambah rasa
keakraban dan kekeluargaan di antara para guru dan staf.
Dalam hal kedisiplinan siswa,
sekolah telah menyusun aturan yang cukup ketat. Mulai dari performance siswa,
misalnya mengenai seragam, panjang rambut, model celana, sepatu, dan lain
sebagainya telah memiliki ketentuan sendiri. Siswa juga tidak diharapkan
membawa telepon genggam saat pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, seksi
kesiswaan sekolah sewaktu-waktu mengadakan sidak ke kelas-kelas.
Para siswa juga diwajibkan
membawa Alquran ke sekolah. Sebelum pelajaran pertama dimulai, para siswa
mengaji bersama. Jika siswa tidak membawa Alquran, mereka akan mendapatkan
sanksi, misalnya menghapal beberapa surat dalam Alquran. Di SMK MUTU
Gondanglegi, nilai-nilai keislaman benar-benar diterapkan.
Untuk mewadahi dan menyalurkan
minat serta bakat siswa, sekolah memiliki program Talent Day, yang dilaksanakan
pada setiap Sabtu. “Pada hari Sabtu, siswa tetap pergi ke sekolah, tapi mereka
tidak belajar, melainkan beraktivitas mengembangkan bakat mereka. Kami memiliki
sekitar 30 bidang ekstrakurikuler yang bisa dipilih siswa, mulai dari seni,
olahraga, akademis, keterampilan, dan lain-lain.
The Titanium Building dan Teaching Factory
Untuk menunjang pembelajaran yang
baik, sekolah yang menempati lahan seluas 23.000 m2 ini telah
melengkapi diri dengan fasilitas yang memadai. Sepanjang tahun, SMK MUTU terus membangun. Laboratorium dan ruang
praktek siswa untuk masing-masing kompetensi keahlian telah mencukupi. Dua proyek fisik tuntas di Tahun 2015, yakni The
Titanium Building 7 Lantai dan Teaching Factory 5 Lantai. Kedua bangunan itu
masing-masing menempati areal 10.000 m2 dan 2.000 m2. The Titanium Building 7
Lantai telah menelan dana hingga 25 milyar, dan Teaching Factory menghabiskan dana
hingga 4,5 milyar. Kedua gedung tersebut dimanfaatkan untuk sentral layanan siswa
dan pabrikasi karya dan produk SMK.
The Titanium Building adalah gedung tertinggi dan termegah katagori SMK
Indonesia. Menurut Pahri, awal gagasan membangun The Titanium Building
disangsikan banyak pihak. Pertanyaan yang seringkali mengemuka, dari mana
dana-nya? Dan bangunan ini tidak cocok untuk sekolah di desa? Terlalu megah dan
mewah? Berkat keseriusan, kesungguhan, kekompakan dan kebersamaan guru,
karyawan dan yayasan, kekuatiran dan kesulitan itu dijawab dengan kerja keras dan
kerja nyata.
Pengawas SMK Kabupaten Malang, Drs.
M. Singgih Winoto, M.Pd., mengatakan bahwa melengkapi sekolah dengan berbagai
fasilitas yang modern dan memadai kini telah menjadi sebuah kebutuhan dan
keharusan seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat
yag menginginkan yang terbaik untuk putera-puterinya. “Sekarang masyarakat
sudah sangat kritis. Kalau sekolah tidak memberikan yang terbaik, maka sekolah
akan diabaikan. Selain itu, sekolah juga harus bersedia open house kepada calon wali murid supaya wali murid dapat melihat
apa saja yang ditawarkan oleh sekolah,” katanya.
Di Kabupaten Malang sendiri ada
sebanyak 127 SMK, baik negeri dan swasta. Dengan banyaknya SMK, maka persaingan
antar sekolah pun cukup tinggi. Oleh karena itu, kelengkapan fasilitas sekolah
menurut Singgih merupakan poin plus bagi sekolah tersebut untuk meningkatkan
citranya di mata masyarakat.
Mengenai SMK MUTU Gondanglegi,
Singgih menilai bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah swasta andalan
tak hanya di Kabupaten Malang, namun juga di Jawa Timur, bahkan di tingkat
nasional. Oleh karena itu, SMK MUTU Gondanglegi merupakan SMK rujukan nasional.
Tak heran jika sekolah ini sering kali menerima banyak kunjungan dan studi
banding, baik dari sekolah-sekolah lainnya di berbagai penjuru Indonesia maupun
instansi-instansi terkait. SMK MUTU Gondanglegi menurut Singgih benar-benar
layak menjadi sekolah rujukan karena SMK MUTU memiliki tata kelola manajemen
yang bagus, budaya sekolah yang baik, fasilitas yang modern dan memadai, serta
aset sumber daya manusia yang unggulan.
Hal senada juga diungkapkan oleh
Masturin, anggota komite SMK MUTU Gondanglegi dari unsur Perserikatan
Muhammadiyah. Menurutnya, yang menjadikan SMK MUTU Gondanglegi favorit di mata
masyarakat adalah karena poin kedisiplinannya yang bagus. “Umumnya,masyarakat
ingin menyekolahkan anaknya di SMK MUTU karena ingin anaknya lebih aman dari
berbagai pengaruh buruh. Bahkan ada pula orangtua yang kewalahan menangani
anaknya dan berpikir bahwa menyekolahkan anaknya di SMK MUTU adalah sebuah
solusi yang tepat,” katanya.
Peran Komite terhadap sekolah pun
cukup besar. Selain membantu sekolah dalam menyosialisasikan
kebijakan-kebijakan sekolah kepada wali murid, komite juga acapkali mengadakan
kegiatan-kegiatan yang menunjang pembelajaran dan pembimbingan karakter siswa.
Terutama dalam kegiatan-kegiatan yang menyentuh keagamaan, seperti peringatan
hari raya Islam dan sebagainya, sekolah dan komite saling bahu membahu dalam
balutan kegiatan. “Kadangkala kami juga berinisiatif mendatangkan konsultan
atau peneliti yang juga merupakan anggota perserikatan, untuk memotivasi para
orangtua siswa, biasanya saat momen pengambilan raport,” kata Masturin.
Guru Studi Banding ke Luar Negeri
Selain fasilitas sekolah, sumber
daya manusia juga menjadi poin utama dalam pembangunan dan pengembangan
sekolah. Terutama guru, dituntut harus memiliki komitmen dan kinerja yang
tinggi. Jumlah total guru di SMK MUTU Gondanglegi sebanyak 82 orang, yang
terdiri dari guru tetap dan guru tidak tetap. Kedisiplinan juga berlaku di
kalangan guru maupun tenaga kependidikan, pun sekolah memiliki format evaluasi
dan penilaian.
Untuk memotivasi kinerja para
guru dan tenaga kependidikan, sekolah tak segan untuk memberikan reward ataupun
apresiasi. Misalnya, untuk guru yang dianggap berprestasi, maka sekolah tak
segan untuk memberangkatkannya ke luar negeri untuk studi banding. Di samping
itu, guru yang berprestasi juga akan memiliki kesempatan untuk diikutkan dalam
program sekolah, yakni program pertukaran guru dan siswa dengan sekolah-sekolah
di luar negeri seperti Malausia, Jepang, Singapura, dan lain-lain. Penilaian
guru dan tenaga kependidikan biasanya diumumkan pada akhir semester saat rapat
evaluasi.
Sekolah juga sangat memperhatikan
peningkatan kualitas guru. Salah satu strategi meningkatkan kualitas guru
adalah mendorong guru untuk aktif di MGMP sekolah. Menurut Pahri, salah satu
kendala SDM di SMK MUTU Gondanglegi adalah kurangnya guru produktif. DI antara
10 kompetensi keahlian, menurut Pahri yang paling susah penyediaan tenaga
pendidiknya adalah di jurusan farmasi atau keperawatan. “Di Universitas Negeri
Malang yang notabene adalah pencetak tenaga guru masih belum ada jurusan
kesehatan. Maka itu, guru untuk jurusan ini sulit dicari. Umumnya tenaga di
bidang ini adalah profesional di dunia industri dan tidak memiliki keinginan
untuk menjadi guru,” katanya.
Dalam mengajar, guru juga
dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru
harus senantiasa memiliki minat untuk mengembangkan metode pembelajarannya
supaya siswa tak bosan dan memiliki minat belajar yang tinggi. Seperti yang dilakukan
oleh Titis Wahyuningsih, S.Pd., guru Bahasa Indonesia di SMK MUTU Gondanglegi,
ia senantiasa mengembangkan metode pembelajarannya dari waktu ke waktu. “Saya
selalu berusaha untuk mengikuti zaman, misalnya dengan menggunakan LCD maupun
komputer. Guru tidak melulu mengajar ceramah di depan kelas karena itu bisa
membuat siswa mengantuk dan bosan. Apalagi saya mengajar Bahasa Indonesia, di
mana siswa dituntut untuk banyak membaca, padahal siswa kebanyakan malas
membaca. Sebagai guru, tantangan saya adalah bagaimana membuat siswa mau
membaca dan tidak mengantuk. Sebelum
masuk ke materi, biasanya saya putarkan video lucu untuk membangkitkan semangat
mereka. Belajar di luar ruangan juga sering saya lakukan. Kadang, saya mengajak
mereka untuk belajar di perpustakaan,” ulasnya.
Sedangkan Irwan Sugiyatmo, S.Pd.,
guru Jurusan Teknologi Komputer Jaringan pun memiliki strategi tersendiri dalam
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Menurutnya, hal itu sudah menjadi
tuntutan bagi guru karena acapkali guru dihadapkan oleh kondisi siswa yang
tidak termotivasi. “Sekarang, banyak siswa yang masuk di jurusan TKJ tak tidak
punya komputer di rumah sehingga ia sangat kurang praktek. Fasilitas di sekolah
sudah cukup memadai, namun acapkali motivasi anak-siswa untuk mengembangkan itu
kurang. Akhirnya kami menemukan konsep yakni
bersaing di semua lini. Kami membuat klub-klub hobi dan menjaring semua siswa mulai
dari kelas X. Ada delapan bidang yang ingin kami kembangkan di klub, mulai dari
desain web, desain grafis, animasi, fotografi, operasi drone, hardware
software, jaringan, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sejauh ini, menurut Irwan,
strategi tersebut cukup membuahkan hasil. Ia mulai banyak menemukan
potensi-potensi yang siap untuk dikembangkan.
Asalkan sekolah selalu menggali
potensi dan membuka peluang untuk maju, SMK Mutu Gondanglegi optimis akan dapat
selalu mempertahankan citra dan prestasinya sebagai sekolah unggulan dan
rujukan di Indonesia.***
The Best
ReplyDelete