Ahmadiyanto, S.Pd.
Juara III INOBEL SMP Tingkat Nasional Tahun 2014
Pantang menyerah. Demikianlah
gambaran sosok Ahmadiyanto, S.Pd, Juara
III lomba Karya INOBEL SMP Tingkat Nasional Tahun 2014. Sebagai seorang guru
yang telah mengabdi selama hampir sepuluh tahun, pria kelahiran Muara
Pemangkih, 23 Oktober 1983 ini
telah melalui berbagai tempaan keras dan juga prestasi yang melambungkannya.
Namun Ahmadiyanto tak pernah lekas puas dan bersantai diri. Baginya, hidup
adalah terus belajar dan mengamalkannya.
Tahun
2011, Tuhan memberinya berkah. Ia dimutasi ke SMPN 1 Lampihong, Kabupaten Balangan, dan mengabdi hingga sekarang. Saat
ini, SMPN 1
Lampihong memiliki jumlah siswa sebanyak 190
murid dengan 16 orang guru, yang terdiri dari 14 guru PNS dan 2 guru honorer.
Semua guru telah mengantongi ijazah S-1. Sebagai sekolah yang memiliki visi Terwujudnya Insan Cerdas, Beriman,
Bertaqwa Dan Kompetitif, SMPN 1 Lampihong ini telah mengoleksi
banyak sekali prestasi, baik dari para murid maupun para guru.
Meski berbagai tempaan dan
tantangan berat telah ia hadapi, namun Ahmadiyanto termasuk sosok yang rajin
mengukir prestasi, bahkan sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Prestasi
terakhir yang diraihnya adalah menjadi juara III Lomba Inovasi Pembelajaran (INOBEL) Tingkat Nasional tahun 2014. Prestasinya ini membawa kesan tersendiri baginya karena momen
pengumuman juaranya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, yakni 23
Oktober 2014. “Ini merupakan kado yang
sangat istimewa dari Allah SWT. Ini
menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup saya,” ungkapnya.
Terkait dengan pengalamannya mengikuti lomba INOBEL, Ahmadiyanto mengaku
bahwa ia sempat agak ragu
dan bingung lantaran untuk
mata pelajaran PKn dan IPS agak sulit membuat media pembelajaran yang bisa
dipakai dan dipergunakan pada saat pembelajaran. Namun akhirnya ia menemukan ide, yakni membuat wayang jenaka untuk
pembelajaran PKn. Proses persiapannya pun tidak terlalu memakan
waktu yang cukup lama karena media yang ia buat murah meriah dan bisa dijumpai di lingkungan sekitar. Terlebih karena ia memiliki bakat
menggambar dan melukis, sehingga semakin menunjang pembuatan karyanya. “Namun yang paling
saya anggap agak sukar adalah ketika
proses memasang gagang wayang dengan kardus. Awalnya mau saya paku, tapi
kelihatan agak kasar dan kurang tahan lama. Namun kawan sejawat di sekolah memberi saran untuk menggunakan lem perekat khusus kayu dengan
kertas. Alhamdulillah kendala tersebut pun akhirnya bisa diatasi dengan baik,” katanya.
Meski baru pertama kali mengikuti lomba INOBEL, namun Ahmadiyanto telah
mampu mendulang prestasi yang sangat membanggakan. “Saya sendiri tidak
pernah mengira bahwa inovasi yang saya buat bisa masuk sepuluh besar. Bagi kami, guru-guru dari daerah, kadang
masih agak ragu dan kurang percaya diri apabila berhadapan dengan guru-guru
dari pulau Jawa atau Sumatera.
Selama ini kebanyakan
guru-guru di daerah menganggap
bahwa guru di daerah perkotaan dan terutama dari pulau Jawa adalah guru-guru yang lebih hebat dan lebih
kreatif dibandingkan guru-guru dari pulau seberang, terutama dari Kalimantan,” tuturnya.
dinobatkan menjadi juara III menjadikannya semakin percaya diri dan
bersemangat untuk terus
membuat inovasi pembelajaran yang baru dan bermakna bagi siswa-siswanya. Namun ia juga memiliki harapan
dan impian, yakni melanjutkan pendidikan ke program S-2. Terlebih ia telah
mendapatkan banyak hadiah dari prestasi yang diraihnya. ***
Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Majalah Dikdas (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment