Profil Gurdasus : Guru Terbaik di Long Lunuk


Buring Ding, A.Md.
Guru Daerah Khusus Provinsi Kalimantan Timur



Sudah 29 tahun lamanya Buring Ding, A.Md mengabdi sebagai guru. Profesi yang dijalaninya saat ini sudah menjadi cita-citanya sejak kecil, saat ia terinspirasi oleh gurunya sendiri. Maka wanita kelahiran Long Lirai, 03 Mei 1963 ini pun memilih melanjutkan pendidikannya ke SPG di Samarinda, dan lulus tahun 1985. Tamat dari SPG, Buring Ding mengajar di SDN 006 Ritan Baru hingga tahun 1999. Kemudian ia diangkat menjadi Kepala Sekolah di SDN 005 Ritan Baru sejak tahun 2001 sampai tahun 2009. Setelah itu, baru ia ditempatkan di SDN 005 Long Lunuk, sampai sekarang.

SDN 005 Long Lunuk terletak di Desa Long Lunuk, Kecamatan Long Pahagai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Mahakam Ulu termasuk kabupaten baru yang usianya masih tak lebih dari 2 tahun, pemekaran dari kabupaten Kutai Barat. Sedangkan Desa Long Lunuk sendiri adalah termasuk wilayah terpencil yang terletak cukup jauh, dari pusat kecamatan sekitar 37 km yang harus ditempuh dengan melalui sungai. Sedangkan jarak menuju pusat kabupaten sekitar 140 km, juga harus ditempuh melalui sungai dan riam riam yang sangat mengerikan.

Pada tahun ajaran 2014/2015, total jumlah siswa di SDN 005 Long Lunuk sebanyak 99 siswa, yang terdiri dari 48 siswa laki-laki dan 51 siswa perempuan. Sedangkan jumlah guru dan kepala sekolah hanyalah 12 orang. Sejauh ini, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang lengkap dan memadai. Sekolah ini memiliki mesin TF 65 sebanyak 1 buah dan laptop sebanyak 1 unit. Namun meja kursi murid banyak yang rusak, dan buku-buku pelajaran serta alat peraga masih sangat kurang.  Bahkan ruang UKS pun masih belum tersedia.

Selain itu, terpencilnya wilayah dan jauhnya jarak menjadi kendala tersendiri. “Di daerah kami jarang sekali diadakan pelatihan-pelatihan. Kalaupun ada, kita harus keluar biaya sendiri karena Dinas Kabupaten tidak menyediakan dana. Kalau ada surat atau kabar yang sifatnya mendesak, kami sering tidak ikut atau ketinggalan, contohnya informasi mengenai guru berdedikasi ini pun sempat terlambat. Di samping itu, guru-guru kami juga tidak bisa komputer. Mau beli laptop untuk belajar pun susah.  Komunikasi  di tempat kami sangat sulit karena tidak ada sinyal. Kalau kita ke ibukota provinsi baru bisa memakai handphone,” kata Buring Ding.

Selama menjadi guru, wanita yang hobi tennis meja ini mengatakan bahwa ia memiliki kiat tersendiri, terlebih dalam menghadapi anak-anak di SDN 005 Long Lunuk. Menurutnya, kuncinya adalah bahwa guru harus bisa sabar. “Kadang kadang dalam menghadapi berbagai macam tingkah laku anak anak membuat kita sedikit emosi. Tugas kita adalah mengajar dan mendidik mereka. Mengajar berarti mentransfer ilmu kepada anak didik, sedangkan mendidik adalah membentuk karakter anak. Oleh karena itu, kita harus bisa melatih kesabaran dalam menghadapi mereka. Bagaimanapun, anak desa dan anak di kota jauh berbeda. Umumnya anak di desa langsung masuk SD, sehingga mereka tak punya bekal apa-apa,” katanya.

Di usianya yang sudah 51 tahun, ibu dua anak ini telah dapat menikmati hasil jerih payahnya menjadi guru. Penghasilannya sudah cukup memadai, dengan pendapatan gaji pokok sebesar Rp. 3.743.000, insentif daerah sebesar Rp. 1.000.000 per bulan (belum pph), dan insentif provinsi sebesar Rp. 300.000 per bulan (belum pph). Namun ia masih ingat dengan masa-masa sulitnya saat kurang lebih 10 tahun lalu, dimana penghasilannya saat itu masih sangat pas-pasan sedangkan anak-anaknya yang bersekolah membutuhkan biaya besar, sehingga ia terpaksa mencari tambahan penghasilan dengan menjual sayur mayur dan kue-kue di luar jam pelajaran sekolah.


Ia berharap masyarakat senantiasa berpartisipasi aktif dalam memajukan pendidikan di sekolah, dan pemerintah pun senantiasa memprioritaskan sekolah-sekolah di daerah terpencil. “Kalau ada waktu, datanglah ke tempat kami untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri keadaan kami,” harapnya pada pemerintah pusat. ***


Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Buku Profil Gurdasus TIngkat Nasional 2014 (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment