Tape atau
tapai telah lama dikenal sebagai produk makanan yang menjadi ikon Bondowoso,
kabupaten yang terletak di Jawa Timur. Ketela pohon, yang menjadi bahan baku
pembuatan tape merupakan komoditi andalan di Bondowoso.
Namun
demikian, tape kini tak lagi dikemas dalam produk sederhana yang biasa
dimasukkan ke dalam kotak dari anyaman bambu atau kotak karton semata. Generasi
muda telah melakukan berbagai inovasi dalam mengolah tapi supaya terlihat
semakin menarik. Salah satunya yang dilakukan oleh generasi di SMK PP Negeri 1
Tegalampel, Bondowoso. Tape ataupun ketela pohon menjadi salah satu produk
andalan mereka yang menjadi unit produksi usaha, dibentuk dan dikemas secara
cantik dan menarik menjadi jus tape dengan merek JUPE (singkatan dari jus
tape).
Menurut Anik
Sudiartini, S.Pd., M.Pd., kepala SMK PP Negeri 1 Tegalampel, pihaknya telah
menerima banyak pesanan produk JUPE, terutama menjelang lebaran. Bahkan
permintaan tersebut pun datang hingga dari Malaysia. Sayangnya, kendala yang
masih dihadapi SMK PP Negeri 1 Tegalampel
adalah masih belum mampu memproduksi dalam jumlah besar.
Soal kualitas,
produk SMK PP Negeri 1 Tegalampel boleh diacungi jempol. Telah banyak testimoni
mengenai JUPE, yang mengatakan bahwa JUPE yang diproduksi oleh SMK PP Negeri 1
Tegalampel memiliki rasa yang enak, segar, dan sehat, karena tidak menggunakan
bahan-bahan berbahaya. Selain JUPE, ada pula produk andalan lainnya, yakni
MINROSE. Minuman dalam kemasan ini terbuat dari bunga rosella yang terkenal
memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Tak hanya dibuat produk minuman
kemasan, rosella pun diolah menjadi manisan yang enak rasanya. Ada pula produk
keripik singkong coklat dan singkong kopi, sebuah inovasi rasa yang juga
menjadi primadona, dan berbagai produk lainnnya.
Semua produk
tersebut diolah sendiri oleh para siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel bersama para
guru dan tenaga kependidikan, mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga
pemasaran. Nama produk yang digunakan adalah Agro Purnama. Hampir di setiap
event pameran di mana pun, SMK PP Negeri 1 Tegalampel selalu turut ambil bagian
untuk memamerkan produk-produk andalannya, sekaligus memperkenalkan SMK PP
Negeri 1 Tegalampel di mata khalayak publik sebagai SMK berbasis pertanian yang
siap mencetak generasi bangsa yang berkompeten di bidang pertanian.
Tak heran jika
SMK PP Negeri 1 Tegalampel kini telah banyak dikenal. Di kawasan Bondowoso
sendiri, SMK PP Negeri 1 Tegalampel tergolong SMK yang cukup difavoritkan
masyarakat. Citra yang telah dikenal masyakat Bondowoso adalah bahwa SMK PP
Negeri 1 Tegalampel telah banyak melahirkan generasi-generasi yang sukses di
masyarakat, baik itu sebagai entrepreneur hingga menjadi figur masyarakat.
Sayap SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun telah dikembangkan hingga Thailand,
Malaysia, dan banyak negara tetangga lainnya.
Bukan
pekerjaan mudah membesarkan sekolah hingga seperti sekarang. Anik, yang baru
menjabat di SMK PP Negeri 1 Tegalampel sejak tahun 2013 mengaku telah melakukan
banyak pekerjaan besar sejak mengelola SMK PP Negeri 1 Tegalampel. “Dulu tidak
seperti ini. Saya melakukan perombakan besar, terutama dari segi sarana
prasarana, sekaligus membentuk karakter bagi warga sekolahnya,” ujar Anik.
