Ai Tin
Sumartini, M.Pd
Juara I Lomba
Kreativitas Guru Tingkat Nasional Kategori SMP Nonsains Tahun 2014
Bagi
Ai Tin Sumartini, M.Pd,
mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pun memiliki tantangan
tersendiri. Guru yang telah mengabdikan diri di bidang pendidikan selama hampir
20 tahun ini tak segan menemukan cara-cara kreatif dalam pembelajaran untuk
lebih menarik minat siswanya dalam belajar dan untuk mendapatkan hasil
pembelajaran yang lebih maksimal. Karena kreativitas dan keaktifannya, wanita kelahiran Garut,
6 Oktober 1971 ini sering mengikuti berbagai
kompetisi dan meraih prestasi. Antara lain pernah menjadi Juara
II Lomba
Guru Berprestasi tingkat
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2009, Juara II LKG tingkat Nasional pada tahun 2007 Kategori Guru
SMP Kelompok Mapel IPS, Juara
II Lomba Inovasi dan Kreasi Media Pembelajaran tingkat Nasional pada tahun 2010, dan yang yang terakhir, pada tahun 2014 ini ia berhasil
memenangi Juara I LKG tingkat Nasional kategori SMP Nonsains.
Di ajang nasional, guru SMP
Negeri 5 Tasikmalaya ini membawakan
karya tulisnya yang berjudul Implementasi
Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Kewarganegaraan bagi Peserta Didik. Ide penelitian tersebut berasal dari latar belakang Ai
melihat kondisi
pembelajaran PKn yang terjadi di SMP negeri 5 Tasikmalaya. Menurutnya, selama ini metode
pembelajaran PKn masih menerapkan kegiatan pembelajaran yang dibatasi oleh empat dinding
tembok kelas. “Walaupun
kegiatan pembelajaran seringkali berpusat pada peserta didik dengan penerapan
berbagai jenis metode dan model pembelajaran, namun tetap berpedoman kepada
program pembelajaran yang sifatnya kognitif, kurang mengeskplorasi potensi
peserta didik baik aspek sikap maupun keterampilannya. Peserta didik jadi kurang memiliki kemampuan
dalam memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Oleh karena itu, Ai berpikir bahwa proses
pembelajaran harus dirancang suatu model pembelajaran dimana siswa harus mampu
mengembangkan seluruh potensinya agar menjadi warganegara yang berakhlak mulia,
cerdas, partisipatif, demokratis dan bertanggung jawab, sehingga perlu dikembangkan suatu proses pembelajaran
yang humanistik dimana suasana
belajar mengajar bersifat kekeluargaan, hangat dan terbuka.
Menurut Ai, model
pembelajaran yang dianggap mendukung dalam pembelajaran PKn, khususnya dalam
upaya mengembangkan kompetensi siswa adalah
melalui pembelajaran berbasis proyek. “Model ini bertujuan
untuk memotivasi dan memberdayakan para siswa dalam menggunakan hak dan
tanggung jawab kewarganegaraan yang
demokratis, sehingga siswa dilatih untuk menerapkan sikap positif terhadap
pelaksanaan demokrasi yang berlaku di masyarakat dan negara serta diharapkan
siswa dapat melaksanakan segala aktivitasnya dengan baik,” jelasnya. Maka itu, Ai pun mencoba untuk menerapkan
metode pembelajaran tersebut pada siswanya di kelas
IX-C SMP Negeri 5 Tasikmalaya.
Dalam hal ini, Ai
mencoba menerapkan pembelajaran melalui Project citizen,
yakni pembelajaran berbasis proyek yang berbasis
masalah untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan watak kewarganegaraan
demokratis yang memungkinkan dan mendorong keikutsertaan dalam pemerintahan dan
masyarakat sipil (civil society). Tujuannya adalah untuk
memotivasi dan memberdayakan peserta didik dalam menggunakan hak dan tanggung
jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui penelitian yang intensif mengenai
masalah kebijakan publik di sekolah atau di masyarakat. Model pembelajaran ini dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik tentang
langkah-langkah dan metode yang digunakan di dalam proses politik. “Dan rupanya pembelajaran
PKn berbasis proyek ini mampu
memberdayakan siswa
untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam memecahkan masalah kebijakan publik yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,”
pungkasnya. ***
Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Majalah Dikdas (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment