Profil Gurdasus : Berjuang di Daerah Pertambangan Batubara

Winarti, S.Pd.
Guru daerah khusus Provinsi Kalimantan Selatan


Saat mengetahui bahwa dirinya ditempatkan di sebuah sekolah yang terletak amat terpencil, Winarti, S.Pd. merasa amat sedih. Pasalnya, untuk menuju Desa Pinang Rejo, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Bajar, Kalimantan Selatan, ia harus melewati medan yang cukup berat, dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari tempat tinggal asalnya di Banjarmasin. Desa Pinang Rejo terletak di dataran tinggi daerah pegunungan Meratus. Daerah tersebut merupakan daerah pertambangan batubara. Kendati demikian, akses untuk menuju ke sana cukup sulit, karena banyak jalan beraspal yang sudah rusak parah, pun terdapat banyak tanjakan yang sangat curam. Belum lagi jika musim hujan, jalanan menjadi licin dan rawan longsor, sehingga cukup berbahaya. Kadangkala jika air pasang, air tersebut sampai naik ke jalan, sehingga siapapun yang ingin melalui jalan tersebut harus menggunakan lanting atau semacam ojek air. Sebaliknya, jika musim kemarau, jalanan begitu berdebu.

Namun segala kesulitan dan penderitaan itu terbayar sudah saat Winarti berhasil menjadi wakil Kalimantan Selatan untuk menerima penghargaan sebagai guru berdedikasi di daerah khusus dari pemerintah. Segenap perjalanan hidup dan perjuangannya menjadi guru menjadi hal yang sangat berharga dan membanggakan baginya.

Semula, Winarti mengikuti proses seleksi menjadi guru berprestasi. Namun di tingkat Kabupaten Banjar, ia gagal melaju ke Provinsi. Namun kemudian oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, ia ditunjuk untuk menjadi perwakilan di tingkat provinsi. Kali ini Winarti berhasil, hingga sampai melaju ke Jakarta dan berkesempatan bertatap muka dengan Mendikbud. “Saat mengikuti tahapan di tingkat Provinsi, saingan saya dua orang guru daerah khusus dari kabupaten lain. Ternyata saya yang berhasil…” kisahnya.

Winarti mengungkapkan bahwa menjadi guru adalah cita-citanya sejak awal. Sebuah panggilan jiwa, demikian ia menyebutnya. Dua bulan setelah menyelesaikan program pendidikan D-2 di PGSD Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin tahun 2005, Wanita kelahiran 20 April 1984 ini mengikuti tes seleksi CPNS. Ternyata ia lulus, dan ditempatkan di daerah khusus, yakni SDN Kupang Rejo, yang terletak di Sungai Pinang, Banjar.

Saat pertama kali mengajar, Winarti merasa prihatin karena kondisi sekolah jauh dari representatif. Selain itu, perumahan gurunya pun sudah rusak parah, dan air bersih sangat sulit didapat. Kesedihannya semakin lengkap karena ia pun harus berpisah dengan suaminya, yang berada di daerah lain. Hanya kondisi alam yang masih asri yang menjadi pelipur lara bagi Winarti.

Namun saat ini SDN Kupang Rejo sudah jauh lebih baik daripada saat pertama kali ia datang. Menurut Winarti, sekolah tempatnya mengajar mendapatkan rehabilitasi pada tahun 2011, sehingga kondisi bangunannya hampir 90% baik. Selain itu, sarana air bersih pun sudah ada berkat adanya program nasional Pamsismas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang sudah mencapai daerahnya. Pemerintah Daerah pun sudah memberikan bantuan sarana dan prasarana berupa alat-alat praktik pembelajaran.

Menurut Winarti, di Desa Kupang Rejo, masyarakat yang mendukung pendidikan sebagian besar masihlah orang tua yang paham dan mengerti akan pentingnya pendidikan; misalnya para aparat desa. Masih banyak masyarakat lainnya yang tidak memahami arti penting pendidikan bagi anak-anaknya, terlebih karena kondisi ekonomi yang terbatas atau latar belakang pendidikan orang tua yang rendah. Acapkali beberapa siswa terpaksa putus sekolah karena diminta oleh orang tuanya untuk bekerja di sawah atau di ladang, atau untuk menjaga adiknya di rumah.

Namun saat ini Winarti merasa semakin optimis meski dengan berbagai keterbatasan di daerah terpencil, terutama setelah mendapat motivasi dari Mendikbud. Saat menghadiri undangan pemberian penghargaan PTK Berprestasi dan Berdedikasi, Winarti merasa amat senang. Selain akan mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Pak Menteri, ia pun baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, sehingga menambah pengalamannya. Selain itu, ia pun merasa antusias karena dapat bertemu dengan guru-guru hebat lainnya dari seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, ia pun berkesempatan bertemu dengan ibu-ibu dari SIKIB dan menyimak paparan program-program kerjanya yang ternyata cukup bagus.

Winarti pun merasa amat senang karena berkesempatan menikmati indahnya bangunan Masjid Istiqlal Jakarta yang cukup terkenal, juga menikmati keindahan Kota Tua dan mengunjungi museum-museum yang memperkaya pengetahuan sejarahnya. Yang paling membanggakan, Winarti pun mendapat kesempatan mengikuti upacara 17 Agustus di Istana Negara. “Ini suatu pengalaman berharga dan tidak akan mungkin terulang lagi. Saya dapat melihat dan mengikuti langsung kegiatan tersebut, dimana selama ini saya hanya menontonnya di televisi,” ungkapnya penuh keharuan.

Usai mendapat penghargaan, Winarti kembali bertugas ke SDN Kupang Rejo dengan perasaan bangga dan bahagia. Ia yakin, suatu saat, pendidikan di Indonesia akan semakin maju. Hanya diperlukan sinergi dan perhatian dari tokoh masyarakat, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pada Pemerintah Daerah, Winarti berharap supaya guru-guru di daerah khusus lebih diperhatikan, terutama soal perbaikan rumah dinas, serta termasuk kondisi kesehatan para guru. Pada Pemerintah Provinsi, Winarti berharap supaya guru-guru daerah khusus mendapatkan tunjangan atau jaminan kesejahteraan guru. Sedangkan pada Pemerintah Pusat, Winarti berharap supaya sarana dan prasarana sekolah lebih diperhatikan, dan memberi lebih banyak kesempatan pada guru-guru daerah khusus untuk mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.***



Ditulis tahun : 2013
Diterbitkan di Buku Profil Gurdasus Tingkat Nasional 2013 (Kemendikbud)



No comments:

Post a Comment