Silaturahim
Halal bi Halal IGTKI Pusat 2013
Letaknya agak
masuk ke dalam, di Jalan Subur nomor 25, di kawasan Pasar Rebo. Dalam sebuah
bangunan dua lantai, tenda besar dipasang. Sedang ada gelaran acara silaturahim
bertajuk halal bi halal yang rupanya diadakan oleh Ikatan Guru Taman
Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Sebuah organisasi yang merangkul para guru taman
kanak-kanak di seluruh Indonesia. Namun pada gelaran acara yang diadakan awal
September 2013 ini hanya dihadiri oleh 59 orang, dari jumlah undangan sebanyak
90 orang, yang terdiri dari beberapa cabang IGTKI maupun para mitra organisasi.
Turut hadir
sebagai undangan Prof. Dr. Erman Syamsuddin, Direktur Pembinaan PAUDNI, yang
kemudian memberikan sambutan dan apresiasinya terhadap organisasi ini. Gelaran
ini juga dimeriahkan oleh kehadiran Hadad Alwi, yang memberikan motivasi
semangat dan apresiasi, terutama untuk para guru TK. Juga terdapat sajian
kesenian marawis yang dibawakan oleh
guru-guru TK di wilayah Jakarta Timur.
Sementara itu,
Hj. Farida Yusuf, M.Pd, ketua IGTKI Pusat yang saat itu mengenakan gaun putih,
tampak antusias dan bersuka cita menyambut para tamu dan undangan yang hadir.
Senyumnya terkembang tiap kali mempersilakan para tamu dan undangan mencicipi
hidangan kue-kue kecil beserta the atau kopi yang telah disediakan. Suasana
halal bi halal idul fitri tampak kental terasa, meski telah terlewat beberapa
minggu yang lalu.
IGTKI Sebagai Pemersatu
Dalam sambutan
awalnya, Bu Ida, panggilan akrab Farida Yusuf, mengungkapkan bahwa IGTKI Pusat
sengaja mengadakan ajang silaturahim ini supaya ke depan nanti dapat menyamakan
persepsi dan menyatukan langkah agar terdapat sinergitas dalam menghadapi
segala hal yang berkaitan dengan perkembangan dan inovasi Pendidikan Anak Usia
Dini. Ia juga menyampaikan bahwa Halal Bihalal IGTKI ini juga bermakna khusus
bagi karena pada hari itu juga, pengurus pusat IGTKI ingin meresmikan ruangan
kursus pendidik PAUD yang terdapat di lantai dua.
Saat giliran
Direktur Pembinaan PAUD, Dr. Erman Syamsuddin memberikan sambutan, beliau
menyatakan apresiasi positifnya pada eksisnya IGTKI di ranah pendidikan di
Indonesia. “Ini mimpi-mimpi saya yang baru terwujud hari ini,” kata Beliau,
memaksudkannya pada IGTKI. “Saya ditugaskan menjadi direktur pembinaan PAUD
sejak September 2010. Tugas pertama yang diberikan adalah, bagaimana PAUD
menjadi satu payung. Anak usia 0 – 6 berada dalam satu kebijakan yang
disederhanakan dengan reformasi birokrasi. Maka tantangan pertama tugas saya
adalah bagaimana mendekati IGTKI, karena simpul pertama adalah IGTKI. Apakah
IGTKI ini adalah tembok cina, atau dapat menjadi sahabat yang baik. Manakala kami
bisa menyatukan HIMPAUDI, IGTKI, maka kawan-kawan lain akan bergabung. Inilah yang
menjadi obsesi dan tugas dari pak menteri,” tutur Erman.
Erman
pun menceritakan tentang kiprah bu Ida, yang saat itu menjabat sebagai ketua
IGTKI, dan bahu-membahu tak kenal lelah mewujudkan mimpi-mimpi tersebut,
hingga IGTKI menjadi organisasi profesi yang solid, dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu dan kualitas di lingkungan Taman Kanak-kanak maupun PAUD.
Usia TK Masuk Wajib Belajar
Di samping itu,
Erman pun mengungkapkan harapan bahwa pada jangka menengah berikutnya, yakni
periode 2014 – 2019, TK, PAUD Formal, Non – Formal, maupun Informal akan
bergabung. Harapan terbesar, semoga segera terwujud adanya wajib belajar untuk
usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD. Oleh karena itu, Erman berharap bahwa
IGTKI dapat senantiasa member semangat pada seluruh anggotanya. “Kemarin Ibu Dirjen
sudah sangat kuat memperjuangkan ini. Wacana ini kita kembangkan pada
pembangunan jangka menengah tahap selanjutnya, setidaknya dimulai dulu dari
usia TK, yakni usia 4 – 6 tahun.
Menurut Erman,
sebanyak 31,6 juta penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Namun
40 - 50% dari anak yang berusia 4 – 6 tahun, banyak yang sudah ada di SD. Jadi semestinya
tidak ada lagi alasan untuk menunda wajib belajar bagi TK. “Kira-kira sebanyak
50 – 60% mereka yang ada di usia 5 – 6 tahun sudah ada di SD. Jadi tinggal 40%
lagi yang diangkat. Mungkin yang berat adalah anak usia 4 tahun ke bawah. Untuk
itu nanti kita dorong organisasi profesi melalui PKK, PKG, HIMPAUDI, yakni
dengan mencanangkan program Satu Desa Satu PAUD,” ujarnya. “Saya (pemerintah)
ingin mensupport. Entah itu melalui dana, kebijakan, atau fasilitas lainnya.
Sedangkan sistem pembelajaran untuk gurunya, dsb, datang dari IGTKI,” tambah
Erman. Di sela-sela sambutannya, Erman berterima kasih pada IGTKI yang telah
member semangat dan dukungan penuh PAUD Terpadu maupun Gugus PAUD.
Mengenai impian bahwa TK nantinya akan
masuk dalam Wajib Belajar, hal ini pun diamini oleh Farida Yusuf.
“Mudah-mudahan TK benar-benar menjadi wajib belajar, sehingga TK benar-benar
diperhatikan. Kami sangat mendukung program itu, dan berharap semoga Pak
Menteri meresponnya. Dengan program ini, kami berharap adanya pemahaman pada
masyarakat bahwa TK adalah dasar sebelum masuk SD, karena ada perbedaan antara
anak yang langsung ke SD atau yang dari TK,” tuturnya.
Tuntas acara, para tamu dan undangan
digiring menuju lantai dua bersama Erman Syamsuddin, yang akan meresmikan
pembukaan ruang kursus. Tidak mewah, namun cukup representatif dan
menyenangkan. Terdapat ruang belajar mengajar, juga beberapa kamar. Diharapkan
ruang kursus baru ini akan benar-benar dimanfaatkan untuk memberikan pelatihan
pada guru-guru TK demi meningkatkan kualitas dan kompetensi. ***
Ditulis tahun : 2013
No comments:
Post a Comment