SMK Pertanian Favorit di Bondowoso
SMK Pertanian Pembangunan (PP) Negeri 1
Tegalampel (dahulu SPMA) didirikan pada tanggal 05 Pebruari 1968 oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso dan mendapat status “Terdaftar” melalui
keputusan Direktorat Pendidikan Dirjen Pertanian – Deptan RI, Nomor 30 / swt
/68, tanggal 10 Desember 1968.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Deptan RI “No. 117 / Kep / DL. 210 / 10 /
2002, tanggal 21 Oktober 2002, SPP Daerah Bondowoso berubah status dari
“Terdaftar” menjadi “Disamakan” (Akreditasi A), dan tanggal 1 April 2003,
Bupati Bondowoso meresmikan SPP Daerah Bondowoso menjadi SPP Negeri Bondowoso.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bondowoso
Nomor : 188.45/674/430.42/2010, tanggal 24 September 2010 , tentang perubahan
Nomenklatur SPP, maka SPP Negeri Bondowoso yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menjadi SMK SPP Negeri 1
Tegalampel dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kabupaten Bondowoso.
Berdasarkan Peraturan Bupati Bondowoso Nomor
: 27 Tahun 2013, tanggal 17 Juli 2013, tentang Pembentukan Nomenklatur SDN,
SMPN, SMAN dan SMKN di lingkungan Pemerintah kabupaten Bondowoso, maka SMK SPP
Negeri 1 Tegalampel berubah menjadi SMK PP Negeri 1 Tegalampel.
Saat ini, SMK PP Negeri 1 Tegalampel memiliki dua
kompetensi keahlian, antara lain Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH) yang memiliki rombel sebanyak 18, dan Kompetensi Keahlian Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP), yang baru dibuka pada tahun ajaran
2016/2017, sehingga baru memiliki satu rombel.
Untuk kelas 10 dan kelas 11, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum
2013. Sedangkan untuk kelas 12 masih menggunakan Kurikulum KTSP.
Risky Yulian Putri, siswi kelas 10 Jurusan
ATPH mengaku merasa senang bangga dapat menjadi bagian dari SMK PP Negeri 1
Tegalampel. Ia berharap suatu saat dapat menjadi orang yang sukses,
membanggakan kedua orangtuanya dan mengharumkan nama almamaternya.
“Awalnya saya tidak tertarik masuk ke
sini, tapi orangtua menyarankan masuk ke SMK PP Negeri 1 Tegalampel. Saya pun mencari informasi tentang SMK PP Negeri 1 Tegalampel, dan baru
tahu kalau ternyata banyak lulusan sini yang sukses, makanya saya kemudian jadi
tertarik,” kata siswi yang senang dengan pelajaran Biologi ini.
Selama menjadi
siswa di SMK PP Negeri 1 Tegalampel,
Risky yang masih kelas 10 pun telah meraih beberapa prestasi, di antaranya
pernah tergabung dalam tim yang menjadi juara I Lomba Yel-yel Tingkat Provinsi
dalam Gebyar Pembenihan, Juara I PPGD Putri dalam rangka Safari Husada, dan
juara III Lomba Yel-yel Tingkat Kabupaten dalam rangka Jambore Kader Remaja
Nusantara.
Berbeda dengan Rizky, Akbar Sutan Atmaja,
siswa kelas 10 Jurusan ATPH memang telah mendambakan untuk menjadi bagian dari SMK
PP Negeri 1 Tegalampel bahkan sejak ia masih duduk di bangku SMP. Ia bercita-cita
ingin menjadi pengusaha, meski ayahnya adalah seorang guru yang juga mengajar
di SMK PP Negeri 1 Tegalampel. Namun demikian, setelah lulus nanti, siswa
kelahiran 17 maret 2001 yang pernah mendapat ranking 1 di kelasnya ini masih
berencana untuk melanjutkan pendidikan di STTP Malang.
Selama menjadi siswa di SMK PP Negeri 1
Tegalampel, Akbar tak hanya berkonsentrasi pada pelajaran yang ada di sekolah,
namun ia juga menyibukkan diri dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler, antara
lain Pramuka, English Club, dan Kelompok Tani Pembibitan. Ia pun terlibat dalam
kepengurusan OSIS. Di sekolah yang mulai sejak pukul 07.00 wib – 14.45 wib ini
memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang bisa dipilih siswa, antara lain
Pramuka, Palang Merah Remaja, Olah Raga (Sepakbola, Volley, Bulutangkis, Tenis
Meja, Basket), Kesenian Islam, Remus, Band, Drum Band, Karya Ilmiah Remaja,
Pecinta Alam, Komunitas Kimia, English Club, dan Panjat Dinding.
Disiplin
dan Selalu Maju
Berdiri di atas lahan seluas 7,5 ha, SMK PP
Negeri 1 Tegalampel telah dilengkapi dengan sarana prasarana yang cukup
memadai. Lahan praktek untuk pembelajaran seluas 60.000m2,
dilengkapi pula dengan ruang workshop (bengkel latih), ruang Pasca Panen, green
house, smart green house, laboratorium Mekanisasi Pertanian, laboratorium
Fisika dan Biologi, laboratorium Kimia dan Tanah, laboratorium Kultur Jaringan,
ruang multimedia, ruang pamer, ruang Teaching Factory, dan beberapa kebun
koleksi. Anik mengatakan bahwa untuk mengelola dan merawat seluruh aset sekolah,
sekolah mengerahkan seluruh warga sekolah. Disiplin yang tinggi sangat
diperlukan. Dengan demikian, citra sekolah pun selalu terjaga, bahkan semakin
baik.
Dengan 74 tenaga pendidik maupun
kependidikan, SMK PP Negeri 1 Tegalampel berupaya dan berkomitmen untuk terus
mengawal warga sekolah, terutama para siswa, untuk tak hanya kompeten dari sisi
keilmuan, namun juga memiliki karakter yang kuat, akhlak yang mulia. Oleh
karena itu, SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun membangun budaya sekolah untuk
melatih dan memperkuat karakter siswa. Misalnya, budaya Jumat Bersih, di mana
pada hari Jumat pukul 07.00 wib sebelum memulai pelajaran, seluruh warga
sekolah tanpa terkecuali bahu membahu untuk membersihkan sekolah.
Siswa maupun guru pun tidak diperkenankan
untuk terlambat masuk sekolah. Di beberapa titik tersedia semacam pos yang
dijaga oleh guru piket maupun tenaga kependidikan untuk memantau para siswa.
Dengan jumlah siswa sebanyak 683 anak pada tahun ajaran 2016/2017, Anik optimis
dapat mengarahkan para siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik asalkan
dapat menegakkan kedisiplinan dan komitmen pada pendidikan.
Nanik Kusumawati, S.Pd., guru yang mengajar
Biologi sekaligus menjadi Kepala Prodi TPHP mengatakan bahwa sejauh ini aturan
kedisiplinan maupun tuntutan di SMK PP Negeri 1 Tegalampel tak terasa terlalu
memberatkan, malah justru dirasa amat membantu untuk peningkatan diri – baik
itu bagi siswa maupun para guru. “Sebagai guru di sini, kami tak hanya sekadar mengajar,
namun juga dituntut untuk memiliki lebih banyak kompetensi, misalnya melalui
kegiatan produksi maupun wirausaha sekolah. Itulah bedanya dengan SMA. Meski
begitu saya tidak merasa terbebani,” kata Nanik, yang sebelumnya pernah
mengajar di SMA.
Sebagai guru,
ia pun dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif, terutama dalam mengelola
pembelajaran siswa. Dewasa ini, menurutnya, guru tak boleh hanya sekadar
melaksanakan pembelajaran secara klasikal, namun juga harus membuat media-media
pembelajaran yang menarik antusiasme siswa untuk belajar. “Saya pernah membuat
media pembelajaran untuk tema model DNA yang terbuat dari sedotan. Anak-anak
yang membuat, saya hanya memandu. Ternyata anak-anak sanga t senang dan mereka
lebih mudah memahaminya,” kisahnya.
Sekolah
Gratis dan Wirausaha
Salah satu daya tarik SMK PP Negeri 1
Tegalampel hingga banyak dilirik masyarakat adalah komitmennya sebagai sekolah
gratis. Sebagian besar siswa, menurut Anik berasal dari keluarga dengan latar
belakang ekonomi menengah ke bawah, sehingga pendidikan yang murah, apalagi
gratis, menjadi magnet sekaligus solusi bagi mereka.
Di samping itu, SMK PP Negeri 1 Tegalampel
pun berkomitmen untuk memberi bekal kepada para siswanya kemampuan dan
keterampilan berwirausaha. Diharapkan setelah lulus nanti, siswa tak sekadar
tergantung pada ketersediaan lowongan pekerjaan di dunia usaha/industri, namun
dapat menciptakan peluang sendiri atau bahkan ke tinggi lagi dapat menciptakan
pekerjaan bagi yang lainnya.
Anik menyadari bahwa bidang pertanian,
terutama budidaya, memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan nilai
ekonomis. Oleh karena itu, SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun mengoptimalkan
unit-unit produksi melalui berbagai produk olahan hingga budidaya.
Untuk tanaman budidaya unggulan, ada
berbagai macam yang diandalkan oleh SMK PP Negeri 1 Tegalampel. Tahun 2017, SMK
PP Negeri 1 Tegalampel sedang mencoba untuk mengandalkan Okra jenis unggul. Tahun
sebelumnya, SMK PP Negeri 1 Tegalampel pernah mengunggulkan budidaya brokoli,
ketela pohon raja, hingga bawang berlian.
Menurut Anik, salah satu faktor yang membuat
SMK PP Negeri 1 Tegalampel senantiasa bersemangat dan termotivasi untuk terus
mengembangkan budidaya menjadi unit produksi yang potensial adalah adanya
dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso. Bahkan dalam
beberapa kali panen, Bupati Bondowoso kerap ikut serta dalam pesta panen
tersebut.
Untuk mengasah dan menanamkan jiwa wirausaha
(entrepreneur) pada siswa agar lebih siap dengan bekal keterampilan pengolahan,
pembentukan motivasi wirausaha, bahkan perluasan jaringan pemasaran serta
segala bentuk inovasi produk pertanian dilakukan di satu Program yaitu Techno
Park.
Techno Park di SMK PP Negeri 1 Tegalampel
memiliki sejumlah divisi yang bertujuan memfasilitasi siswa dan untuk menjawab
kebutuhan pasar (masyarakat) baik itu dari hasil pasca panen, produk olahan dan
lain-lain. Dimana setiap divisi dalam program-programnya senantiasa melibatkan
siswa disamping guru pendamping yang siap membimbing.
Divisi dalam Techno Park ini meliputi :
1.
DIVISI BUDIDAYA TANAMAN
Menanam dan menghasilkan Budidaya Tanaman seperti : Brokoli, Seledri, Tomat, Semangka, Terong, Padi Hibrida
Segara Anak, Sawi Daging, Cabe, Melon, Bunga Rosella, Bayam Merah,
Kangkung,Okra dan lain sebagainya
2.
DIVISI PUPUK ORGANIK
Memanfaatkan limbah-limbah yang dihasilkan selama proses panen menjadi
bahan yang lebih bernilai. Produk yang sudah dihasilkan adalah : Pupuk
Kompos, POC (Pupuk Organik Cair).
3.
DIVISI KULTUR JARINGAN
Memperbanyaktanaman dan dilakukan di laboratorium Kultur jaringan. Karena proses ini bisa berlanjut tanpa batas, dan bisa memproduksi berbagai tanaman dari waktu ke waktu. Dengan kultur jaringan, sejumlah besar
tanaman dapat diproduksi dalam waktu singkat dibandingkan dengan metode
tradisional menanam benih, stek atau cangkok. Pada laboratorium Kultur Jaringan ini
dihasilkan tanaman anggrek.
4.
PRODUK OLAHAN
Mengolah hasil panen menjadi aneka produk olahan yang sehat dan bernilai
gizi tinggi.Beberapa diantara produk olahannya sudah memiliki PIRT dari Dinas
Kesehatan. Produk yang sudah dihasilkan adalah : Jupe,Minrose,Aneka manisan,Stick Wortel, Stick Sayur, Sutra Telo, Stick Rosella, Keping Telo, Belut Sayur, Kacang Gunis, Sumpia Sayur, Worban Molen, Sangkerut, Pengpatdakong, Nugget Sayur, Rolade Tadakong, Jihu Sayur, Grahu, Aneka Puding (Telo Ungu, Rosella, Buah Naga, Nangka), Minuman Sirsat, Minuman Rosella, Sirup Rosella, Kripik Belimbing, Kripik Pepaya,kripik kangkung.
