Budi Susanto, S.Pd., M.Pd
Juara II Guru SMA Berprestasi tingkat Nasional 2013
Guru dari SMK Negeri 2
Kudus ini sudah terbiasa berprestasi. Hampir setiap tahun ia selalu memenangi
berbagai ajang lomba dan kejuaraan. Dan di tahun 2013 ini, penghargaan paling
bergengsi sebagai guru pun telah ia cicipi. Menjadi juara II Guru SMA
Berprestasi Tingkat Nasional membuatnya semakin bersemangat dan yakin bahwa
mengabdi di dunia pendidikan adalah jalan hidupnya.
----------
Budi Susanto, S.Pd., M.Pd mengawali karirnya dengan menjadi
guru honorer di SMP Bhakti Praja Gebog, Kudus, Jawa Tengah, pada tahun 1989.
“Gaji awal saya hanya Rp. 16.000,-, dan saya mengabdi di sana selama 6 tahun,” cerita
Budi. Baru pada tahun 1995 ia diangkat menjadi CPNS dan ditempatkan di sebuah
sekolah di kota Rembang, Jawa Tengah. Budi sempat mengalami mutasi beberapa
kali karena perubahan sistem kurikulum dan mulai tahun 2004 tahun, hingga pada
akhirnya ia ditugaskan di SMK Negeri 2 Kudus sampai sekarang.
Hal yang paling membuat Budi merasa bangga adalah ketika ia memenangi
lomba-lomba guru berkenaan dengan inovasi dan kreativitas. Berbagai prestasi
yang pernah diraihnya antara lain pernah menjadi juara I Skill Kompetensi
Building di TTUC Tingkat Nasional tahun 1996, Juara I Keberhasilan Guru Dalam
PembelajaranTingkat Nasional tahun 2005, Juara II Lomba Kreatifitas Ilmiah
GuruTingkat Nasional tahun 2010, Juara III Guru Inovatif Tingkat Provinsi Jawa
Tengah tahun 2010, Juara III Guru
BerprestasiTingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2011, Juara I Desain Multi Media Lanjut Tingkat Nasional tahun 2012, Juara I Kompetisi Ilmiah Forum Ilmiah Guru
Tingkat Nasional tahun 2012,
menerima penghargaan Pendidikan
Tingkat Nasional ”Intel Education Award” tahun 2012, Juara I Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun
2013, dan Juara II Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
Kebahagiaan lain yang dirasakan Budi adalah ketika ia mengajarkan
sebuah kompetensi yang berkenaan dengan skill pada siswa, dan siswa dapat
menyerap kompetensi keterampilan tersebut dan bermanfaat bagi kehidupannya. Salah
satu hasil inovasi Budi yang telah mengantarnya meraih kesuksesan sebagai guru
berprestasi nasional adalah inovasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
telepon seluler. Dengan inovasi ini, Budi dapat membantu para guru meringankan
pekerjaan mereka dalam hal melakukan koreksi dan analisis hasil ulangan siswa.
Menurut Budi, telepon seluler dapat digunakan untuk membantu guru dalam
menyajikan pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan menganalisis
hasil evaluasi. Dengan pola pembelajaran inovatif ini, koreksi hasil evaluasi
dan analisis hasil evaluasi dapat dilakukan secara otomatis tanpa koreksi dan
analisis manual, dengan memadukan teknologi informasi. Oleh Budi, pembelajaran
efektif dengan bantuan telepon seluler ini ia namai dengan istilah TELMI (Telephone Explorer Learning Modem
Intruction).
Teknologi TELMI
Dalam
metode pembelajaran TELMI, materinya didapatkan (explorer) dan disajikan dengan menggunakan video yang dieksekusi
melalui telepon seluler, kemudian disetting dalam format 3GP. Telepon seluler
dari semua siswa dikoneksikan dengan komputer server yang dibawa oleh guru
dengan menggunakan interface (modem). Selanjutnya, siswa sebagai
subjek pembelajaran diberikan perintah (intruction)
untuk mengerjakan kuis yang berkaitan dengan video yang disajikan.
Di samping itu, Budi juga melakukan pengembangan dengan
memanfaatkan telephone seluler untuk evaluasi pembelajaran, yakni dengan
mengekspor data Short Masage Service (SMS)
pada sistem microsoft office excel
melalui modem.
Validasi sistem TELMI dilakukan dengan
bekerja sama dengan teman sejawat. Validasi shoft
instrument sistem TELMI ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat akurasi
sistem TELMI bila digunakan untuk pembelajaran.
Agar penelitian ini praktis dan efisien serta
tidak terlalu merepotkan pekerjaan atau tugas utama sebagai seorang guru dalam
menyampaikan pembelajaran, validasi pada media TELMI dan instrumen pendukung yang digunakan cukup dilakukan oleh
rekan sejawat. Rekan sejawat yang
ditunjuk sebagai validator tentunya harus mempertimbangkan kemampuan atau kompetensi
yang dimilikinya. Validitas ini
dilakukan sebelum pelaksanaan uji coba penggunaan media TELMI.
Untuk memudahkan guru dalam menggunakan
aplikasi sistem TELMI, perlu dibuat manual petunjuk penggunaan. Manual sistem TELMI sebagai petunjuk pengunaan aplikasi
diberikan dalam bentuk video tutorial dalam kemasan keeping CD (Compac Disc). Agar inovasi ini memiliki kebermanfaatan, manual dibuat dengan
pola yang mudah dipahami dan mudah dioperasikan.
Pelaksanaan evaluasi (test) uji coba media pembelajaran TELMI dilakukan dengan pola pre test. Pada bab I telah dibahas secara teoritis kajian yang mengilhami
terlaksananya inovasi pembelajaran ini.
Penerapan inovasi pembelajaran dengan model TELMI ini dapat diintegrasikan dengan
beragam model pembelajaran. Pengintegrasian model ini sesuai dengan kreatifitas
masing-masing guru.
Siswa sebagai subjek belajar juga memiliki
respon positif terhadap penggunaan metode pembelajaran TELMI. Respon positif ini dapat dilihat dari aktifitas siswa dalam
mendapatkan bahan ajar berupa video 3GP sesuai dengan kompetensi dasar. Kecuali
itu aktifitas yang mencerminkan respon positif siswa dapat dilihat dari jawaban
tanggapan siswa sebagaimana item yang terdapat pada angket. Pada implementasi
metode TELMI peserta didik merasa terbantu untuk
mendapatkan bahan belajara yang menyenangkan.
Meski demikian, terdapat beberapa kelemahan
dalam pemanfaatan metode pembelajaran TELMI
ini sebagai alternatif penyampaian materi pembelajaran, pelaksanaan
evaluasi dan analisis hasil evaluasi. Kendati begitu, beberapa kelemahan
tersebut dapat dikondisikan sehingga pemanfaatan metode pembelajaran TELMI dapat berlangsung sebagaimana yang
diharapkan. Kelemahan tersebut diantaranya resending.
Kelemahan ini dapat diminimalisir dengan melakukan penukaran telephon seluler
atau soal dibuat dalam beberapa jenis kode.
Aktif Membina Siswa
Selain aktif dengan berbagai inovasi yang bermanfaat, Budi
pun aktif membimbing para siswanya, terutama saat mereka hendak menghadapi
kompetisi. Ketika para siswanya berhasil menjadi juara dalam berbagai
kompetisi, Budi merasa amat bahagia. Hal ini dikarenakan siswa-siswa binaannya adalah siswa dengan intake di bawah rata-rata,
dengan proses bimbingan yang menggunakan pendekatan khusus, hingga mereka berhasil menyisihkan siswa-siswa dari sekolah ungulan, sekolah bilingual, dan sekolah eks RSBI. Salah satu
pengalaman Budi yang mengharukan adalah ketika salah satu siswanya lulus dengan
prestasi yang sangat bagus, padahal ia tersandung permasalahan saat proses belajar
dan nyaris putus sekolah.“Dengan pendekatan dan bantuan immaterial dan sedikit
material, akhirnya ia dapat kembali belajar bersama teman-temannya,” kata Budi.
