“Para siswa kami yang
melaksanakan prakerin tak hanya di wilayah Jawa saja, tapi juga sampai ke luar
pulau, bahkan hingga Timor Leste. Industri bahkan tak keberatan memberangkatkan
mereka secara gratis, mengurusi parport siswa, menyediakan pemondokan, makan
gratis, pakaian dicucikan, bahkan para siswa ini pun masih diberi uang saku
lumayan,” – demikian cerita yang disampaikan oleh Tatik Kustini, Kepala SMK
Negeri 5 Surabaya.
SMK Negeri 5 Surabaya memang
sangat istimewa, banyak pihak industri yang telah mengakuinya. Yang menjadikan
sekolah ini istimewa adalah karena sekolah ini terbukti mampu menghasilkan
sumber daya manusia siap kerja yang sangat kompeten dan memiliki mental siap
kerja – kriteria paling utama yang sangat dibutuhkan oleh para pihak dunia industri.
Tak mengherankan jika para lulusan SMK Negeri 5 Surabaya ini menjadi favorit di
dunia industri untuk buru-buru merekrut mereka – bahkan sebelum mereka
benar-benar dinyatakan lulus sekolah.
Berdiri pada tanggal 22 Mei 1975,
SMK Negeri 5 Surabaya ini dulunya dikenal sebagai STM Pembangunan Negeri
Surabaya. Sekolah yang berlokasi di Jalan Mayjend Prof. Dr. Moestopo No. 167 –
169 Surabaya ini menggunakan sistem pembelajaran selama 4 tahun, bahkan hingga
saat ini. Karena durasi pembelajaran yang lebih lama, tak heran jika sumber
daya yang dihasilkan pun lebih berkompeten karena para siswa mendapat bekal
praktek kerja atau prakerin selama enam bulan hingga satu tahun di dunia
industri, selain bekal teori yang juga mencukupi.
Prakerin Sampai ke Timor Leste
SMK Negeri 5 Surabaya yang
berbasis teknik saat ini memiliki tujuh kompetensi keahlian, antara lain Teknik
Gambar Bangunan, Teknik
Audio Video, Teknik Instalansi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik
Kimia Industri dan Teknik
Kimia Analisis. Karena
berbasis teknik, nyaris 80 persen siswanya adalah laki-laki. Sedangkan siswa
perempuan sebagian besar memilih jurusan Teknik Kimia Analisis. Sekolah yang memiliki luas 4,8 hektar ini kini
memiliki jumlah rombongan belajar sebanyak 80 rombel.
Menurut Dra. Tatik Kustini, MM., kepala SMK Negeri 5 Surabaya, dalam dua
tahun terakhir ini, jurusan yang paling banyak diminati terutama adalah Teknik
Gambar Bangunan maupun Teknik Kendaraan Ringan, meskipun nyaris semua jurusan
di SMK Negeri 5 Surabaya memiliki grade yang tinggi. Satu hal yang membuat
Teknik Gambar Bangunan begitu diinginkan adalah karena jurusan ini memiliki
kesempatan bagi siswa untuk magang hingga luar pulau, bahkan sampai ke negara
Timor Leste, pun mendapat uang saku dalam jumlah yang menggiurkan.
“Dulu, masyarakat beranggapan bahwa jurusan Teknik Gambar Bangunan ini
hanya akan melahirkan kuli atau buruh bangunan. Namun lambat laut penilaian
tersebut terkikis, dan kini Teknik Gambar Bangunan justru sangat diminati
karena mereka telah melihat sendiri bahwa jurusan ini pun melahirkan
generasi-generasi kompeten yang memiliki peluang sangat besar di dunia kerja
profesional,” jelas kepala sekolah yang pernah meraih penghargaan sebagai guru
berprestasi ini.
Saat ini, SMK Negeri 5 Surabaya merupakan sekolah menengah kejuruan
terfavorit dan unggulan di kota Surabaya untuk bidang teknik. Oleh karena itu,
tiap penerimaan siswa baru, berbondong-bondong calon siswa mendaftarkan diri di
sekolah ini, baik itu karena minat pribadi ataupun dorongan dari keluarga. Namun
demikian, kuota siswa baru di SMK Negeri 5 Surabaya hanya sekitar 700 siswa,
sedangkan jumlah para pendaftar jauh lebih banyak. Untuk pendaftar dari luar
kota pun hanya dibatasi dengan kuota 1 persen, sehingga umumnya para pendaftar
dari luar kota memiliki nilai nem yang sangat tinggi karena persaingan yang
sangat ketat. Jumlah total siswa untuk saat ini mencapai sekitar 2.500 siswa.
Rahma Safitri, siswi kelas XII Jurusan Kimia Analis juga sempat merasakan
tingginya kompetisi saat ia hendak mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMK
Negeri 5 Surabaya. Namun demikian, ia tak pantang mundur dan tetap berusaha
percaya diri. Ia merasa sangat bersyukur karena diterima menjadi siswi SMK
Negeri 5 Surabaya. “Saya ingin sekolah di sini sejak saya masih kecil. Kakak
saya sering bercerita mengenai prestasi-prestasi dan peluang-peluang dari
sekolah ini, sehingga hal itu semakin memotivasi saya untuk masuk di SMK Negeri
5 Surabaya,” kata siswi yang juga menjadi ketua OSIS ini.
Kini, ia merasa sangat bersyukur telah menjadi bagian dari SMK Negeri 5
Surabaya. Ia merasa optimis nantinya ia akan meraih peluang-peluang bagus,
misalnya segera mendapat pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Sarana Pendukung yang Memadai
Dari sisi kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana, SMK Negeri 5 Surabaya
pun tak kalah dan sekolah menengah kejuruan lainnya. Masing-masing kompetensi
keahlian telah memiliki bengkel maupun laboratorium praktek masing-masing. Sejauh
ini, salah satu kendala yang masih dirasakan adalah kurangnya jumlah ruang
kelas. Namun demikian, sekolah dapat menyiasati kekurangan tersebut melalui
pengaturan jam pelajaran. Misalnya, untuk pelajaran olahraga dapat dilakukan di
lapangan olahraga, sedangkan pelajaran agama dapat dilakukan di masjid sekolah
– selain untuk memodifikasi pembelajaran supaya siswa tidak lekas bosan.
Selain itu, sekolah pun kerap mendapat bantuan CSR dari berbagai perusahaan
atau korporasi, misalnya dari Pertamina. Sekolah pun pernah mendapatkan beberapa
mobil dari Toyota untuk media praktik siswa.
Soal kompetensi guru-gurunya, sumber daya manusia di SMK Negeri 5 Surabaya
pun tak kalah berkualitas meski menurut Tatik, sekolah sebenarnya masih
membutuhkan tenaga guru tambahan untuk beberapa bidang studi dan jurusan. Saat
ini jumlah tenaga pendidik di SMK Negeri 5 Surabaya sebanyak 169 orang,
sedangkan jumlah tenaga kependidikannya sebanyak 29 orang.
Drs. Adi Agiandi, guru untuk Jurusan Teknik Gambar Bangunan yang telah
mengabdi selama 28 tahun di SMK Negeri 5 Surabaya ini pun giat meningkatkan
kompetensi dirinya, baik dengan cara belajar sendiri maupun mengikuti berbagai
pelatihan, baik di tingkat nasional maupun kota. “Guru juga ditantang untuk
harus selalu mengetahui perkembangan trend terkini dan harus dapat menyesuaikan
dengan kondisi global. Oleh karena itu, guru tidak boleh sekadar puas dengan
ilmu yang telah diperolehnya,” katanya.
Sementara itu, Drs. Eko Budi Purnomo, guru di Jurusan Kimia Industri yang
telah mengajar selama 22 tahun ini berbagi mengenai strategi mengajarnya supaya
para siswa menjadi lebih kompeten. “Anak anak seringkali membutuhkan
tantangan, oleh karena itu, kita harus banyak-banyak memberi mereka kesempatan
untuk praktek,” katanya. Sejauh ini, sebagai guru, ia merasa selalu bersemangat
dan termotivasi karena para siswanya pun berupaya untuk selalu kreatif melalui
berbagai praktek yang dilaksanakan, misalnya para siswa berhasil membuat kue
jamur untuk menganalisa materi yang ada dalam kue tersebut, atau membuat
aquades dari tetesan air di air
conditioner. Selama kreativitas siswa selalu didukung, maka siswa akan
berhasil menampilkan sisi terbaiknya.
Kreatif Berinovasi
Tak seperti sekolah menengah kejuruan lainnya yang juga mengembangkan unit
produksi sebagai sarana pembelajaran entrepreneurship,
SMK Negeri 5 Surabaya juga sedikit merasa kesulitan dalam mengembangkan unit
produksi sekolah. Pasalnya, sebagian besar keuntungan yang didapat sekolah
harus disetor kepada Pemerintah Kota Surabaya sehingga ini pun mempengaruhi
semangat para pengelola unit produksi.
Meski demikian, hal tersebut tak pula mematahkan semangat para siswa SMK
Negeri 5 Surabaya untuk terus berkarya. Bahkan para siswa sudah beberapa kali
berhasil membuat produk-produk inovatif yang sebenarnya bernilai jual tinggi
atau memiliki manfaat yang cukup tinggi. “Siswa pernah berhasil membuat
beberapa unit sepeda inovatif yang dapat membantu anak-anak berkebutuhan
khusus. Kami berikan pada mereka yang membutuhkan. Direktorat PSMK juga pernah
meminta kami kembali memproduksi sepeda ini,” kisah Tatik.
Produk inovasi lainnya yang
dibuat siswa SMK Negeri 5 Surabaya antara lain pupuk kompos, yang terdiri dari
pupuk cair dan pupuk padat. Bahkan karena produk ini, sekolah pernah
memenangkan kejuaraan Ecopreneur dan
dimuat di Harian Jawa Pos. “Di sini kan
daun banyak sekali, sehingga oleh anak anak diolah menjadi pupuk,” kata Tatik.
Achmad Alfiyansyah adalah siswa
yang beruntung mendapatkan gelar Eco Student Of The Year 2016, terutama berkat
kiprahnya dalam mengolah pupuk kompos di sekolah. “Sekolah ini punya banyak
pohon, maka daun-daunnya pun bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Tak
hanya daun, kami juga biasa memanfaatkan buah-buahan dan juga ada tanaman
langka. Kami menggunakan buah yang sudah jatuh dari pohonnya atau kami mencari
di pasar-pasar. Bahan ini kemudian diolah untuk menjadi pupuk kompos. Selain
digunakan sendiri, kami juga berinisiatif untuk menjualnya,” terang siswa yang
juga aktif di kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja ini. Ia merasa
sangat senang dan bersemangat karena dapat mengangkat citra baik sekolah
melalui kreativitas yang dibuatnya bersama rekan-rekannya, yakni menggalakkan
ecopreneur, wirusaha berbasis lingkungan.
Salah satu hal menyenangkan lainnya mengenai bersekolah di SMK Negeri 5
Surabaya adalah adanya program sekolah gratis. Para siswa yang bersekolah di
sini tak perlu membayar uang sekolah bahkan hingga mereka lulus karena sekolah
sudah mendapat dana bantuan (BOPDA) dari Pemerintah Kota Surabaya. “Jumlahnya
sebesar 152.500 rupiah per siswa per bulan.
Bahkan untuk kegiatan prakerin
pun sekolah berupaya untuk menjaring du/di yang bersedia membiayai siswa,
setidaknya untuk transportasi, dan lain sebagainya. “Kami mencari perusahaan
yang seperti itu dan kami akan membuat MoU dengan mereka. Biasanya, bahkan
untuk gurunya yang kontrol pun dapat tiket pesawat, hotel, dan sebagainya,”
tambahnya.
Laris Sebelum Lulus
Menurut Tatik, keterserapan lulusan ke industri mencapai lebih dari 80
persen. Bahkan ia mengatakan bahwa sebelum siswa lulus, mereka bahkan sudah
banyak direkrut oleh pihak industri meski ijazah mereka belum terbit.
Adakalanya bahkan sekolah kehabisan stok lulusan, padahal permintaan dari
industri cukup tinggi.
Umumnya para pihak industri merasa amat puas dengan kompetensi dan performance dari lulusan SMK Negeri 5
Surabaya. Semenjak sekolah menerapkan sistem pembelajaran 4 tahun, hal ini pun
mempengaruhi output sekolah, yang juga dirasakan oleh pihak dunia industri.
“Dulu kami pernah mencoba berubah menjadi pembelajaran 3 tahun. Setelah
meluluskan siswa, saya mendapat keluhan dari pihak du/di yang katanya merasakan
perbedaan, terutama dari tingkat kedewasaan lulusan-lulusan ini. Akhirnya kami
pun kembali menjadi sistem pembelajaran 4 tahun, hingga sekarang,” jelas Tatik.
PT. Haleyora Power Surabaya,
perusahaan afiliasi PLN yang bergerak di bidang jaringan distribusi adalah
salah satu du/di yang telah menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 5 Surabaya,
terutama dalam hal perekrutan tenaga kerja, asesor dalam uji kompetensi, hingga
pengadaan guru tamu. Aninta Febrasanda Matulu, Supervisor Bagian Nonteknik PT.
Haleyora Power Surabaya mengatakan bahwa sejauh ini perusahaan tempatnya
bekerja lebih senang merekrut siswa SMK, terutama dari SMK Negeri 5 Surabaya.
“Anak SMK itu lebih mudah dibentuk, masih muda, mudah diarahkan, dan kebanyakan
masih belum menikah sehingga konsentrasinya hanya untuk pekerjaan, karena kalau
sudah masuk d sini harus siap ditempatkan di mana saja,” jelasnya.
Menjadi karyawan di PT. Haleyora
Power, terutama yang bagian teknik, adalah sebuah tantangan tersendiri, namun
juga merupakan peluang yang bagus untuk mengembangkan diri maupun menjaring
pengalaman. “Di sini, untuk karyawan baru akan kami ikutkan dalam kegiatan In House Training tahap I yang juga
merupakan test skill. Mereka harus
berani naik di ketinggian dan juga harus tangkas karena itu adalah tuntutan
pekerjaan di lapangan. Kegiatan In House
Training ini diadakan setiap 6 bulan sekali untuk semua karyawan, dan
sertifikasi kita adakan tiap tahun sekali untuk para teknisi. Jadi, pengalaman
bekerja di sini akan mendapat banyak nilai lebih,” tutur Anin.
Dalam rangka kepedulian pada
sektor pendidikan PT. Haleyora Power juga acapkali menggelar kegiatan pelatihan
bersama untuk guru-guru SMK di Surabaya, terutama untuk materi kelistrikan.
Dengan demikian, para guru SMK mendapat tambahan pengetahuan, terutama mengenai
perkembangan teknologi maupun keilmuan yang ada di dunia industri, sehingga
guru dapat mengidentifikasi kebutuhan du/di.
Sejauh ini, ada lebih dari 100
pihak dunia usaha/industri yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 5
Surabaya. Bentuk kerjasama yang terjalin dapat berupa kegiatan tempat prakerin
siswa, rekruitmen karyawan, guru tamu, hingga asesor dalam uji kompetensi.
Kegiatan prakerin di SMK Negeri 5 Surabaya dilaksanakan saat siswa menginjak
bangku kelas XIII atau kelas empat selama 6 – 12 bulan.
Dalam hal kerjasama dengan dunia industri, SMK Negeri 5 Surabaya juga
termasuk dalam 50 SMK di Indonesia yang menjalin kerjasama dengan
Jepang. Sekolah juga berencana untuk menerapkan kurikulum Jepang untuk jurusan
Kimia Analis. “Sebenarnya ada dua jurusan yang ingin menggunakan Kurikulum
Jepang, yakni Teknik Permesinan dan Kimia Analis. Dalam hal ini Teknik Mesin
digabung dengan Teknik Kendaraan Ringan. Tapi jurusan Teknik Kendaraan Ringan
di Jepang dengan di Indonesia itu berbeda. Kalau di Indonesia lebih terfokus
pada sistemnya perawatannya, namun di Jepang lebih terfokus pada cipta
produknya. Makanya, kami ambil Jurusan Kimia Analisnya saja. Nanti bekerja sama
dengan perusahaan yang ada di Jepang, anak-anak kami kirim ke sana terlebih
dahulu,” terang Tatik.
Selain mengandalkan kinerja BKK
SMK Negeri 5 Surabaya dalam membina hubungan dengan du/di, ikatan alumni SMK
Negeri 5 Surabaya atau Ikastemba pun memiliki peran dan pengaruh yang cukup
penting dalam menyukseskan hubungan dengan berbagai pihak du/di. Sebagai
sekolah yang telah berusia lebih dari 40 tahun, SMK Negeri 5 Surabaya tentu
telah melahirkan banyak sekali generasi-generasi sukses di masyarakat. “Ada alumni
yang punya perusahaan di Tangerang, ada juga yang telah menjadi orang
kepercayaan di industri-industri besar. Saya pernah bertemu dengan salah
seorang alumni yang mengatakan pada saya bahwa sebenarnya produk brand Miyako
dan Shimizu itu adalah buatan alumni SMKN 5 Surabaya. Saya pikir itu dari
Jepang atau Cina...” cerita Tatik.
Meski banyak lulusan SMK Negeri 5 Surabaya yang telah sukses bekerja hingga
meraih posisi penting di tempatnya bekerja, Tatik salalu menyarankan mereka
untuk kemudian melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya ke
universitas. Dengan pendidikan yang lebih tinggi, maka hal itu pun akan
meningkatkan martabat, posisi, hingga nilai tawar seseorang.
Sekolah Pencetak Prestasi
Boleh dikatakan bahwa SMK Negeri 5 Surabaya adalah sekolah pencetak
prestasi. Bukan lantaran sekolah ini telah memiliki bibit-bibit unggulan, namun
juga tak lepas dari peran serta seluruh pihak dan sistem yang telah terbina
dengan baik. Dalam kejuaraan LKS saja, setiap tahun SMK Negeri 5 Surabaya selalu
berhasil memborong piala untuk berbagai kategori, bahkan hingga di tingkat
nasional. Bahkan Jurusan Teknik Kendaraaan Ringan pun pernah menembus hingga
tingkat World Skill di Jerman.
Kiat dan strategi yang digunakan di SMK Negeri 5 Surabaya dalam mencetak
generasi berprestasi adalah dengan cara mengkader siswa sejak masih duduk di
bangku kelas X, atau pembinaan berjenjang. Bagian kesiswaan siswa telah membuat
program pembibitan para juara ini sejak dini sehingga ketika tiba waktu lomba,
para siswa yang sudah dikader untuk berkompetisi ini langsung siap.
Sejak kelas X, bidang kesiswaan sekolah menyampaikan kepada seluruh siswa
mengenai program pencarian bibit untuk kompetisi LKS. Para siswa yang berminat
dapat mengajukan diri dan mengikuti pembinaan. Namun demikian, sekolah juga
terus memantau perkembangan siswa melalui nilai-nilai mereka. “Nanti mereka
akan diseleksi bagaimana kesiapannya, baik mental, fisik,maupun kompetensi
akademiknya. Mengikuti LKS itu tak sekadar pintar saja, namun juga harus punya
mental juara,” kata Tatik. Para siswa yang mengikuti pembinaan tersebut akan
mendapat tambahan materi di luar jam belajar sekolah sehingga tidak mengganggu
kegiatan sekolah.
Menjelang lomba, para siswa yang siap bertarung ini mendapat pembinaan yang
semakin intensif. Bahkan adakalanya para kader ini diikutkan dalam berbagai try out untuk membiasakan mereka dengan
atmosfer kompetisi. “Target kami bukan juara, tapi hanya untuk
mempersiapkan mental mereka terlebih dahulu,”Tatik menjelaskan. “Pada saat siswa mengikuti lomba, adik kelasnya pun
diikutsertakan ke lokasi lomba meski hanya sekadar menyertai. Harapannya,
supaya dia dapat memahami kondisi lomba,” tambahnya.
Selain itu, sekolah juga
melibatkan pihak industri untuk membantu siswa yang hendak berkompetisi untuk
semakin mengasah kemampuan yang akan dilombakan. Tak hanya industri, sekolah
juga mengundang para alumni yang pernah menang dalam lomba untuk memberikan
motivasi kepada siswa. Di SMK Negeri 5 Surabaya, para alumni yang pernah mengikuti
lomba LKS bahkan membuat komunitas atau ikatan sendiri, dan peran mereka adalah
sebagai motivator bagi adik-adik mereka dan juga membantu sekolah manakala
dibutuhkan. “Setiap Sabtu, para alumni ini memiliki jadwal datang ke sekolah
untuk memberikan motivasi kepada para siswa,” kata Tatik.
Strategi ini terbukti sangat berhasil, karena SMK Negeri 5
Surabaya telah dikenal sebagai pemborong jawara dalam berbagai kompetisi,
utamanya dalam LKS. “Untuk LKS tingkat Kota Surabaya saja kami mengikutikan 14 siswa,
13 siswa berhasil meraih juara, hanya satu siswa yang tidak mendapat juara.
Selain konsisten dalam program
pembelajaran, SMK Negeri 5 Surabaya juga memfasilitasi para siswa dengan
berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mengasah minat dan bakat mereka. Ada
kurang lebih 15 kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih siswa, mulai dari
kegiatan olahraga, kesenian, keagamaan, maupun penelitian. Kegiatan
ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari Sabtu karena pada hari Senin – Jumat
untuk kegiatan pembelajaran sekolah. Para siswa sangat antusias dengan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler, tak heran jika sekolah selalu ramai setiap hari
hingga menjelang sore. Salah satu ekstrakurikuler andalan SMK Negeri 5 Surabaya
adalah Basket. Bahkan tim basket SMK Negeri 5 Surabaya ini sangat disegani,
terutama di wilayah Jawa Timur, karena kerap menorehkan prestasi gemilang.
Di antara sekian banyak sekolah
menengah kejuruan, terutama di wilayah Jawa Timur, nama besar SMK Negeri 5
Surabaya memang telah bergaung sebagai salah satu SMK Teknik terbaik. Dengan
prestasi dan pencapaian yang selama ini telah berhasil diraih, SMK Negeri 5
Surabaya berharap dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk
terus maju bersama dan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang unggulan.
***
No comments:
Post a Comment