Dalam komunitas kimia, SMK PPN 1 Tegalampel pun
menghasilkan produk-produk unggulan yang berasal dari hasil 3R (Reduce, Reuse
dan Recycle). Kegiatan 3R tersebut merupakan budaya yang diunggulkan SMK PPN 1 Tegalampel
terutama dalam hal Recycle, yaitu tindakan membuat suatu barang baru
dari bahan lama (sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan fisik
barang. Jadi recycle yang dilakukan berupa pengelolaan sampah, baik sampah
organik maupun anorganik. Produk hasil recycle ini berupa pembuatan kerajinan
bungan, tempat tisu, assesoris, kaligrafi, tas, dan kerajinan lain dengan
memanfaatkan sampah yang ada di sekitar sekolah.
Berbagai produk olahan maupun hasil budidaya
SMK PP Negeri 1 Tegalampel selalu dipasarkan di berbagai kesempatan karena ini
pun melatih siswa untuk berwirausaha. Sejauh ini berbagai pesanan telah banyak
mengalir, terutama ketika menjelang lebaran. Para siswa dan guru bahkan siap
lembur dengan sukacita untuk menyelesaikan produksi. Selain itu, produk dan
hasil budidaya SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun dipasarkan setiap Minggu pada
ajang Car Free Day di Kota Bondowoso.
Selain itu, SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun
mengembangkan potensi agrowisata di sekolah. Sejauh ini, SMK PP Negeri 1
Tegalampel telah memasarkan beberapa paket agrowisata ke masyarakat yang
disambut amat baik, terutama di kalangan institusi pendidikan, seperti TK/PAUD,
SD, dan sebagainya. Dalam kegiatan agrowisata, sekolah melibatkan siswa untuk
menjadi pemandu wisata bagi para tamu. Dalam paket agrowisata ini, para tamu
dapat mencoba berbagai kegiatan pertanian seperti menanam, memanen, beternak,
dan juga mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat, sekaligus produk-produk yang
sehat dan murah. Untuk menunjang promosi agrowisata SMK PP Negeri 1 Tegalampel,
sekolah bahkan menyediakan bus sekolah yang dapat dipergunakan untuk
mengantar-jemput para tamu.
Melatih
Siswa melalui Prakerin
Untuk menggali dan mengasah pengalaman siswa
dalam berpraktek menerapkan ilmu yang telah dipelajari di sekolah, siswa
mendapat kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja industri (prakerin), yang
biasanya diselenggarakan saat siswa berada di kelas 11 semester 4. Guru
menentukan ke mana siswa akan dikirim untuk melaksanakan prakerin selama 3
bulan.
Hingga saat ini, sekolah telah menjalin
hubungan kerjasama dengan lebih dari 50 perusahaan agribisnis sebagai mitra
kerja prakerin. Adapun lokasi Mitra Kerja dan Stake Holders tersebar di
Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Pasuruan,
Probolinggo, Malang, Sidoarjo dan Bali.
Salah satu mitra sekolah dalam kerjasama
Prakerin adalah Buharto, seorang petani asal Bondowoso yang gencar memberikan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan mengenai kelengkapan/penyediaan barang dalam
usaha pertanian organik. Ia telah bekerja sama dengan SMK PP Negeri 1
Tegalampel sejak tahun 2013, saat pamor dan namanya melejit berkat diganjar
penghargaan sebagai Petani Teladan Kreatif dan Inovatif tingkat Nasional dari
Presiden (waktu itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Ia pun pernah meraih
penghargaan Kalpataru pada tahun 2014, penghargaan Adikarya Pangan
Nusantara pada tahun 2015, dan juga mendapat penghargaan sebagai penyuluh
swadaya dari Kementerian Pertanian. Berkat namanya yang melejit, Anik sebagai
kepala sekolah pun lekas melirik Buharto untuk menjalin mitra.
Menurut
Buharto, para siswa SMK PP Negeri 1
Tegalampel yang melaksanakan prakerin di tempat usahanya selalu menunjukkan
hasil yang memuaskan – jika dibanding para siswa dari sekolah lainnya yang juga
melaksanakan prakerin di tempat usahanya, yakni di P4S (Pusat Pelatihan
Pertanian Perdesaan Swadaya) Bintang Tani Sejahtera, di Desa Karangmelok, Kecamatan
Tamanan, Bondowoso. Di lahan seluas 4.000 m2, Buharto mendirikan
laboratorium pertanian yang terintegrasi, mulai dari pertanian, peternakan, dan
perikanan.
“Siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel sudah terlatih dan mendapatkan bekal
materi yang cukup dari sekolah, sehingga mereka mudah diarahkan. Namun
demikian, yang terpenting di sini adalah bagaimana kemampuan siswa dalam
membaur dengan lingkungan ataupun masyarakat.
Sepintar apapun anak, jika tidak bisa berbaur dengan masyarakat, ya
percuma,” katanya.
Selama
prakerin, siswa difasilitasi tempat tinggal oleh Buharto, sehingga selama 3
bulan, siswa dapat optimal menjalankan praktek kerjanya. Buharto pun tak segan
untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa siswa mendapatkan ilmu yang mumpuni
selepas prakerin usai. “Saya memberi semua ilmu saya pada anak-anak prakerin.
Setelah satu bulan pertama, kemudian mereka dapat memilih bagian mana yang
disenangi, maka itulah yang akan didalami dan banyak dikerjakannya,” jelasnya.
Sebagai sosok
yang telah menjadi figur praktisi berpengalaman di bidang pertanian, Buharto
kerap menerima tamu dari berbagai penjuru, baik di Indonesia, hingga dari luar
negeri. Buharto pun kerap melibatkan
siswa prakerin untuk membimbing atau memberikan penjelasan kepada para tamu
yang mengadakan studi banding atau magang singkat di P4S Bintang Tani Sejahtera. “Saya hanya sebagai moderator saja
ketika ada pertanyaan,” tambahnya. Dengan demikian, skill dan kemampuan para
siswa prakerin semakin mumpuni, terutama sebagai penyuluh.
Saat ini,
Buharto sedang giat menggalakkan pertanian organik sebagai salah satu
alternatif budidaya yang memiliki nilai ekonomis menjanjikan, sekaligus ramah
lingkungan. “Prospek organik ke depan cukup bagus, terutama dari sisi ekonomis,
akan menguntungkan petani karena biaya produktivitas akan turun. Ketahanan
tanaman terhadap hama juga lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi obat-obatan
pembasmi hama, karena kadangkala pemakaian kimia yang berlebihan justru tidak
baik. Dengan adanya organik, kita membangun ekosistem yang ada di lingkungan
kita, berbasis pada kearifan lokal,” terangnya.
“Tantangan
yang kami hadapi terutama adalah merubah pola pikir masyarakat. Namun
seharusnya kendala ini dapat diantisipasi dengan memberikan pendidikan. Oleh
karena itu, peran institusi pendidikan demi mendidik masyarakat untuk memiliki
pola pikir yang lebih modern sangat penting. Dalam hal ini, misalnya peran SMK PP Negeri 1 Tegalampel,” tambahnya lagi.
Oleh karena itu, Buharto sangat antusias mendukung program kerja, visi maupun
misi SMK PP Negeri 1 Tegalampel. Tak heran jika dalam membimbing siswa prakerin
pun ia cukup maksimal.
Evin
Novitasari, siswi kelas 12 jurusan ATPH pun memiliki pengalaman tersendiri
dalam melaksanakan prakerin. Siswi yang pernah berprestasi sebagai juara II
tingkat Nasional dalam Gelar Inovasi dan Teknologi kategori Karya Ilmiah ini
melaksanakan prakerinnya di Balai Penyuluhan di Senduro, Lumajang, selama 3
bulan. Ia mengaku memperoleh banyak ilmu baru yang sangat bermanfaat setelah
melaksanakan prakerin. “Di sana kami belajar tentang pisang, tanaman yang belum kami pelajari di sekolah,” kenangnya.
Setelah lulus
sekolah, Evin, demikian ia akrab disapa, berharap dapat melanjutkan studinya di
STTP Malang, kemudian mendapatkan pekerjaan di perusahaan industri pertanian.
Harapan Evin adalah ingin mengangkat derajat dan perekonomian keluarganya,
serta menjadi generasi yang berdaya saing tinggi, memajukan bangsa Indonesia.
Banyak menjadi Wirausahawan
Sejauh ini, banyak siswa SMK PP Negeri 1
Tegalampel yang telah direkrut saat mereka masih duduk di bangku sekolah
khususnya kelas XII, sehingga saat mereka benar-benar lulus dan mengantongi
ijazah, sudah ada pekerjaan yang menunggu. Namun demikian, tidak sedikit pula
yang sudah menjadi seorang wirausahawan muda yang sukses karena mengaplikasikan
ilmu yang didapat saat di bangku sekolah.
