Profil Juara : Prestasi Gemilang dari Taman Kanak-kanak

Anis Masriyah, S.Pd.
Juara I Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016


Tangisnya tak lagi dapat terbendung kala ia mendengar namanya disebut, berkumandang di hall aula besar nan mewah Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta. Namun Anis harus lekas-lekas melangkahkan kaki ke depan, menghadap para hadirin, yakni para tenaga pendidik dan kependidikan berprestasi dan berdedikasi dari seluruh penjuru negeri Indonesia. Mendikbud dan para pejabat Kemendikbud telah bersiap-siap memberi ucapan selamat kepada para pemenang yang telah dipanggil namanya, termasuk Anis, yang tak pernah menyangka akan mendapat penghargaan yang luar biasa ini.

Namun andai Anis Masriyah, S.Pd. saat ini masih meneruskan pekerjaannya terdahulu sebagai seorang teknisi di sebuah bengkel elektronik, barangkali ia tak akan pernah merasakan peristiwa mahapenting dan bergengsi dalam hidupnya, yakni memperoleh penghargaan dari Pemerintah sebagai Juara I Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional, dan bersalaman dengan Mendikbud, Muhajir Effendy. Tapi rupanya pilihan hidupnya sungguh tepat. Wanita yang pernah bersekolah di SMK Negeri 1 Blitar ini memutuskan untuk banting setir menjadi guru berkat terinspirasi dan termotivasi dari istri salah seorang rekan kerjanya. Dan demi melancarkan cita-citanya, ia pun melanjutkan pendidikannya ke program D-2 PGTK Universitas Negeri Malang.


Namun sebenarnya dunia pendidkan bukanlah barang baru bagi wanita kelahiran Blitar, 5 Agustus 1982 ini. Semasa sekolah, Anis muda telah memiliki kegiatan lain selain bersekolah. Ia juga mengajar anak-anak mengaji di TPA, mendampingi ibunya. Maklum, terdapat sebuah mushala di rumah keluarga Anis, dan ibunya adalah pengelola TPQ di mushala tersebut, mengajar anak-anak di lingkungan sekitar. Beliau juga adalah seorang guru agama di sebuah sekolah dasar dan pengelola sebuah TK. Tak pelak, bagi Anis, ibunya adalah sosok yang menginspirasinya tentang  figur seorang guru.

Selama menempuh ilmu di D-2 PGTK Universitas Negeri Malang, Anis pun memanfaatkan waktu luangnya untuk mengajar di Raudhatul Athfal (RA) Perwanida. Akhir tahun 2004, ia mengikuti seleksi guru bantu dan sekaligus seleksi CPNS. Rupanya Anis diterima kedua-duanya, namun ia harus memilih salah satu di antaranya. Akhirnya ia pun memilih CPNS. Anis mendapatkan SK untuk mengajar di TK Negeri Pembina Blitar.

Demi meningkatkan kualifikasi akademik, pada tahun 2008, Anis dan suaminya, Eko Purnomo, yang juga lulusan D-2 PGTK dan menjadi guru TK, meneruskan   kuliah lagi di Universitas Negeri Malang Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, untuk program studi PG PAUD. Tahun 2011, ia pun berhasil menyandang gelar sarjana. 

TK Al Hidayah XI
Tahun 2014, ibu dua anak ini dimutasi untuk mengajar di TK Al Hidayah XI, Bondogerit, Blitar, sebuah TK swasta yang terletak di Jalan Borobudur nomor 125, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur. Letaknya berada di perkotaan, bersebelahan dengan makam presiden I RI, Ir. Soekarno. Tak heran jika lingkungan sekitar sekolah sangat ramai dengan hiruk pikuk pengunjung makam dan para pedagang souvenir. Terlebih ketika datang para rombongan perziarah, jalanan menjadi sangat macet.

Meski demikian, ada beberapa keuntungan yang didapat sekolah yang bersebelahan dengan destinasi wisata ini. “Kami sering belajar di kawasan wisata tersebut, mengunjungi museumnya, ruang audio visual, serta perpustakaan nasionalnya. Dari situ, kami mendapat banyak referensi untuk belajar,” cerita Anis. Kadangkala, ada juga turis-turis asing yang ingin bermain bersama anak-anak. Bahkan saat anak-anak sedang mengadakan drumband, mereka pun ingin ikut turut serta bersama anak-anak.

