Bakti Telkom untuk Pendidikan
Selama ini, salah satu kendala
yang dominan dirasakan di daerah khusus adalah terbatasnya akses dan jaringan
untuk telekomunikasi. Jangankan penggunaan internet, penggunaan seluler saja
sangat sulit dilakukan karena sering tak terjangkau oleh jaringan. Kendala ini
pun tak luput menghambat kinerja para pengawas dalam melakukan kepengawasan
terhadap sekolah-sekolah binaannya.
Membaca problema yang dihadapi di
daerah khusus, Kemdikbud berupaya untuk memberikan solusi demi memudahkan
komunikasi bagi para pengawas di daerah khusus. Oleh karena itu, Kemdikbud pun
menggandeng PT. Telkom sebagai penyedia fasilitas.
PT Telkom sebagai penyedia
fasilitas menawarkan teknologi VSAT demi memperlancar akses dan kinerja
pengawas. VSAT merupakan layanan broadband internet dengan bonus layanan Channel TV
yang menggunakan media satelit, yang
dimiliki oleh Telkom Group. VSAT
Telkom memberikan solusi kepada consumer di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan,
Terluar) yang tidak terjangkau layanan kabel ADSL, Fiber, maupun akses mobile
kecepatan tinggi. Tidak
hanya koneksi internet akses, tapi juga layanan Channel TV secara gratis (FTA).
Dengan demikian, akses internet
dan komunikasi di daerah-daerah khusus nantiya akan menggunakan sebuah satelit
yang dinamakan VSAT. Salah satu keunggulan VSAT adalah dapat menjangkau seluruh
titik di Indonesia, bahkan yang tidak dapat dijangkau oleh sistem jaringan dari
provider lainnya.
Menurut Eka Raharja Jeni, Senior
Account Manager PT Telkom, program ini pun sejalan dengan misi Telkom yang juga
memiliki program Bakti Telkom untuk Dunia Pendidikan. “Telkom sebagai BUMN pun
memiliki kewajiban untuk mensupport program Pemerintah yang baik,” ujarnya.
Fasilitas yang ditawarkan dengan
menggunakan VSAT adalah aplikasi UmeetMe atau video conference dan aplikasi
model sistem kepengawasan. Untuk menyempurnakan aplikasi model sistem
kepengawasan, Telkom pun telah menggandeng APSI. Berkat VSAT, proses
kepengawasan menjadi lebih mudah, di mana koordinasi tak lagi memerlukan tatap
muka – yang seringkali menyulitkan bagi para pengawas yang bertugas di daerah
khusus.
Program kerjasama ini akan
berlangsung selama satu tahun ke depan. “Kami gratiskan semuanya, mulai dari
instalasi hingga setahun program piloting ini,” kata Eka. Telkom dan Kemdikbud
sepakat untuk memasang perangkat VSAT di 12 titik di Indonesia. Ada lima
Kabupaten/kota, yakni Keerom, Alor, Boalemo, Lebak dan Depok. Di masing-masing
kabupaten tersebut, perangkat VSAT dipasang di tiga titik wilayah.
Dalam uji coba Model Kepengawasan
Daerah Khusus ini, para pengawas yang menerapkan model kepengawasan daerah
khusus pun akan didampingi oleh fasilitator maupun dinas terkait, di mana tak
menutup kemungkinan teknologi VSAT akan mempermudah kinerja mereka.
Pada kegiatan Uji coba Model
Sistem Kepengawasan, para peserta sempat merasakan penggunaan teknologi VSAT
yakni Video Conference. Di Lebak Banten dan Keerom Papua, para peserta
melakukan video conference dengan Direktur Jenderal GTK, Sumarna Surapranata.
Sedangkan di Alor, para peserta dapat terhubung dengan Direktur Tendik, Garti
Sri Utami.
Di hadapan para peserta, Garti
berpesan supaya para peserta segera meningkatkan kemampuan dan kompetensinya
dalam mengoperasikan teknologi yang mempermudah pekerjaan, sehingga manfaat
VSAT dapat dirasakan seoptimal mungkin. “Nanti kalau perangkatnya sudah
dipasang, pengawas dan kepala sekolah yang sudah dilatih bisa segera
mencobanya. Jika memungkinkan, kita juga akan mencoba video conference dengan
Menteri,” katanya. ***
No comments:
Post a Comment