Penguatan Pembelajaran PAUD Penerima UGB/RKB
Untuk meningkatkan kualitas pendidik PAUD,
diperlukan adanya penguatan pembelajaran PAUD bagi tenaga pendidik maupun
pengelola. Ini untuk menambah wawasan dan informasi terbaru, serta sebagai
ajang berbagi pengalaman dalam penyelenggaraan maupun pengelolaan pembelajaran
PAUD. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
menyelenggarakan kegiatan Penguatan Pembelajaran
bagi Penerima UGB (Unit Gedung Baru)
/ RKB (Ruang Kelas Baru) PAUD Terpadu Provinsi/Kabupaten/Kota
sebagai keberlanjutan dari program sebelumnya, dengan fokus materi pada pengembangan kurikulum sesuai perkembangan anak.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan pemahaman bagi pendidik
pengelola dalam lembaga penerima bantuan UGB (Unit Gedung Baru) / RKB (Ruang Kelas Baru)
PAUD Terpadu Provinsi/Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini maupun pengelolaan pembelajaran di lembaganya. Antara lain
dengan menyamakan persepsi
tentang pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini,
meningkatkan pengetahuan keterampilan sikap Pendidik dan Pengelola lembaga penerima UGB TK Pedesaan dalam hal tumbuh kembang anak usia dini,
meningkatkan kemampuan pendidik dan pengelola lembaga PAUD
dalam menata lingkungan main anak usia dini,
meningkatkan kemampuan pendidik dan pengelola lembaga PAUD
dalam memberi pijakan-pijakan (Scaffolding) pada anak didiknya,
meningkatkan kemampuan pendidik dan pengelola lembaga PAUD
dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran PAUD,
serta meningkatkan kemampuan pendidik dan pengelola lembaga PAUD
dalam melakukan evaluasi perkembangan anak.
Oleh karena jumlah sasaran
kegiatan ini cukup banyak, maka pelaksanaan kegiatan ini
dilakukan dalam 2 angkatan, yakni angkatan
I dan II. Peserta Penguatan Pembelajaran PAUD Penerima UGB/RKB Angkatan
I adalah kepala sekolah dan pendidik PAUD Terpadu penerima UGB/RKB tahun 2012
dengan jumlah 80 orang. Untuk
angkatan I dilaksanakan pada 17 - 21 Juni 2013 di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah.
Dalam
pembukaan acara, Etty
Retnowati, SH, MH, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten
Surakarta turut memberikan sambutannya. Beliau
menyampaikan bahwa PAUD menjadi suatu hal yg sangat penting, semenjak dunia anak
adalah dunia bermain. Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran untuk anak-anak, salah satunya
adalah dengan belajar sambil bermain. Beliau menilai bahwa kegiatan
pembelajaran PAUD ini tepat sekali karena dapat meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah, yang akan berdampak baik bagi sekolah.
Sementara
itu, sambutan dari Direktorat Pembinaan PAUDNI disampaikan oleh Dwinita Yunus,
M.Pd, Kepala Seksi Pembelajaran Direktorat
Pembinaan PAUDNI, yang kemudian membuka dan meresmikan kegiatan acara. Dalam
sambutannya, Beliau berharap bahwa hasil dari kegiatan ini nantinya akan segera
dimanfaatkan dengan baik dan tidak perlu menunggu diresmikan dari pusat. “Bisa
langsung dari pejabat daerah, dengan catatan, laporan dikirim ke pusat,”
katanya. Ia juga menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah pada tahun 2013 ini sudah
tidak ada lagi bantuan berupa
bangunan fisik. “Bantuan tahun ini bukan untuk pembangunan lagi, tetapi
penguatan, antara lain BOP,
gugus, dan APE. Jadi, jangan sampai bangunan yang sudah dibangun rusak kembali.
Oleh karena itu, perlu adanya
perawatan dan peningkatan kualitas gurunya.
Beberapa
pengarah dan narasumber
dalam kegiatan
ini terdiri dari stake holders,
akademisi, praktisi praktisi perguruan tinggi, serta para ahli PAUD dari lembaga-lembaga yang profesional.
Antara lain Dr. Erman Syamsuddin (Direktur
Pembinaan PAUD), Dra. Enah Suminah, M.Pd (Kasubdit Pembelajaran dan Peserta didik),
Dwinita Yunus, SE., M.Pd (Kasi Pembelajaran),
Mareta Wahyuni, M.Pd,
Dra. Nurmiati, Yohana Rumanda, M.Pd,
Yulie Siantayani, M.Pd (Sekolah Bukit Aksara Semarang),
Aries Susanti (Madrasah Istiqlal),
Woro Kusmandar, Wahyuni Ratna Lingga (High Scope),
Ali Nugraha (UPI),
dan dr. Anne Gracia (Smart Brain Energy).
Metode kegiatan ini
adalah menggunakan metode partisipatif. Peserta diberi kesempatan untuk
berperan aktif seperti tanya-jawab, diskusi kelompok, berbagai pengalaman dan
pemecahan masalah (problem solving).
Materi-materi menarik yang diusung dalam kegiatan ini antara lain pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini, menata, memanfaatkan
dan memelihara ruang bermain di dalam maupun di halaman, pengetahuan yang
dipelajari saat anak Bermain,
menata lingkungan bermain di sentra/area dengan
memanfaatkan bahan limbah dan SDA sebagai sumber belajar, memberikan dukungan saat anak bermain, menciptakan
waktu transisi yang menyenangkan, menyusun kegiatan bermain, mendokumentasikan
perkembangan dan pembelajaran anak pada saat bermain, serta membangun karakter
guru anak usia dini.
Dwinita
Yunus, M.Pd, Kepala Seksi Pembelajaran Direktorat Pembinaan
PAUDNI yang juga menjadi salah satu narasumber memberikan paparannya pada hari
pertama. Ia menyampaikan bahwa yang dibutuhkan untuk
mendidik anak usia dini adalah ikhlas, sabar, murah senyum ramah, dan yg
terpenting adalah cinta dan kasih sayang meski dengan waktu dua setengah jam
belajar. Selain itu, orang tua pun tidak boleh mencontohkan atau mempraktekan
hal hal yg bersifat negatif pada peserta didik PAUD. Jika ada pertanyaan kepada
guru tentang permasalahan anak yang berperilaku atau berbicara negative, maka
solusinya adalah dengan mempraktekkannya, menggunakan pendekatan berbagai macam
cara.
Dari
paparannya, banyak tanggapan, pertanyaan, serta komentar dari para peserta.
Antara lain mengupas tentang pembelajaran dan proses interaksi pengajar dengan
peserta didik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yg meliputi
guru dan siswa dengan tujuan saling bertukar informasi. Hal ini dapat membantu
peserta didik untuk belajar dengan baik. Dwinita juga menegaskan bahwa dengan
permainan, kita dapat mengetahui kecerdasan fisik, motorik, bahasa dan sosial
emosional anak. Bermain
sangat penting untuk anak untuk memperoleh sesuatu dengan cara bereksperimen
tentang dunia di sekitarnya. Oleh
karena itu, sebagai pendidik maupun orang tua, seyogyanya menyediakan
bahan-bahan permainan yang tepat.
Sementara
itu, Direktur Pembinaan PAUD, Dr. Erman Syamsuddin, juga berkesempatan
memberikan paparannya di hadapan peserta. Ia menekankan bahwa inti dari lembaga
PAUD adalah pengembangan karakter, dan penataan lingkungan. Erman juga
mengemukakan tentang pentingnya transisi, supaya anak tidak cepat menjadi
jenuh. “Transisi yang baik adalah transisi memperhatikan mood dari anak
tersebut, dan menggunakan games games
yg edukatif. Kegiatan transisi atau prosedur sebaiknya kita tulis dan dilakukan
secara berturut turut, maka anak itu dengan sendirinya akan mengikuti SOP
(standart oprasional prosedur),” terangnya.
Menurutnya, cara tersebut
dapat membuat anak mengetahui aturan bermain dan belajar, selalu mengulang
langkah langkah yg sudah menjadi kebiasaan, dan ketika lembaga merekrut tenaga
pengajar baru pun dapat mengikuti prosedur transisi itu dengan cepat.
Mengenai alat permainan
edukatif, Erman mengemukakan bahwa hal ini sangat bagus dan dibutuhkan dalam
perkembangan anak. Dengan didukung sumber daya lingkungan yang bagus, anak
dapat menambah ilmu tentang ruang lingkup di sekitarnya, sehingga tidak perlu
gengsi untuk memakai alat permainan yg sederhana. Dalam bermain anak juga tidak
perlu diberikan arahan yang diktator, sehingga anak akan dapat mengembangkan
sel sel motorik dan imajinasinya.
Dalam salah satu paparannya,
Erman juga mengemukakan bahwa baik dan buruknya suatu lembaga itu tergantung
dari pengelolanya. “PAUD yg baik adalah PAUD yang menjadi percontohan. Jika
sudah menjadi percontohan, maka secara langsung akan datang lembaga-lembaga
lain untuk studi banding. Dan dari pusat pun tidak akan ragu mengundang lembaga
tersebut untuk memberikan materi yg lebih baik,” katanya. Erman mengungkapkan bahwa
jika Indonesia lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi, untuk pendidikan anak
usia dini jauh tertinggal dari negara barat.
Diharapkan,
setelah mengikuti kegiatan ini, para kepala sekolah dan pendidik PAUD yang akan terus
belajar dan mengembangkan diri meningkatkan potensi untuk melayani anak usia
dini dengan lebih baik di lembaganya masing-masing. Selain itu, para kepala sekolah dan pendidik yang telah
dilatih tersebut pun diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama pelatihan di lembaganya masing-masing dan dapat menjadi contoh dan
rujukan bagi lembaga-lambaga lain di sekitarnya. ***
Ditulis tahun : 2013
sangat membantu sekali artikelnya
ReplyDeletewww.marzuki.eu.org