TK Al Hidayah XI sendiri adalah sebuah sekolah yang telah berdiri cukup lama, yakni sejak tahun 1967. Seiring dengan perkembangan zaman, sekolah yang hanya memiliki luas 359 m2 ini pun semakin berkembang. Terdapat 10 ruangan yang dimanfaatkan, yakni 6 ruang kelas sentra, 1 ruang kantor, 2 kamar mandi, sebuah gudang, dan fasilitas APE  indoor outdoor. Saat ini, sekolah dipimpin oleh Edi Wiyono, S.Pd. AUD., dibantu oleh 3 guru PNS dan 9 guru non-PNS. Pada tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa mencapai 110 anak. Menurut Anis, lahan dan halaman bermain yang dimiliki sekolah masih cukup sempit, tidak sebanding dengan jumlah siswanya. Selain itu, ia pun merasakan bahwa peralatan bermain outdoor pun masih harus diperbanyak demi menciptakan lingkungan sekolah yang semakin menyenangkan bagi anak. 

Mengajar Adalah Seni
Selama 12 tahun menjadi guru TK, Anis merasa sangat menikmati profesinya. Panggilan hati, demikian ia menyebutnya. Baginya, mengajar adalah sebuah seni, dimana seni adalah ungkapan perasaan yang diekpresikan melalui karya. “Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan, apalagi di saat melihat kelucuan tingkah laku maupun ocehan anak didik TK. Selain itu, guru juga dapat mempengaruhi anak didiknya melalui kepribadiannya. Oleh karena itu, guru TK harus memiliki kepribadian yang positif,” tuturnya.

Meski demikian, ia merasa bahwa menjadi guru TK pun adalah sebuah pekerjaan yang penuh tantangan. “Menjadi Guru TK tidaklah mudah. Proses merubah anak menjadi mandiri, terampil, berani sekolah sendiri, mau bersosialisasi harus dilaksanakan dengan penuh ketelatenan dan kesabaran. Setiap hari kami harus mengajarkan mereka bernyanyi, bermain, dan bersenang-senang. Meski demikian, ini adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan,” kata Anis. 

Sebagai guru, Anis senantiasa menonjolkan nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, serta kognitif dan seni dalam mengajar dan berinteraksi dengan anak-anak. Tujuan dari pembelajarannya adalah supaya anak-anak memiliki sikap-sikap yang baik dan terpuji, antara lain sikap menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan, Perilaku hidup sehat, sikap ingin tahu, sikap kreatif, sikap estetis, sikap percaya diri, sikap taat pada aturan, sikap mandiri, sikap sabar, sikap peduli, sikap toleran, sikap menyesuaikan diri, sikap sopan, sikap tanggung jawab, dan sikap jujur.

Sebagai guru, ia juga selalu berusaha untuk disiplin dalam menjalankan tugas karena kedisiplinan adalah kunci sukses bagi seseorang yang memelihara cita-cita. Ia juga senantiasa memberikan pengajaran yang menarik dan berganti-ganti model dan metode pembelajaran, disesuaikan dengan materi. Misalnya metode bercerita, bercakap-cakap, sosiodrama, eksperimen, karya wisata, proyek, pemberian tugas, tanya jawab, bermain, dan sebagainya. Misalnya, ketia ia mengajarkan pantomim pada anak, ternyata mereka sangat senang. Dengan gerakannya yang polos dan natural, menurut saya, mereka justru terlihat sangat menarik,” kata Anis. Di samping itu, ia juga tak pernah lupa untuk selalu memberi penghargaan pada anak yang berhasil memecahkan masalah, menanamkan kejujuran saat ulangan dan berperilaku, serta menanamkan sopan santun saat berbicara dan bersikap.

Sarat Prestasi
Selama mengajar di TK Al Hidayah XI, banyak sekali pengalaman dan kesan-kesan yang tak terlupakan oleh Anis. Salah satu pengalaman menarik yang pernah ia alami adalah ketika mengikuti kegiatan outbond, dimana ia pertama kalinya mencoba aktivitas permainan flying fox. “Sebenarnya agak sedikit takut, tapi  saya harus berani untuk memberi contoh kepada anak didik saya,” katanya.

Sedangkan pengalaman menyedihkan yang pernah ia rasakan adalah ketika media yang akan digunakan dalam pembelajaran rusak karena terkena hujan dikarenakan atap sekolah yang bocor. “Media yang akan saya gunakan jadi tidak bisa dipakai lagi, bahkan dokumen portofolio anak juga sebagian besar ikut rusak terkena air,” ujarnya sedih.

Namun satu hal yang membuatnya merasa bahagia adalah ketika dedikasi dan profesionalismenya membuahkan hasil yang nyata. Hal ini benar-benar ia rasakan ketika sekolah maupun anak-anak didiknya berhasil meraih prestasi yang membanggakan, mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kota, hingga tingkat provinsi. Misalnya, pernah meraih Juara III dalam lomba Melipat, Menggunting dan Menempel (3M) Tingkat Provinsi Jawa Timur, Juara I Lomba Percakapan 2 Anak Tingkat Kota Blitar, Juara I Pildacil TK Tingkat Kota Blitar, dan masih banyak lagi prestasi lainnya.

Sedangkan untuk prestasi individu yang dihasilkannya sebagai seorang guru TK pun tak kalah banyak, mulai dari tingkat kota hingga tingkat nasional. Sejak tahun 2011, Anis telah berhasil menyabet Juara III Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional. Tahun 2013 ia juga berhasil meraih Juara I Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional, dan sederet prestasi membanggakan lainnya, hingga yang terakhir pada tahun 2016 ini, ia berhasil  meraih Juara I Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional.

Menang Berkat KPK
Yang mengantarkan keberhasilan Anis hingga menjadi Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional adalah karena ia berhasil meluluhkan hati para juri melalui karya tulis dan presentasinya mengenai pengembangan media Kotak Permainan Kognitif (KPK) untuk melatih logico mathematical knowledge atau kemampuan matematik logika pada anak usia dini. Menurutnya, media ini sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan matematika logika anak sesuai dengan tumbuh kembang anak, serta mampu mengaktualisasikan semua aspek-aspek pembelajaran, namun tetap sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu belajar sambil bermain. Media KPK ini relatif awet, aman, mudah divariasikan dalam berbagai permainan, dan anak didik pun dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan imajinasi dan  kreativitasnya.

Media KPK ini dirancang dari bahan yang cukup kuat dan tahan lama, yaitu dari plat besi dan dilapisi dengan stiker/ skotlet, sehingga aman bagi anak, dengan ukuran media adalah 38 x 80 cm. Untuk memudahkan dalam memindah/ menggeser media, pada bagian bawah persegi diberi roda. Media KPK ini berorientasi pada perkembangan anak, dimana anak-anak dapat dengan mudah memainkan objek yang diminta, memasangkan dengan memasukkan tali pada lubang, mengeser angka-angka, menyusun benda dan menyusun puzzle geomerti. Perintah-perintah dalam pembelajarannya pun sangat praktis, sehingga anak-anak mudah memahaminya. Menurut Anis, media ini bersifat multi tema, yang artinya bisa diterapkan pada tema belajar apapun. Media gambar ini juga tidak bersifat paten karena terbuat dari kertas magnit yang dapat menempel pada media/bongkar pasang, serta dapat disesuaikan dengan tema yang diajarkan.

Ingin Punya PAUD
Selain mengajar di TK Al Hidayah XI, Anis juga dipercaya menjadi pembina ekstrakurikuler menggambar dan drumband, penanggung jawab sie. Kurikulum, serta menjadi bagian dari tim penyusun Buku Panduan Pembelajaran dan LKS TK Al Hidayah Muslimat NU di organisasi Muslimat NU Kota Blitar. Ia juga pernah menjadi juri Lomba Bercerita yang diadakan oleh Yayasan Bakti Perwanida, Kota Blitar. Di samping itu, kesibukan Anis yang lain adalah menjadi pengurus IGTKI – PGRI di Kota Blitar.

Selain bergelut di bidang pendidikan, Anis pun antusias membantu bisnis sampingan sang suami tercinta, yakni mengelola perternakan kelinci, yang mereka beri nama Averex. Peternakan kelinci ini berkembang pesat, bahkan menjadi peternakan yang terbesar di kota Blitar, hingga pernah diliput oleh media. Peternakan kelinci diberi nama Averex, karena kata ini diambil dari nama anak kami yang pertama,Avesiena. Sedangkan Rex adalah jenis kelinci yang menjadi andalan di peternakan kami,” jelas Anis. Peternakan kelinci Averex ini juga menjadi wahana pembelajaran bagi anak-anak usia dini, yakni dengan menerima kunjungan dari para siswa PAUD/TK.

Satu keinginan Anis yang masih menjadi impiannya adalah memiliki lembaga PAUD sendiri. Ia berharap, suatu saat nanti ia berhasil mewujudkan impiannya tersebut, demi kecintaannya pada dunia pendidikan anak-anak. **


Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di majalah MISI dan Guru (Kemendikbud)



No comments:

Post a Comment