Pengalaman
lain yang mengharukan adalah ketika Budi menjadi pengurus BKK (Bursa
Kerja Khusus) di sekolah, dan ia berhasil menguruskan siswa hingga mendapatkan
pekerjaan. “Saya pernah membantu murid-murid saya hingga mereka diterima
bekerja di Astra Daihatsu Motor, Kayaba, Astra Honda Motor, Warnes Instrumen
(Selangor Malaysia), dan banyak lagi industri lainnya. Ada rasa haru dan puas ketika
melepas mereka menuju dunia kerja, meski kadang dada ini terasa sesak pula
karena sedikit dari mereka yang telah sukses ingat akan guru-gurunya,”
tuturnya.
Dukungan Keluarga
Berbagai keberhasilan yang diraih Budi tentu tak lepas dari
orang-orang terdekat yang senantiasa memberinya dukungan dan motivasi.
Keluarganya adalah yang terdepan yang memberinya semangat untuk memberikan yang
terbaik bagi dunia pendidikan. “Saya hidup dari lingkungan keluarga guru. Kedua
orang tua saya berprofesi sebagai guru, begitu pula dengan sebagian besar
saudara-saudara saya. Mereka selalu mendukung setiap langkah saya. Dan
Alhamdulillah Allah SWT pun menjodohkan saya dengan Sri Sugiyarti, yang juga
berprofesi sebagai guru,” tuturnya.
Dari pernikahannya, Budi dikaruniai dua orang putri,
Cahyaningtyas Suci Ba’dadzani (kelas 1 SMA) dan Salsabila Suci Prihatini (kelas
6 SD). Bagi Budi, pendidikan akhlak dan budi pekerti selalu menjadi titik berat
dalam mendidik anak-anaknya. “Tiada berguna ilmu yang tinggi tapi
tidak disertai akhlak mulia, itu adalah prinsipku dalam mendidik mereka,” tuturnya. Budi
mengatakan bahwa selama ini kedua putrinya telah memberi kebanggaan yang
berarti baginya. “Meskipun prestasi pada sekolah formal tidak pada posisi
puncak, namun setidaknya selalu dalam lima besar. Bahkan pada 2012 lalu anakku mendapatkan prestasi sebagai Juara III Lomba
Karya Ilmiah Nasional dari Balitbang PUSAIR. Terlebih yang sangat
membanggakanku adalah ketika belum kelas 6 SD mereka sudah beberapa kali
menghatamkan Al Qur’an,” ungkapnya. Sebagai orang tua, Budi selalu menanamkan
untuk rajin beribadah dan memiliki rasa takut pada Tuhan.
Saat ini, harapan Budi antara lain bahwa
semua pihak yang terkait dengan pendidikan, antara lain para pejabat, birokrat,
pengusaha dan komponen masyarakat lainnya berperan aktif untuk mencerdaskan anak bangsa menuju Indonesia yang maju dan bermartabat di mata
bangsa lain pada bidang pendidikan. Ia pun berharap bahwa kualitas guru dapat
meningkatkan pendidikan di negeri ini agar di mata dunia mutu pendidikan di Indonesai tidak terpuruk.
Menurut Budi, keterpurukan ini disebabkan diataranya kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang lebih
bermakna sangatlah kurang. Pembelajaran konfensional hanya dengan pola ekpositori masih dilakukan tanpa
mempertimbangkan untuk melakukan model-model pembelajaran yang membuat siswa
aktif, kreatif dan menyenangkan.
Budi berharap bahwa guru dapat merubah pola
masa lalunya dalam melakukan pembelajaran untuk menuju ke pola dengan model
kekinian. “Gaptek terhadap teknologi
informasi dan telekomunikasi
menjadikan guru-guru produk masa lalu tidak dapat mengikuti model pembelajaran
yang menggunakan teknologi tersebut. Oleh karena itu, kemauan belajar bagi
setiap guru untuk mengejar ketertinggalan harus dilakukan, dan mempraktekkan hasil belajarnya di depan siswa adalah
yang utama. Tidak akan berarti apabila guru hanya dituntut belajar dengan menu
materi tambahan namun tidak dipraktekkan atau disajikan di kelas sebagai ladang
pekerjaanya,” tandasnya. ***
Ditulis tahun : 2013
No comments:
Post a Comment