Wamendikbud Prof. Dr. Musliar Kasim : Kurikulum 2013 Optimis Lebih Baik


Beberapa guru telah merasakan bahwa Kurikulum 2013 jauh lebih baik dan menyenangkan daripada kurikulum sebelumnya. Terlebih jika guru-guru telah dibekali dengan ilmu dan pelatihan mengenai Kurikulum 2013 yang cukup dan memadai. Berbagai keunggulan Kurikulum 2013 menjadikan kurikulum ini sebagai andalan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

Seiring  dengan digulirkannya Kurikulum 2013, masyarakat seharusnya optimis dengan pendidikan Indonesia karena Kurikulum 2013 ini diyakini lebih bagus dan tepat guna bagi generasi Indonesia. Kurikulum 2013 bertujuan untuk melahirkan insan Indonesia yang pintar, yakni yang kreatif, produktif, dan inovatif. Demikianlah yang disampaikan oleh Musliar Kasim, wakil Mendikbud dalam pelatihan narasumber Kurikulum 2013 di Surabaya. Di hadapan 136 narasumber implementasi Kurikulum 2013 yang hadir, Guru besar pertanian ini meyakinkan untuk tidak perlu risau dengan berbagai tekanan dan kecaman negatif dari banyak media yang selama ini beredar mengenai Kurikulum 2013. “Di dunia ini nggak mungkin orang setuju semuanya. Nabi saja pun banyak diperangi oleh orang-orang yang tidak setuju, apalagi kita yang bukan nabi,” selorohnya.

Yang membuat Musliar optimis dengan Kurikulum 2013 ini adalah karena menurutnya Kurikulum 2013 telah dipersiapkan secara matang. “Dari segi konsep kurikulum, buku, proses pembelajaran, proses penilaian, dan materinya sudah selesai kita kerjakan,” katanya.

Namun ia pun mengatakan bahwa untuk menghasilkan Kurikulum 2013 tidak memerlukan biaya yang besar seperti halnya ketika membuat konsep-konsep di kementerian. “Biasanya harus ada studi banding terlebih dahulu. Tapi aparat Kemendikbud yang terlibat dalam Kurikulum 2013 ini tidak ada satu pun yang melakukan studi banding. Bagi kami, studi banding dengan internet saja sudah cukup,” ujarnya.

Menjadi Panutan
Musliar juga mengungkapkan bahwa ia pun sempat mengunjungi beberapa sekolah bagus di Jakarta dan sekitarnya. Menurut pengamatannya, ternyata sekolah-sekolah bagus yang berbiaya sekitar 20.000 dollar per tahun tersebut telah menerapkan model pembelajaran tematik, meski mereka harus memakai buku-buku dari Singapura, karena di Indonesia masih belum ada. “Ini membuat kami bersemangat, karena saat ini kita dapat membuat kurikulum seperti ini dan dapat dinikmati oleh anak-anak di republik ini dari Sabang sampai Merauke. Jadi model pembelajaran ini tak lagi hanya dimonopoli oleh anak-anak orang kaya,” katanya.

Wamendikbud pun sempat bercerita mengenai pengalamannya ketika melakukan sosialisasi Kurikulum 2013 di sebuah sekolah swasta milik yayasan istri mantan menteri di kawasan Tangerang Selatan. Sekolah tersebut sangat mengapresiasi Kurikulum 2013 dan berharap Pemerintah benar-benar membantu para guru supaya lebih memahami Kurikulum 2013 dan diterapkan dengan benar, karena sebelumnya mereka sempat didatangi oleh tokoh pendidikan dari Jepang yang mengatakan bahwa Kurikulum 2013 itu sudah sangat bagus. Bahkan mereka pun berniat untuk mencontohnya. Demikian pula negara Malaysia pun sependapat bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sangat bagus.

Tersedia Lengkap
Menurutnya, Kurikulum 2013 ini sangat sesuai dengan kondisi dan perkembangan jaman saat ini, terlebih untuk mewujudkan generasi emas yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju. “Dengan menggunakan kurikulum lama, sehebat apapun guru atau materinya, rasanya sulit sekali untuk menghasilkan insan yang seperti ini, karena guru hanya mengajarkan ilmu untuk menghasilkan kompetensi dan pengetahuan saja. Tidak mengajarkan sampai dia memiliki kompetensi keterampilan,” tuturnya. “Dengan kurikulum 2013, Insan Indonesia yang tamat di satuan pendidikan tertentu nantinya akan betul-betul memiliki kompetensi yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Misalnya,untuk anak SMA, kalau misalnya dia memang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, setidaknya ia sudah memiliki ketrampilan yang dapat dia gunakan untuk hidup,” tambahnya. 

Oleh karena itu, pemerintah yang menyiapkan buku guru, buku siswa, buku tes, hingga silabus, sehingga guru tinggal melaksanakan pembelajaran saja. Menurut Musliar, penyediaan silabus dari pemerintah bukan bermaksud mengkebiri hak guru, seperti yang selama ini dihembuskan oleh media-media. Kenyataannya, guru justru merasa senang dan terbantu, karena toh selama ini, ketika membuat silabus, banyak guru yang hanya sekadar copy/paste saja. “Jadi lebih baik sekalian dibuatkan yang benar,” tandas Musliar.

Dengan Kurikulum 2013, anak tidak lagi dituntut untuk menjadi yang paling pintar atau yang paling hebat, karena Kurikulum 2013 mencoba untuk selalu menghargai keragaman bakat dan kemampuan masing-masing individu. “Yang penting, mereka harus memiliki kompetensi komunikasi, harus cinta pada negara, harus bisa bertanggung jawab, dsb. Dan itu semua adalah soft skills,” katanya. Dalam kurikulum 2013, semua anak diperlakukan dan dinilai hebat. Semua anak memiliki kompetensi untuk maju. “Kita mengijinkan anak untuk  memberi jawaban yang berbeda dalam menyelesaikan soal. Kita motivasi anak untuk menjadi kreatif,” kata Musliar.

Pentingnya Pelatihan
Kendati demikian, guru pun perlu mendapatkan pelatihan supaya dapat memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 dengan benar. Tak hanya guru, bahkan juga kepala dan pengawas sekolah. Musliar mengatakan bahwa materi pelatihan telah disiapkan supaya guru dapat segera menjalankan kurikulum 2013 dengan benar.

Selain itu, ada pula pelatihan instruktur nasional, yang kemudian pesertanya akan diuji, sehingga yang menjadi Instruktur Nasional (IN) nantinya akan benar-benar mengusai materi. Nantinya Instruktur Nasional mengerti bagaimana cara mengajarkan atau melatih guru sasaran, sehingga guru sasaran dapat mempraktekkan materi di depan murid-muridnya.

Untuk menyiapkan Instruktur Nasional, maka diperlukan narasumber yang benar-benar memahami Kurikulum 2013. Oleh karena itu, pemerintah bergiat untuk mengadakan pelatihan narasumber implementasi Kurikulum 2013 di beberapa kota, antara lain Surabaya maupun Jakarta.

Musliar menyebutkan beberapa tugas utama narasumber implementasi Kurikulum 2013, antara lain membuat bahan pelatihan yang bisa digunakan yang bisa digunakan IN dan guru ketika mengajar, membuat bahan pelatihan yang nantinya diharapkan seperti manual, memberikan pelatihan kepada IN agar IN mengerti dan paham tentang filosofi kurikulum 2013, memberikan contoh konkrit pembelajaran kepada IN sehingga IN mengerti bagaimana mengajar murid, menginspirasi IN agar mereka bersemangat melatih guru dalam menyukseskan kurikulum 2013, dan memberikan contoh bagaimana memperkaya pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru sesuai dengan konteks. Musliar berharap dengan memberikan pelatihan kepada narasumber, maka Kurikulum 2013 akan berjalan dengan lancar, sehingga tercapai tujuan pendidikan. ***


Ditulis tahun : 2014

No comments:

Post a Comment