Profil Gurdasus : Bertahan di Daerah Sulit Air


I Gusti Ayu Manik Somawati, S.Pd.
Guru Daerah Khusus Provinsi Bali



Bagi I Gusti Ayu Manik Somawati, S.Pd., pengalamannya diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Pemerintah sebagai guru daerah khusus adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Pengalaman besar yang menggiringnya mengingat perjuangan kerasnya selama menjadi guru daerah khusus di Kabupaten Karangasem, Bali, selama 14 tahun lamanya.

Tahun 2000, wanita kelahiran Karangasem, 2 Februari 1976 ini diangkat menjadi CPNS dan ditugaskan di SDN 17 Tianyar. Sebuah sekolah yang terletak di daerah terpencil, di sudut Kabupaten Karangasem, Bali. Tepatnya di di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Jarak menuju ke pusat kecamatan sekitar 25 km, atau 50 km menuju ke pusat kabupaten.

Dusun Muntigunung berada di daerah pegunungan yang gersang, dengan kondisi jalan rusak. Mulanya, banyak siswa yang harus menempuh jarak 4 – 5 km dari rumahnya menuju sekolah melewati lembah-lembah yang cukup dalam dengan jalan setapak yang ada di bibir jurang pula. Kondisi jalannya pun sangat berdebu, terutama pada musim kemarau.  “Tapi pada musim hujan tak jarang kami dihadang banjir besar yang datang dari hulu sungai, sehingga kami terpaksa menghentikan sejenak perjalanan kami ke sekolah,” kata Ayu.

Selain itu, Dusun Muntigunung adalah daerah kering yang mengalami kesulitan pasokan air bersih. Menurut cerita Ayu, untuk keperluan air bersih saja masyarakat harus membuat bak-bak penampungan air hujan, sehingga selama musim hujan berlangsung, airnya ditampung dan digunakan untuk keperluan sehari-hari selama satu tahun, sampai datang musim hujan berikutnya. Namun tak jarang air hujan sudah habis sebelum musim hujan datang lagi. “Disitulah kami mesti berhemat dengan mandi seadanya dan membeli air dalam wadah jerigen dengan harga yang lumayan mahal. Untunglah saya tinggal di dekat jalan raya, sehingga kadang saya dapat membeli air dari mobil tangki meski dengan harga lebih mahal dibandingkan di daerah lainnya,” ungkapnya.

Umumnya, latar belakang masyarakat di Dusun Muntigunung tidak berpendidikan. Banyak warganya yang memilih untuk menjadi pengemis di kota-kota besar seperti Denpasar dan Singaraja atau bekerja sebagai pekerja wisata di daerah Kuta, dan juga sebagai pemetik cengkeh di Singaraja. Tak heran jika sebagian besar anak-anak banyak yang ditinggal sendirian di rumah. “Dengan latar belakang seperti itu, sekolah berusaha mencari berbagai solusi agar minat anak-anak untuk bersekolah besar. Dan berkat usaha dari pihak sekolah yang dibantu tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan, kini sekolah memiliki siswa yang cukup banyak,” terang Ayu.

Tahun 2001, SDN 17 Tianyar berganti nama menjadi SDN 6 Tianyar Barat. Jumlah muridnya pun semakin lama semakin banyak. Pada tahun ajaran 2014/2015 saja jumlah siswanya mencapai 398 anak, dengan jumlah guru sebanyak 29 orang. Ayu sendiri baru diangkat menjadi PNS pada tahun 2002. Demi menampung dan mengakomodasi anak-anak, maka SD Negeri 6 Tianyar Barat pun membuat beberapa sekolah filial untuk memudahkan anak-anak yang bertempat tinggal jauh supaya tetap sekolah. Antara lain SDN 6 Filial Tiing Tali, SDN 6 Filial Baru, dan SDN 6 Filial Kelumpu.

Tahun ini, Ayu diamanati untuk mengajar di SDN 6 Filial Tiing Tali. “Perjalanan dari rumah ke SDN 6 Filial Tiing Tali cukup melelahkan karena jalan yang ditempuh kondisinya sungguh memprihatinkan. Tak jarang saya terjatuh dari sepeda motor karena jalanan yang rusak. Begitu pula pada musim hujan, jalan-jalan tergerus terbawa air ke arah hilir karena kami ada di wilayah yang tinggi. Bila di perjalanan ban motor kami kempes, maka kami harus berjalan kaki karena tidak ada angkutan yang bisa ditumpangi. Dan Terkadang kami harus berjalan kaki untuk mendatangi rumah siswa yang sering tidak masuk sekolah. Tapi senyum dan keceriaan anak-anak kelas 1 dan 2 yang saya ajar saat ini menjadi pelepas lelah kami sehabis menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah,” ceritanya sambil tersenyum. ***



Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Buku  Profil Gurdasus Tingkat Nasional 2014 (Kemendikbud)





No comments:

Post a Comment