Menurut Jamila, S.P., guru yang juga
sekaligus menjadi Kepala Program Keahlian ATPH, bahkan banyak siswa yang telah
mencoba untuk berwirausaha sendiri saat mereka masih duduk di bangku sekolah. “Meski
sebagian besar latar belakang siswa berasal dari keluarga petani, tetapi hanya
petani tradisional atau buruh tani saja, sehingga ketika mereka mendapatkan
ilmu baru dari sekolah, mereka menjadi antusias dalam belajar. Mereka juga
mempraktekkannya di rumah masing-masing, dan bahkan mampu menghasilkan uang
dari hasil praktek mereka. Kami memang selalu menekankan bahwa hanya
dengan lahan 1 m x 80 cm, mereka bisa menghasilkan uang melalui budidaya.
Itulah yang banyak dicoba oleh sebagian besar siswa di sini,” jelas guru yang
mengajar sejak tahun 2011 ini.
Untuk lebih mendorong siswa ber-enterpreneur,
menurut Anik, sekolah juga tak segan untuk memberikan stimulus pada siswa,
bahkan kepada para alumni yang berminat untuk berwirausaha. “Kami bahkan tak
segan untuk memberikan bantuan kepada mereka. Bantuan tersebut bisa berupa
pinjaman modal, pembimbingan, hingga menghubungkan networking,” kata wanita
yang pernah diganjar sebagai Juara I Kepala Sekolah Berwawasan Lingkungan
Tingkat Provinsi pada tahun 2016 ini.
Sebagai kepala sekolah, Anik bahkan telah
mencetuskan program ‘Laboratorium Berpasangan’ sebagai salah satu upaya untuk
lebih menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa. Dalam Laboratorium Berpasangan ini,
peran sekolah dan DU/DI
atau stake holder lebih dioptimalkan.
Dengan
berbagai terobosan yang telah dilakukan SMK
PP Negeri 1 Tegalampel, tak heran jika sekolah yang beralamat di Jalan Gunung
Purnama, Desa Tanggulangin, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini pun kerap mendulang
prestasi. Tak hanya prestasi di tingkat lokal saja, namun bahkan hingga di
tingkat nasional. Antara lain siswa bernama Siti Nur Arita meraih Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Tahun 2016
yang diadakan oleh Kementrian Pertanian, guru bernama Jamilah, SP. Dan Lina
Purwati, S.Si, M.Pd. meraih Juara II Lomba Pengembangan Karya Tulis untuk Tenaga
Pendidik Tingkat Nasional Tahun 2016 yang diadakan oleh Kementrian Pertanian, siswa
bernama Ika Januar Anggraeni dan Evin Novitasari meraih Juara II Lomba Karya
Inovatif Siswa SMK PP Se-Indonesia Tahun 2015 yang diadakan oleh Kementrian
Pertanian, siswa bernama Abdul Halim, Ika Januar Anggraeni, dan Evin Novitasari
meraih Juara I Lomba Kewirausahaan Gelar Inovasi Teknologi (GIT) Se-Indonesia Tahun
2015 yang diadakan Kementrian Pertanian, Guru bernama Ir. Boedi Harijanto
meraih Juara II Lomba Guru Pertanian Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
yang diadakan oleh Kementerian Pertanian, dan masih banyak prestasi lainnya. Bahkan
Anik Sudiartini pun meraih Juara I Kepala Sekolah Berwawasan Lingkungan Tingkat
Provinsi Tahun 2016 lalu.
Di samping itu, SMK PP Negeri 1 Tegalampel pun telah menjalin kerja sama dengan Thailand
untuk program pertukaran siswa maupun guru. Tak hanya Thailand, sekolah juga
telah menjalin hubungan yang potensial dengan beberapa negara lain, misalnya
Malaysia, Singapura, Jepang, hingga China.
Dengan berbagai prestasi, pencapaian, maupun
bukti-bukti keberhasilan yang dirasakan oleh para alumni, diharapkan SMK PP Negeri 1 Tegalampel menjadi sekolah
yang senantiasa dipercaya masyarakat sebagai institusi yang kompeten untuk
mengawal generasi muda menjadikan Indonesia sebagai negara yang jaya, maju, dan
makmur. ***
Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment