Handik Indarwati,
S.Pd.
Juara 1 Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berprestasi Nasional 2014
Juara 1 Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berprestasi Nasional 2014
Menjadi kepala sekolah pendidikan
khusus atau SDLB bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Bergelut dengan
anak-anak yang menyandang berbagai ketunaan selalu menjadi tantangan
tersendiri. Namun Handik Indarwati, S.Pd. telah melakoninya sejak tahun 1987.
Atas pengabdian dan pengalamannya yang luar biasa tersebut, tak heran jika ia
mampu menyabet juara 1 Kepala Sekolah Pendidikn Khusus Berprestasi Nasional di
tahun 2014.
Tahun 1982, setelah lulus SMP, Handik melanjutkan
sekolahnya ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Negeri Tuban, Jawa Timur. “Latar
belakang saya mengambil jurusan pendidikan, karena pada tahun itu sekolah
pendidikan guru adalah sekolah yang cukup mendapat perhatian di masyarakat.
Apalagi saya adalah anak tertua dari 5 bersaudara yang berasal dari keluarga
petani. Saya harus bisa membantu orang tua membiayai adik-adik setelah lulus
sekolah,” katanya.
Lulus dari SPG tahun 1985, wanita kelahiran Lamongan, 30
April 1966 ini kemudian melanjutkan ke SGPLB (Sekolah Guru Pendidikan Luar
Biasa). Lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Handik langsung melamar sebagai guru honorer di SLB Putra
Idhata, Madiun. Gaji pertamanya sebagai guru honorer waktu itu hanya 10 ribu
rupiah per bulan.
Tahun 1990, Handik
mengikuti tes CPNS. Saat melihat pengumuman, ia
merasa sangat girang saat mengetahui bahwa dirinya lulus dan diterima
sebagai PNS. Maka ia pun segera menerima SK PNS dan ditempatkan di SDLB Negeri
Karangrejo Wungu, Madiun, sebagai guru. Namun pada tahun 2006 ia meminta
dipindah tugas di SDLB Negeri Banjarsari Wetan Dagangan, Madiun.
Pada tahun 2006 sampai 2010, Handik sempat mendapat tugas
tambahan sebagai kepala sekolah di SMPLB Bananul Amanah. Maka pada tahun 2010,
ketika ada tes calon kepala sekolah, ia pun memberanikan diri untuk mengikuti
tes. Rupanya Handik dinyatakan lulus sebagai kepala sekolah definitif, yang
kemudian ditugaskan di SDLB Negeri Banjarsari Wetan, sampai sekarang.
SDLB Negeri Banjarsari
Wetan
SDLB Negeri Banjarsari Wetan terletak di Desa Banjarsari
Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Karena terletak di
desa dan pinggir areal persawahan, suasana di SDLB Negeri Banjarsari Wetan
sangat tenang, sehingga kondusif untuk tempat belajar. Sekolah yang berdiri
sejak tahun 1995 ini memiliki luas tanah 1800 m2. Ada 6 ruangan yang
dipakai untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, SDLB Negeri Banjarsari Wetan
pun menyediakan asrama gratis bagi murid-murid yang tinggal sangat jauh dari
sekolah, sehingga mereka dapat belajar dengan maksimal. Dengan memiliki 6
kompetensi, SDLB Negeri Banjarsari Wetan memiliki jumlah murid sebanyak 84
siswa pada tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan jumlah gurunya sebanyak 16 orang.
Sarana dan prasarananya pun sudah cukup memadai, antara lain terdapat ruang
kelas dengan media pembelajaran, sarana olah raga, ruang komputer, ruang
e-learning, ruang tata boga, ruang menjahit, dan alat bantu kecacatan.
Sejauh ini, pandangan masyarakat pada SDLB Negeri
Banjarsari Wetan cukup istimewa, karena sekolah telah memiliki pelayanan yang memenuhi standar pendidikan tanpa
memungut biaya. Apalagi sekolah juga senantiasa memberikan pelayanan yang layak
terhadap anak-anak yang tinggal di asrama tanpa di pungut biaya serta aktif
menyiapkan dan menyalurkan siswa-siswi yang siap kerja. Bagaimanapun, hampir
sebagian besar masyarakat dan orang tua murid berasal dari golongan ke bawah,
yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani atau pengumpul batu kali.
Jika pendidikan terlalu mahal, maka mereka tidak akan mampu menjangkaunya.
Dalam mengelola SDLB Negeri Banjarsari Wetan, Handik giat
melakukan hubungan kerja sama dengan beberapa perusahaan dan rumah
tangga demi menyalurkan siswa-siswi
lulusan SDLB yang siap kerja. Namun di samping itu, ia pun tak segan
untuk meningkat kualitas kompetensi maupun kualifikasi para pendidik di SDLB Negeri Banjarsari Wetan. Handik
sendiri telah menyelesaikan program S-1nya pada tahun 1997 di Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sedangkan baru tahun
2012 lalu ia meningkatkan kualifikasinya dengan mengambil program S-2 di IKIP
PGRI Madiun Jurusan Sastra Indonesia melalui program beasiswa pemerintah.
Selain itu, Handik pun giat mengikuti workshop dan pelatihan yang
berkaitan dengan kompetensi kepala sekolah.
Belajar dari Pengalaman
Selama mengikuti ajang Pemilihan PTK Berprestasi 2014,
Handik telah mempersiapkan diri sedemikian rupa sejak ia mendaftar. Apalagi ia
telah berpengalaman, karena pada tahun 2013 ia pun sempat mengikuti ajang
serupa, namun hanya berhasil menyabet juara II tingkat Provinsi Jawa Timur.
Di tingkat nasional, Handik sedemikian rupa menyiapkan
presentasinya, yakni mengenai program pravokasional yang dibuat untuk
pengembangan sekolah, yaitu “SHIATSU”. Menurutnya, program ini disusun,
dilaksanakan, dan difokuskan untuk membimbing anak berkebutuhan khusus usia
sekolah tapi belum pernah mengenyam pendidikan. “Program ini terdiri dari 75%
pelatihan kerja dan 25% pelajaran. Pelajaran disini hanya digunakan sebagai
penunjang agar anak-tersebut bisa lulus sekolah. Sedangkan pelatihan kerja
adalah program utama sebagai bekal mereka untuk menghidupi dirinya sendiri
tanpa bergantung kepada belas kasihan orang lain,” terangnya. Berkat
presentasinya yang inovatif dan bermanfaat serta penampilannya yang memukau,
sangat layak jika Handik dinyatakan sebagai Juara 1 Kepala Sekolah Pendidikan
Khusus Berprestasi Nasional di tahun 2014. Ia berharap, kiprahnya di dunia
pendidikan khusus senantiasa bermanfaat bagi semuanya. ***
Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Majalah Dikdas dan Guru (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment