SMK Negeri 1 Tuban : Laris di Dunia Industri


Saat menginjakkan kaki ke SMK Negeri 1 Tuban, suasana yang pertama kali tertangkap adalah rindang dan sejuk. Pepohonan banyak tertanam, dan tiap-tiap sudut dimanfaatkan sebagai lahan untuk keindahan. Terdapat kolam ikan dengan berbagai jenis ikan, dan yang paling unik dari sekolah ini, bahkan terdapat pula sangkar-sangkar hewan yang jarang dijumpai, mulai dari aneka burung, kelelawar, musang, dan lain-lain -- mirip seperti di kebun bintang. Menurut Drs. Basuki, M.Pd., kepala SMK Negeri 1 Tuban, segala apa yang ada di sekolah, termasuk kolam ikan dan kebun binatang mini adalah sarana pembelajaran bagi siswa, tak sekadar soal keindahan.

Berdiri sejak tahun 1965, SMK Negeri 1 Tuban dulunya bernama STM Negeri Tuban. Sekolah ini merupakan sekolah menengah kejuruan berbasis teknik yang memiliki 10 bidang kompetensi keahlian, antara lain Teknik Konstruksi Batu Beton, Teknik Gambar bangunan, Teknik Otomasi industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Multimedia, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Kimia Industri, dan Kimia Analis. Pada tahun ajaran 2015/2016, jumlah total siswa mencapai 1.296 siswa, yang terbagi dalam 42 rombongan belajar. Jumlah siswa baru di tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 448 siswa, padahal yang mendaftar sebanyak 4.317 siswa.

Sekolah yang beralamat di Jalan Mastrip No. 2, Tuban, Jawa Timur ini memang merupakan sekolah menengah kejuruan terfavorit, terutama di kota Tuban. Hal ini dikarenakan citra dan prestasi SMK Negeri 1 Tuban telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Banyak pula alumni SMK Negeri 1 Tuban yang telah menjadi sosok yang sangat sukses di dunia kerja, sehingga hal ini pun menjadi inspirasi bagi masyarakat. Peminat tertinggi ada di Jurusan Teknik Pemesinan, kemudian Teknik Instalasi Listrik.

Sistem penerimaan siswa baru di SMK Negeri Tuban cukup unik. Siswa yang mendaftar diperbolehkan untuk memilih tiga jurusan. Nantinya, sekolah akan menyaring ke manakah siswa tersebut akan ditempatkan, berdasarkan nilai nun, tes dari sekolah, dan hasil wawancara. Sistem demikian bertujuan untuk menghindari siswa yang masuk ke jurusan yang salah atau tidak sesuai dengan minat maupun kemampuannya.

Tingkatkan Pelayanan dan Fasilitas Sekolah
Hal yang menjadi fokus inovasi SMK Negeri 1 Tuban adalah tentang manajemen sekolah. Menurut Basuki, kepala SMK Negeri 1 Tuban yang sudah menjabat sejak tahun 2012, dengan melakukan penataan manajemen yang bermutu dalam segala aspek proses pengadministrasian dan pengajaran, sekolah akan berjalan seperti yang diharapkan. Pelaksanaan manajemen mutu di SMK Negeri 1 Tuban berdasarkan ISO 9001:2008, di samping implementasi FMIS dan EMIS, serta manajemen lain berbasis IT.

Dari sisi fasilitas, sekolah yang memiliki luas 40.870 m2 ini tergolong cukup memadai. Sekolah pun dilengkapi dengan akses wifi gratis untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengakses beragam informasi yang dibutuhkan di internet. Sekolah pun tidak melarang siswa membawa laptop pribadi asalkan untuk tujuan baik, membantu proses pembelajaran. Dengan adanya fasilitas ini, menurut Basuki, siswa menjadi betah di sekolah. Acapkali mereka bahkan belum ingin pulang ke rumah meskipun jam sekolah telah usai, karena mereka ingin berlama-lama memanfaatkan fasilitas wifi gratis di sekolah.


Dengan fasilitas yang memadai dan suasana sekolah yang menyenangkan, siswa dapat selalu termotivasi untuk belajar dengan baik. Bahkan tak jarang para guru pun memanfaatkan berbagai fasilitas dan suasana pembejaran dengan cara-cara kreatif mereka. Misalnya, seperti yang dilakukan Drs. Sudarto, guru Bahasa Indonesia yang mengajar di SMK Negeri 1 Tuban sejak tahun 1996. “ketika saya mengajar sastra atau membaca puisi, kadang saya ajak anak-anak belajar di taman atau di bawah pohon. Juga ketika mereka belajar pidato, maka saya ajak mereka belajar di luar, karena jika belajar di luar itu tantangannya adalah dilihat orang banyak, dan ini merupakan pembelajaran yang bagus untuk melatih mental keberanian dan kepercayaan diri mereka,” katanya.

SMK Negeri 1 Tuban pun telah akrab menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran. Sistem ujian sudah menggunakan UNBK, komputer untuk praktek pun sudah memadai. “Bahkan ujian nasional perbaikan tingkat kabupaten dan UKG pun dilaksanakan di sini,” kata Basuki.

Teknik Pemesinan yang Favorit
Di antara 10 kompetensi keahlian di SMK Negeri 1 Tuban, Teknik Pemesinan merupakan yang paling banyak diminati masyarakat. Reputasinya sudah cukup kuat. Keterserapan lulusan ini di dunia kerja atau industri cukup baik, bahkan pada umumnya tak sampai menunggu lebih dari tiga bulan setelah lulus, siswa telah mendapat pekerjaan. Di samping itu, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Teknik Pemesinan adalah jurusan paling mudah jika harus berwirausaha mandiri dengan bekal kompetensi yang diperoleh di sekolah.

Sejak SMK Negeri 1 Tuban menjadi sekolah rujukan, kompetensi keahlian Teknik Pemesinan menjadi pilihan untuk lebih dikembangkan. Revitalisasi peralatan menjadi fokus pengembangan, diikuti dengan pembenahan manajemen bengkel sebagai layanan TUK (Tempat Uji Kompetensi). Kompetensi instruktur pun dikembangkan agar guru mendapat sertifikat asesor lebih banyak. Sekolah juga meningkatkan dan memperluas hubungan kerjasama dengan industri untuk meningkatkan keterserapan lulusan. Selain itu, sekolah juga menjalin kerjasama dengan sekolah lainnya, utamanya yang menjadi binaan agar bersama-sama meningkatkan layanan pendidikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada di SMK Negeri 1 Tuban.

Kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik menempati urutan kedua sebagai jurusan terfavorit di SMK Negeri 1 Tuban. Jika jumlah pendaftar diprosentasi, maka Teknik Instalasi Tenaga Listrik ini menyedot hingga 18 persen dari jumlah pendaftar. Hal ini dikarenakan hanya SMK Negeri 1 Tuban, satu-satunya sekolah yang memiliki kompetensi keahlian ini. Faktor lainnya adalah karena keterserapan lulusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik ke dunia industri cukup tinggi, terlebih perkembangan dunia industri di Kabupaten Tuban dan sekitarnya sedang marak-maraknya, dan rata-rata membutuhkan tenaga terampil jurusan listrik. Faktor ketiga karena ketersediaan daya dukung pembelajaran di SMK Negeri 1 Tuban cukup lengkap, serta institusi pasangan yang mendukung kegiatan prakerin pun sangat banyak.

Pengembangan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 1 Tuban antara lain meliputi berbagai aspek, di antaranya pengembangan manajemen bengkel agar menjadi TUK (tempat uji kompetensi) yang berlisensi BNSP, peremajaan alat praktik sebagai upaya memberikan layanan maksimal pada siswa untuk mendapat keterampilan sesuai dengan kebutuhan du/di, peningkatan kompetensi instruktur melalui jalur diklat dan workshop maupun In House Training sebagai upaya menjamin kualitas lulusan, dan mengembangkan sumber belajar berbasis multimedia.

Riko Adin Pratama, siswa kelas XII Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik mengaku merasa bangga menjadi siswa di SMK Negeri 1 Tuban, yang notabene adalah sekolah favorit di Kabupaten Tuban. Menurutnya, para siswa di SMK Negeri 1 Tuban sangat mudah untuk diajak maju dan bekerja sama. “Guru-gurunya juga sangat ramah, dan kepala sekolahnya sangat bagus dalam memimpin dan mengatur kegiatan,” katanya. Riko berpikir bahwa dengan bersekolah di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, ia akan memiliki peluag kerja yang lebih besar di masa depan.

Jurusan lain yang juga menjadi favorit adalah Kompetensi Keahlian Multimedia maupun Teknik Komputer Jaringan. Peminat untuk kompetensi keahlian ini cukup besar, padahal pagu sekolah untuk jurusan ini cukup terbatas. Banyak hal yang Dari sisi fasilitas sekolah seperti perlengkapan komputer, sekolah telah menyediakannya. Namun demikian, banyak pula siswa yang memilih untuk membawa laptop sendiri dari rumah. Ini menunjukkan keantusiasan mereka pada bidang kompetensi ini, dimana mereka merasa perlu belajar lebih banyak dan mengembangkan diri tak hanya di lingkup sekolah saja.

Roberto Pandelluhan, S.Kom., guru di Jurusan Multimedia mengatakan sebagian besar siswa lulusan Multimedia bekerja di bidang broadcasting maupun berwirausaha. “Banyak pula yang meneruskan ke jenjang S-1 dengan kompetensi keahlian yang sam,” katanya.

Menjelang prakerin, para siswa biasanya magang di beberapa kantor atau instansi, dimana adakalanya mereka ditugaskan untuk membuat iklan perusahaan atau instansi tersebut. Ada pula yang prakerin di perusahaan Evercoss di Jakarta selama 6 bulan. Usai prakerin, siswa akan mendapat sertifikat, dimana sertifikat ini sangat berharga sekali sebagai referensi kerja mereka. 

Membina SMK Rintisan
Sejak tahun 2007, SMK Negeri 1 Tuban telah diminta untuk membina beberapa pondok pesantren di wilayah Tuban dan sekitarnya yang hendak mendirikan SMK. Ada sekitar empat pondok pesantren yang berada di bawah binaan SMK Negeri 1 Tuban, antara lain Ponpes Wali Sembilan, Ponpes Al Mustawa, Ponpes Bani Banna, dan Ponpes Mambail Putus. Dengan menjadi binaan SMK Negeri 1 Tuban, maka otomatis SMK yang dibangun di wilayah pondok tersebut pun menggunakan nama SMK Negeri 1 Tuban. “Kita membantu mengelola manajemennya, hingga menyiapkan guru-guru dari sini yang belum dapat diperoleh Pondok, terutama untuk guru produktifnya. Bahkan kalau pondok belum memiliki alat dan ruang praktek, kita persilakan praktek di sini,” kata Basuki.

Seiring waktu, Pondok Pesantren pun dapat berdiri sendiri secara mandiri setelah mendapat banyak pembinaan dari SMK Negeri 1 Tuban. Dengan kemampuannya untuk mandiri, maka SMK Negeri 1 Tuban pun mempersilakan SMK-SMK pondok tersebut untuk berdiri mandiri, lepas dari SMK Negeri 1 Tuban. Namun Basuki mengatakan bahwa jikalau SMK-SMK binaan tersebut memerlukan bantuan sewaktu-waktu, SMK Negeri 1 Tuban selalu siap sedia membantu.

Salah satu SMK pondok pesantren yang telah siap mandiri adalah SMK Kehutanan yang dikelola oleh Pondok Pesantren Wali Sembilan, Tuban, dengan Ahmad Kholil, S.Pd.i sebagai kepala sekolahnya. “Saat kami masih menginduk pada SMK Negeri 1 Tuban, jurusan yang kami miliki hanya Agribisnis Kultur Jaringan Tanaman, yang berbasis pada pertanian. Namun seiring perkembangan jaman, kami mengubah diri menjadi SMK berbasis kehutanan, karena selain lokasi kami berada di hutan, kami juga telah mengadakan kerjasama dengan Dinas Kehutanan maupun Perhutani,” jelas Kholil.


Saat ini, SMK Kehutanan Wali Sembilan ini memiliki dua kompetensi keahlian, yakni Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, serta Pemetaan dan Pengukuran Hutan. Sebagai sekolah menengah kejuruan yang telah siap mandiri, SMK Kehutanan Wali Sembilan pun telah memiliki beberapa guru produktif yang benar-benar sesuai dengan kompetensinya, berkat kerjasama dengan Kementerian Kehutanan di bawah Pusdiklat Bogor. Total gurunya saat ini berjumlah 25 orang. Karena sekolah ini berada dalam pengelolaan pondok pesantren, maka sebagian besar siswanya pun adalah para santri pondok pesantren, meski ada pula sebagian kecil dari masyarakat umum. Jumlas siswanya saat ini sebanyak 230 anak, dengan jumlah total rombongan belajar sebanyak 5 rombel.  Para siswa yang lulus segera disalurkan untuk menjadi tenaga kerja di unit-unit Kementerian Kehutanan, antara lain sebagai penyuluh kehutanan atau bertugas di hutan lindung, mulai dari wilayah Sabang hingga Merauke.

Karakter yang Utama
Di SMK Negeri 1 Tuban, hal paling utama yang ditanamkan pada siswa adalah penguatan karakter siswa. Dengan karakter yang baik, Basuki optimis bahwa kompetensi dan keterampilan pun akan mengikuti. Untuk membina karakter siswa, sekolah telah membuat budaya karakter yang diterapkan oleh seluruh warga sekolah. Siswa dibuat untuk merasa nyaman, aman, dan termotivasi dengan tujuannya bersekolah. “Saat siswa tiba di sekolah, dia sudah harus mulai belajar karakter. Guru harus menyambut anak di bagian depan sekolah, diberi sapaan dan senyuman. Oleh karena itu, kami ada jadwal piketnya. Dengan demikian, siswa akan merasa diterima dengan baik. Siswa bisa belajar dengan baik kalau suasananya nyaman,” tutur Basuki. 

Pembelajaran berikutnya adalah ketika berada di tempat parkir sekolah. Di sini, siswa dituntut untuk memarkir sepedanya dengan baik dan rapi, karena jika tidak demikian, maka hal itu akan merugikan teman-temannya yang lain karena tidak mendapatkan tempat parkir. “Tempat parkir kami terbatas, namun kami sudah hitung untuk dapat memuat semua kendaraan yang parkir asal diparkir dengan benar. Kalau siswa memarkir sepedanya dengan rapi, maka pasti semua kendaraan dapat terparkir dengan baik,” jelas Basuki.

Saat pembelajaran di dalam kelas pun siswa telah melaksanakan anjuran program kegiatan sebelum pembelajaran dimulai, misalnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional maupun budaya membaca sebelum memulai pelajaran.

Salah satu budaya positif yang unik di SMK Negeri 1 Tuban adalah guru yang mendoakan siswa-siswanya. Basuki menyadari bahwa jika guru mendoakan siswanya, maka akan terbangun perasaan yang lebih tulus dan ikhlas dalam mengajar. Siswa pun menjadi segan dan semakin menyayangi gurunya. Ikatan inilah yang hendak dibangun Basuki demi menyukseskan pembelajaran. “Setiap Senin sebelum mengajar, bapak ibu guru saya kumpulkan semua setelah upacara, untuk mendoakan siswa-siswanya,” katanya. Bahkan adakalanya Basuki memutar lagu ‘Tas Merah’ untuk diperdengarkan seantero sekolah saat jam istirahat sekolah. Tujuannya, melalui lagu tersebut, ia berharap dapat membetik perasaan siswa untuk mencintai guru-gurunya, demikian pula sang guru, supaya termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa-siswanya.

Jumlah tenaga pendidik di SMK Negeri 1 Tuban saat ini sebanyak 108 orang, yang terdiri dari 68 guru berstatus PNS, dan 40 guru berstatus guru tidak tetap. Sebagian besar guru telah bersertifikasi S1. Menurut Basuki, hampir 100 persen guru telah mendapatkan kesempatan dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilannya untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Di samping workshop ataupun diklat Kurikulum 2013, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dilakukan melalui jalur In House Training dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Entrepreneurship melalui Karya
Untuk menunjang minat dan bakat siswa, sekolah telah menyediakan 24 kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti oleh siswa; mulai dari kegiatan seni, olahraga, keagamaan, dan lain sebagainya. Bahkan sekolah pun memiliki set perlengkapan gamelan, dan para siswa yang memainkan gamelan tersebut kerap diundang ke berbagai acara hingga tingkat Kabupaten. Sekolah juga memiliki beberapa set mesin jahit dan perlengkapannya, terutama untuk mengakomodir minat bakat para siswi. Di SMK Negeri 1 Tuban, siswa wajib memilih dua kegiatan, yakni kegiatan Pramuka yang merupakan ektrakurikuler wajib, dan satu kegiatan pilihan yang menjadi minat bakatnya. “Kami menyadari bahwa kadangkala jurusan siswa tidak selalu menentukan masa depan siswa, karena adakalanya siswa/alumni mendapatkankesempatan di bidang yang berbeda dengan apa yang telah dipelajarinya di sekolah. Oleh karena itu, kami berupaya untuk memberikan bekal sebanyak-banyaknya kepada siswa,” katanya.

Di samping itu, sekolah pun membina dan mengembangkan sisi entrepreneurship siswa melalui berbagai kegiatan praktek dan unit produksi. “Siswa lulusan SMK juga diupayakan untuk menjadi pengusaha meski dalam lingkup kecil. Misalnya, siswa dari Jurusan Kimia Industri itu diajari untuk memproduksi sabun, tempe, jahe instan, dan lain-lain. Tapi jika hal itu tidak dibarengi oleh motivasi entrepreneur dan pelatihan-pelatihan pendukung semisal pelatihan packing, maka tidak akan laku jual. Oleh karena itu, kami fasilitasi semuanya,”jelas Basuki. Ada pula produk ciptaan SMK Negeri 1 Tuban yang menjadi kebanggaan, misalnya traktor yang ramah lingkungan, mesin pipil jagung, Surya Cell, dan lain sebagainya. Menurut keterangan dari BKK, jumlah siswa yang memilih menjadi entrepreneur setelah lulus SMK sebanyak 4,4 persen pada tahun 2015.

Dengan memberikan fasilitas yang sebaik-baiknya dan mendukung minat bakat mereka, siswa justru semakin termotivasi untuk juga berprestasi di minat-minat yang disukainya. Terbukti, SMK Negeri 1 Tuban pun telah menelorkan banyak prestasi, misalnya dalam berbagai kejuaraan di ajang O2SN, lomba KIR Tingkat Nasional, maupun kejuaraan-kejuaraan lainnya. Dalam kejuaraan LKS pun SMK Negeri 1 Tuban kerap memborong juara bahkan hingga tingkat nasional. SMK Negeri 1 Tuban juga telah meraih penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri.

Latif Wahyudi adalah salah satu siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah melalui prestasi Lomba KIR Tingkat Nasional. Siswa kelas XI Jurusan Kimia Industri ini berhasil meraih juara I tingkat Nasional berkat produk temuannya yang diberi nama Brikat, sebuah produk yang memanfaatkan kulit buah siwalan, buah yang banyak ditemui di daerah Tuban. “Kebetulan kami mengirim dua produk, dan kami menjadi SMK satu-satunya yang mengirimkan dua produk. Alhamdulillah produk kita yang kedua, yang diberi nama Absorben, juga mendapat prestasi, yakni juara harapan satu,” kisahnya.

Permintaan Du/di yang cukup Tinggi
Salah satu pendukung kesuksesan sekolah menengah kejuruan adalah bagaimana sekolah membina hubungan dengan dunia usaha/industri. Sejauh ini SMK Negeri 1 Tuban telah membina kerjasama dengan pihak industri/usaha. Ada sekitar 130 pihak du/di yang telah bekerjasama dengan SMK Negeri 1 Tuban, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Bentuk kerjasama tersebut tak hanya mengenai tempat untuk prakerin saja, namun kerjasama juga dalam bentuk rekruitmen pegawai, guru tamu, dan lain sebagainya. SMK Negeri 1 Tuban memiliki tim BKK yang cukup aktif dan solid dalam membina hubungan dengan pihak du/di.

Menurut Basuki, salah satu strategi untuk menjaring du/di atau mendapatkan kepercayaan adalah dengan terlebih dahulu memperbaiki mutu sekolah. Sekolah dengan mutu yang baik akan menjadi alat promosi yang sangat ampuh di dunia industri. Perbaikan mutu sekolah tersebut tentunya meliputi perbaikan fisik sekolah maupun peningkatan kompetensi siswa.

Salah satu industri yang bekerja sama dalam hal perekrutan pegawai adalah PT UIP (Unit Induk Proyek), sebuah perusahaan kontraktor kelistrikan. Baru-baru ini, PT UIP menawarkan peluang kerja bagi alumni SMK Negeri 1 Tuban dengan posisi sebagai tenaga terampil. Sehubungan dengan adanya proyek besar PT. UIP memng sedang membutuhkan banyak tenaga kerja, antara lain tenaga terampil sebanyak 800 orang, supervisor sedikitnya 200 personil, dan tenaga kasar sejumlah 1200 tenaga. Bagi peserta yang lolos akan dididik  terlebih dahulu di home base perusahaan yang berlokasi di Semarang Jawa Tengah. Sedangkan penempatan kerja setelah selesai pelaksanaan diklat lebih difokuskan pada pekerjaan pemasangan jaringan kabel, pemasangan tower listrik dan pembangunan pondasi Bore Pile yang sebagian besar berada di kawasan Sumatera. Seluruh proses rekruitmen dilaksanakan di SMKN 1 Tuban mulai dari Tes Tulis, Psikotest, Uji Ketahanan fisik dan lainnya.

Beberapa perusahaan lain yang rutin membutuhkan karyawan dari lulusan SMK Negeri 1 Tuban antara lain PT. Denso Group, Dealer Honda, ADITEAM, PLTU Tanjung Awar-awar Tuban, PT Exxon Mobile Power, dan lain sebagainya. Bahkan, biasanya para siswa tersebut telah dipinang oleh perusahaan sebelum mereka lulus sekolah karena perusahaan sangat puas dengan kinerja siswa pada saat melaksanakan prakerin. Kegiatan prakerin di SMK Negeri 1 Tuban dilaksanakan pada saat siswa duduk di bangku kelas XI. Proses prakerin dilaksanakan antara 3 – 6 bulan, tergantung dari kesepakatan MoU perusahaan dengan sekolah.

Di samping itu, sekolah juga mengadakan kegiatan Job Fair di SMK Negeri 1 Tuban. BKK sekolah bertugas menjaring dan mendaftar industri-industri yang berminat mengikuti Job Fair.  Adakalanya dalam kegiatan Job Fair, industri ingin merekrut siswa dalam jumlah besar, misalnya hingga 200 orang. Oleh karena itu, sekolah pun dapat berkolaborasi dengan sekolah lain yang menjadi rekanan SMK Negeri 1 Tuban demi mencukupi kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan industri.  

Salah satu hal yang menjadi kendala SMK Negeri 1 Tuban yang sekaligus banyak dikeluhkan industri adalah, adakalanya siswa memilih pekerjaan lain – padahal ia sudah diterima di perusahaan. Hal inilah yang kemudian dapat membuat perusahaan mem-blacklist SMK Negeri 1 Tuban untuk beberapa saat. Untuk mengantisipasi kekecewaan industri, kadangkala industri dan sekolah bekerjasama untuk membuat surat pernyataan yang ditandatangi oleh orangtua siswa untuk mengikat siswa.

Basuki sendiri mengatakan bahwa sekolah tidak berniat untuk membatasi siswa. Siswa diperkenankan untuk mendaftar di berbagai perusahaan yang dia inginkan. “Masalahnya, kadang pengumuman dari satu perusahaan itu cukup lama, sehingga ini membuat anak melamar ke perusahaan lainnya. Ketika ternyata anak diterima, dia sudah memilih bekerja di tempat lain,” katanya.

Meski demikian baik BKK maupun tim guru BK pun senantiasa memberikan pengertian dan pembekalan kepada para siswa mengenai orientasi masa depan, apakah akan terjun ke dunia kerja, melanjutkan ke jenjang kuliah, atau memilih pilihan lainnya. Yang jelas, sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pilihan dan kemudahan bagi siswa mengenai masa depan mereka.

Selain kerjasama rekruitmen pegawai, hubungan kerjasama sekolah dan industri juga berupa pengadaan guru tamu dari industri. Ajang ini merupakan ajang yang bagus untuk pembelajaran siswa maupun guru supaya selalu selaras dengan perkembangan yang ada di dunia industri. Kegiatan guru tamu ini dijadwalkan rutin oleh sekolah. Tak hanya dari satu industri saja, namun dari berbagai industri ataupun instansi, semisal dari Dinas Perekonomian dan Pariwisata.

Tak hanya dengan industri, sekolah juga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi atau universitas. “Misalnya dari LP3I, mereka pernah menawarkan pelatihan kepada kami, mungkin sekalian sambil promosi juga,”kata Basuki. Sekolah pun penah menerima para mahasiswa dari Universitas Negeri Malang untuk proyek mengajar di SMK Negeri 1 Tuban. Proyek ini dinilai sangat bagus, terutama untuk menyiasati kekurangan guru produktif di SMK.

Selain dari universitas, sekolah juga menerima seorang sukarelawan guru dari Amerika untuk mengajar Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Tuban. Guru sukarelawan ini telah menandangani kontrak mengajar selama dua tahun. Bagi SMK Negeri 1 Tuban, keberadaan native speaker sangat membantu para siswa, terutama dalam menguasai bahasa Inggris. Guru sukarelawan tersebut pun dapat belajar bahasa Indonesia dan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

SMK Negeri 1 Tuban juga telah menjalin kerjasama dengan perusahaan raksasa bidang telematika khususnya Device (perangkat), networkimg dan aplikasi yaitu Evercross melalui program DNA Initiative. DNA INITIATIVE adalah kerjasama yang diinisiasi oleh PT Aries Indo Global (Prinsipal Perangkat Mobile EVERCOSS) dan PT Mervotura Rekantara (MERUVIAN), sebuah perusahaan nasional, pengembang platform MERUVIAN. Kerjasama ini meliputi pelaksanaan prakerin bagi siswa Jurusan Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di perusahaan EVERCROSS Service center di Jakarta. Selama pelaksanaan prakerin, siswa diberi fasilitas  mesh, uang makan dan uang saku jika mereka setuju dan orangtua tidak keberatan maka waktu pelaksanaan prakerin diperpanjang menjadi 6 bulan.

Berkat adanya kerjasama yang baik dan harmonis dari berbagai pihak industri, sekolah pun banyak mendapat keuntungan bahkan hingga bantuan, misalnya melalui program CSR perusahaan. Sebagai contoh, sekolah mendapatkan bantuan ruang praktek dari Pertamina.

Sebagai sekolah rujukan, SMK Negeri 1 Tuban memiliki komitmen untuk terus mengembangkan diri dan menyesuaikan diri sesuai dengan majunya zaman. Hubungan dengan para stakeholder pun menjadi fokus prioritas untuk terus ditingkatkan. SMK Negeri 1 Tuban berharap dapat selalu menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di Indonesia. ***




Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment