Siti Romlah, S.Si.
Juara 2 Guru SMP Berprestasi Nasional 2014
Juara 2 Guru SMP Berprestasi Nasional 2014
Sejak usia belia, Siti Romlah, S.Si telah
banyak mendulang prestasi. Antara lain pernah mendapat predikat cumlaude,
lulusan tercepat dan termuda dari Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2002.
Kini, saat menekuni karier sebagai guru, Romlah pun berhasil menyabet
penghargaan bergengsi sebagai juara 2 Guru SMP Berprestasi Nasional 2014.
Setelah lulus kuliah, mulanya Romlah ingin menjadi dosen di
Malang. Namun karena suatu hal, ibundanya tak menyetujuinya dan malah memintanya
untuk kembali ke Probolinggo, kota kelahirannya. Sekembali ke Probolinggo, wanita
kelahiran 18 Oktober
1980 ini pun melamar menjadi Guru Tidak Tetap di SMP Negeri 5 Probolinggo dan
SMA Unggulan Zaha Genggong. Selain itu, ia pun melamar menjadi dosen di
Universitas Panca Marga. “Alhamdulillah
saya diterima di ketiga tempat tersebut. Jadi, saya mengajar di dua sekolah pada
pagi hari, dan sore harinya mengajar di Universitas Panca Marga,” kata Romlah.
Pada tahun 2004, Romlah memutuskan untuk mengambil akta mengajar
demi memuluskan karirnya sebagai guru. Tahun 2006, akta mengajar telah berada
di genggamannya. Tahun 2007, ia diangkat menjadi PNS dan ditempatkan mengajar
di SMPN 5 Probolinggo, hingga saat ini. Baru tahun 2010 Romlah memutuskan untuk
fokus hanya pada SMPN 5 Probolinggo, sehingga ia tak lagi mengajar di SMA Unggulan Zaha Genggong dan Universitas Panca Marga.
Romlah sempat
menghadapi kerasnya kehidupan, terutama saat ayahnya meninggal dunia. Saat itu
ia masih duduk di bangku semester 2 Universitas Brawijaya. Sedangkan adik-adiknya masih duduk di bangku SMP, dan ibunya hanyalah
seorang pedagang buah. “Meski demikian, ibu memiliki semangat yang luar biasa
untuk menyekolahkan keempat putrinya sampai jenjang S1. Alhamdulillah, harapan ibu, satu persatu
mulai diraih,” kisahnya. Bagi Romlah, ibunya adalah sosok yang memegang peranan
penting dalam hidupnya. “Kerja keras dan semangatnya selalu menjadi motivasi dan spirit bagi saya untuk menjadi
guru,” tambahnya lagi. Cara ibunya memberi motivasi antara lain dengan mengatakan,
saat ini yang selalu Romlah bawa ketika bekerja adalah keranjang buah. Namun
suatu saat anak-anak Romlah harus berbeda;
meraka harus mrmbawa tas ke kantor atau
ke sekolah.
Saat pertama kali menjadi guru, Romlah mengajar beberapa mata
pelajaran, antara lain TIK, IPA dan matematika kelas 7. “Dalam prinsip saya,
mengajar apapun harus bisa dan harus siap, dengan catatan saya harus belajar
dan belajar,” ucapnya. Pertama kali menjadi guru tidak tetap di tahun 2002,
gaji Romlah di SMP Negeri 5 Probolinggo
sebesar 121 ribu rupiah, yang jika dikurangi untuk angkutan umum,
menjadi sekitar 60 ribu rupiah.
Sebagai bekal mengajar, guru dengan golongan III-C ini seringkali sharing
dan menanyakan cara-cara mengajar yang baik pada guru-guru yang lebih senior di
SMPN 5 Probolinggo. “Alhamdulillah dari sharing tersebut saya banyak belajar
sehingga saya sering menggunakan metode yang bervariasi dan menyenangkan dalam
mengajar. Untuk kelas dengan kemampuan berpikir
tinggi, saya menerapkan Problem Based Learning yang saya modifikasi
menjadi PBL4C. Untuk materi menemukan rumus, saya menerapkan inquiry terbimbing. Adakalanya juga saya
menerapkan Think Pair Square agar
pemahaman konsep secara individu juga matang. Di samping itu, untuk review
materi dan penguatan terhadap konsep, saya sering menggunakan permainan dengan
kartu seperti kartu domino bentuk aljabar, kartu who am I?, kartu trio bangun datar, dan sebagainya,” terangnya.
Saat ini, Romlah mengajar bidang studi matematika. Sebagai guru
matematika, ia menyadari bahwa tidak semua siswa diciptakan mampu bermatematika
dengan baik. “Ini tantangan saya untuk membuat siswa saya senang belajar matematika
dan mau berusaha keras untuk bisa matematika. Oleh karena itu, saya berusaha keras untuk memperlakukan
siswa-siswa saya dengan baik sesuai dengan karakteristik mereka, baik
karakteristik intelektualitas, sosial, budaya, dan lain-lain,” katanya. Di
samping itu, Romlah pun selalu berusaha membina hubungan yang baik dengan semua
guru, baik guru di SMPN 5 Probolinggo maupun guru dari sekolah lain. “Dalam
prinsip saya, dengan memiliki banyak teman, saya bisa banyak belajar
danmengambil kebaikan dari mereka sehingga pelan-pelan saya akan menjadi lebih
baik dan lebih baik,” ujarnya.
Dari
sisi karakter, Romlah termasuk seorang guru yang penuh dedikasi. “Saya termasuk
tipe guru yang sami’na
wa atho’na, yakni jika
diperintah apapun, saya siap melaksanakan dengan baik. Meski kadang itu diluar
kemampuan, tapi setelah dicoba dan belajar, Alhamdulillah bisa. Itulah sebab
hubungan saya dengan kepala sekolah sangat baik, karena saya termasuk loyal,” katanya.
Demikian pula hubungannya dengan guru-guru lainnya, Romlah selalu berusaha menjaga
hubungan dan kerja sama yang baik. “Saya suka bergurau dengan teman. Saya
mau belajar dari siapapun dalam hal apapun, mengerjakan tugas sebaik mungkin
tanpa menghitung- hitung penghargaan apa yang akan saya peroleh, dan
perfectionist,”
tambahnya lagi.
Cara
Romlah meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya antara lain dengan sesering
mungkin sharing dengan guru-guru senior. Setiap kali ada seorang rekan yang
mengikuti workshop, Romlah pun aktif juga turut mempelajari materi workshop
tersebut. Ia pun tak segan belajar dari rekan-rekannya yang kualifikasi
akademiknya berada di atasnya, banyak membaca, dan menulis tentang
pembelajaran, mengembangkan alat peraga, meningkatkan kemampuan IT untuk dapat
membuat karya teknologi, kuliah S2, mengikuti kegiatan pelatihan, baik di dalam
maupun di luar negeri, serta sering mengikuti kegiatan lomba untuk guru,
seperti lomba penelitian tindakan kelas, lomba inovasi guru, lomba OSN guru,
dan lomba guru berprestasi. Ini merupakan kunci sukses Romlah untuk menjadi
guru terbaik.
Pengalaman
paling menarik bagi Romlah ketika mengajar adalah saat mengajar bangun ruang
sisi datar dengan menerapkan metode PBL4C. “Anak-anak
begitu kreatif membuat desain kotak dengan berbagai fungsi. Mereka membuat
desain dengan memperhatikan banyak pertimbangan, ramah lingkungan, ketahanan,
dan lain-lain. Mereka sangat bersemangat mempresentasikan produknya di sebuah
exhibition. Mereka belajar dengan sangat senang dan berpikir tingkat tinggi.
Saya benar-benar bangga terhadap mereka,” ungkapnya.
Selama menjadi guru, banyak hal-hal menyenangkan yang dirasakan Romlah karena
kini menjadi guru adalah benar-benar pilihannya. Romlah ingin mendedikasikan
hidupnya untuk pendidikan bagi anak-anak. “Ketika saya
sedang sakit dan kemudian bertemu dengan anak-anak, rasanya semua sakit saya
hilang dan berganti dengan kebahagiaan. Demikian pula ketika saya ada masalah,
setelah bertemu dengan anak-anak menjadi ringan, tanpa beban,” ujarnya.
Kendati demikian, hal paling menyedihkan baginya adalah ketika murid-muridnya
tidak antusias dalam belajar matematika.
SMP Negeri 5 Probolinggo
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1983 ini
terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Cokroaminoto Nomor 26, Probolinggo,
Jawa Timur. SMP Negeri 5 Probolinggo merupakan sekolah unggulan di kota
Probolinggo. Sekolah ini berada
di pinggir jalan protokol sehingga arus kendaraan sangat padat. Meski demikian,
di sekitar sekolah merupakan rumah-rumah penduduk dan sangat dekat dengan
pertokoan.
Tahun 2005 SMPN 5 Probolinggo sempat menjadi Sekolah Standard Nasional
(SSN), dan pada tahun 2008/2009 berubah menjadi sekolah Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI). Pada
tahun ajaran 2014/2015, total jumlah murid SMPN 5 Probolinggo adalah
sebanyak 252 murid, dengan jumlah guru sebanyak 40 orang. Siswa-siswa yang
bersekolah di SMPN 5 Probolinggo cukup heterogen dan beragam, mulai dari
kalangan ekonomi ke bawah hingga menengah atas. Biaya sekolah yang dikenakan
sebesar 100 ribu per bulan.
Sarana dan prasarana sekolah sudah cukup bagus dan memadai. Akses
internet cukup mudah didapat semenjak lokasi sekolah terletak di pusat kota.
Sehingga siswa-siswa SMPN 5 Probolinggo pun rata-rata memiliki kemampuan IT dan bahasa asing yang cukup bagus.
SMPN 5 Probolinggo telah menerapkan sistem pembelajaran yang cukup
baik, sehingga tidak terlalu tergantung dengan ada tidaknya kepala sekolah.
“Meskipun kepala sekolah sedang bertugas di luar sekolah, itu tidak mengurangi
semangat guru-guru untuk mengajar dengan baik,” kata Romlah.
Sejak tahun 2013, SMPN 5 Probolinggo pun sudah menerapkan
Kurikulum 2013 karena memang merupakan sekolah sasaran Kurikulum 2013. Menurut
Romlah, implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 5 Probolinggo berjalan dengan
sangat baik. “Kurikulum ini sangat membantu
guru dalam tugasnya karena sudah dipersiapkan silabus, buku siswa, dan buku
guru dari pusat. Semua langkah pembelajaran yang menarik pun sudah di ada, sehingga
guru tinggal menambahi jika dirasa ada yang kurang. Kurikulum ini mempercepat
peningkatan mutu pendidikan melalui rancangan pembelajaran yang didesain agar
siswa aktif, berpikir tingkat tinggi, sementara guru sebagai fasilitator,” kata Romlah.
Sebagai
guru yang telah mengabdi selama 12 tahun di SMPN 5 Probolinggo, telah banyak
prestasi yang Romlah raih sehingga mengharumkan nama sekolah. Antara lain
pernah menjadi juara
I Tingkat Kabupaten Probolinggo
dalam Lomba
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tahun 2008, pernah juara I Lomba Olimpiade Sains Nasional Guru (OSN
Guru) Matematika Tingkat Kabupaten Probolinggo pada tahun 2013, pernah Juara I
Lomba Inovasi Guru Tingkat Kabupaten Probolinggo pada tahun 2013, pernah Juara
III pada Pemilihan Inovasi Guru Tingkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013,
dan menjadi Juara II Guru Berprestasi Nasional 2014.
Tak
hanya getol mengumpulkan prestasi, Romlah pun aktif di berbagai organisasi.
Antara lain di organisasi PGRI Kota Probolinggo sejak tahun 2007, organisasi
MGMP Matematika sejak tahun 2002, menjadi wakil sekretaris dalam Forum Silaturrahim Warga Nahdlatul Ulama
(FOSNU) Probolinggo sejak tahun 2007 hingga 2012, menjadi ketua di Yayasan
Insan Sholih Cendekia Probolinggo sejak tahun 2007 hingga 2013, menjadi ketua
divisi pendidikan di Yayasan Kartika Buana Probolinggo sejak tahun 2009,
menjadi pengawas koperasi di Credit Union “Amanah” Probolinggo sejak tahun
2009, menjadi Pembina Redaksi Buletin Putri Bintang 9 di Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo sejak tahun 2009 hingga 2013, dan
menjadi ketua di Majelis Ta’lim Kropak, Kecamatan Kramatagung sejak tahun 2013.
Meski
banyak organisasi dan kesibukan yang diikutinya, Romlah dapat dengan bijak
mengatur waktunya. Sejak pukul 7 pagi hingga pukul 2.30 siang ia mengajar di
sekolah, dari hari Senin hingga Sabtu. Namun setiap hari
Senin dan Selasa, sepulang mengajar, Romlah memiliki kesibukan mengurusi usaha
garmen miliknya yang bekerja sama dengan CV Perintis Busana. “Tujuan usaha ini
adalah untuk memberdayakan ekonomi keluarga orang-orang di Desa Kropak dan
Kramatagung, tempat tinggal saya, dengan harapan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat akan pendidikan. Ada sekitar 60 orang yang bekerja,” kata Romlah.
Sedangkn pada hari Rabu selepas mengajar di sekolah, Romlah
mengikuti kegiatan keislaman, yg rutin dilaksanakan. Mulai dari kegiatan
pembacaan sholawat, istighosah, manakib, ratib, dan kajian. Dalam kegiatan ini
Romlah didaulat sebagai ketua. “Saya berupaya agar dapat mengubah pemahaman
masyarakat tentang pendidikan melalui kegiatan kajian tersebut. Bahkan saya
bekerja sama dg Dinakertrans untuk memberikan pelatihan menjahit bagi mereka.
Sebab dalam analisa saya, lemahnya keinginan mereka menyekolahkan anaknya
karena faktor ekonomi, sehingga untuk membangun paradigma baru tentang
pendidikan, saya juga harus menyentuh mereka dengan kegiatan keislaman dan
ekonomi,” katanya. Sedangkan pada hari Kamis dan Minggu, Romlah memiliki lebih
banyak waktu untuk suaminya, Khairul Ishaq, S.Pd, yang seorang kepala Madrasah Tsanawiyah, dan seorang putrinya, Raudlah Jinani Fara Deisya, yang masih berusia 8 tahun.
Menang untuk Berbagi
Pertama
kali Romlah mendapat informasi mengenai ajang Pemilihan Guru Berprestasi adalah
dari kepala sekolahnya. Kemudian ia pun
mendaftarkan diri secara kolektif bersama dengan guru yang lain ke Dinas
Pendidikan Kota Probolinggo. Romlah pun segera menyiapkan portofolio dan
presentasi karya PTK. Ia pun
berkesempatan mengikuti beberapa tahapan seleksi, antara lain tes tulis,
wawancara, dan presentasi karya ilmiah. Yang membuat Romlah merasa antusias
dalam mengikuti ajang Pemilihan Guru Berprestasi adalah karena ia merasa bahwa
meskipun antara perserta satu dengan yang lainnya saling berkompetisi, namun
suasana kekeluargaan dan kebersamaan terjaga dengan sangat baik. “Satu sama lain
justru lebih memanfaatkn momen lomba untuk saling berbagi pengalaman di daerah
masing-masing,”
cerita Romlah. Hal lain yang membuatnya senang adalah karena ia mendapat kesempatan
bertemu dengan Presiden, Mendikbud, dan orang-orang hebat lainnya secara
langsung.
Dalam presentasi yang membawanya
hingga meraih gelar juara II Guru Berprestasi Nasional, tema yang Romlah angkat
adalahmengenai penerapan problem based
learning dalam 4 core areas (PBL4C) dalam pembelajaran bangun ruang sisi
lengkung untuk meningkatkan pengetahuan, sikap percaya dii dan kemampuan problem solving siswa kelas 9. Dalam
pembelajaran yang menggunakan PBL4C, siswa diperankan sebagai desainer produk
dalam sebuah perusahaan yang harus bersaing dengan perusahaan lain untuk memenangkan sebuah tender dalam sebuah
exhibition. Konteks yang diangkat dalam pembelajaran ini membuka peluang bagi
siswa untuk menerapkan berbagai disiplin ilmu; tidak hanya matematika, tapi
juga ekonomi, sosial, dan disiplin ilmu
yang lain. Selain itu, skill siswa pun dikembangkan, meliputi multi dimensi
skill seperti membaca peluang bisnis,
komunikasi, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Dalam membuat desain, mereka
dituntut untuk memperhatikan penggunaan bahan yang ramah lingkungan, kreatif, bermanfaat,
dan menghasilkan keuntungan. Sehingga siswa benar-benar juga untuk menjadi
seorang intelektual yang mempunyai proses berpikir tepat dan memiliki nilai-nilai
luhur.
Saat mengetahui dirinya meraih Juara II Guru
Berprestasi Nasional 2014, Romlah
sangat bersyukur. “Sebenarnya yang lain sangat banyak yang hebat, tapi kekuatan
doa orang-orang yang mencintai saya dan ketulusan saya dalam berjuang dalam pendidikan
membuat Allah ridho saya menjadi pemenang.
Yang menjadi tantangan bagi saya setelah menang adalah menjaga hati agar
tetap bersih, tidak terlalu bangga dan senang dengan pujian. Yang sangat
mengharukan adalah ketika ibu saya menangis karena saya hanya anak seorang
penjual buah gunung tapi bisa menang dan bahkan bisa bertemu dengan presiden
dan orang-orang hebat. Bagi saya, kemenangan
ini bukan milik saya, tapi milik orang-orang yang mencintai saya,” kata Romlah.
Dengan berbagai hadiah yang
diterimanya, Romlah berniat untuk berbagi. “Saya telah berjanji pada diri saya, apa yang saya dapatkan
bukanlah milik saya. Saya akan berikan sepenuhnya untuk orang-orang yang saya cintai. sebagian saya sumbangkan juga untuk menyelesaikan
sebuah sekolah di desa saya yang pembangunannya tersendat selama hampir satu
tahun. Sedangkan laptop saya hibahkan pada sebuah sekolah yang mrmbutuhkan. Saya
juga berniat untuk membelikan seperangkat alat hadrah untuk kelompok remaja
putri yang saya bina di desa saya,”
ujar Romlah.
Romlah berharap mutu pendidikan di indonesia semakin
meningkat agar kualitas sumber daya manusia Indonesia pun meningkat, sehingga
apa yg dicita-citakan bersama yaitu terciptanya
generasi emas tahun 2045 tercapai. Ia juga berharap dukungan terhadap
peningkatan mutu pendidikan, utamanya para guru, karena guru yang bersentuhan
langsung dengan siswa. “Oleh
karena itu, saya mengajak diri sendiri dan semua guru yang berada di barisan depan perjuangan
peningkatan mutu pendidikan ini untuk berjuang sepenuh hati dan sungguh-sungguh
untuk mencetak generasi terbaik bangsa,” katanya mantap. ***
Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Majalah Dikdas dan Guru (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment