SD Islam Al Hikmah Surabaya : Tak hanya Akhlak dan Prestasi, tapi juga Entrepreneurship


Berdiri sejak tahun 1990, nama SD Islam Al Hikmah sudah berkibar, banyak dikenal di kalangan masyarakat kota Surabaya. Banyak sekali keistimewaan yang ditawarkan, tak hanya mengenai akademis, namun juga skill maupun akhlak atau karakter siswa yang baik. Ayuningtyas, ST., salah satu orangtua siswa mengatakan bahwa anak-anak yang bersekolah di SD Al Hikmah memiliki sesuatu yang berbeda dengan sekitar. Yang ia maksud di sini antara lain adalah akhlak, karakter, dan perilaku. “Saya mengutamakan akhlakul karimah, dan itu menjadi motivasi kami untuk memilih Al Hikmah,” katanya. 

Demikian pula Teti Mujiati, SH., mengaku merasa sangat puas dengan Al Hikmah. Terbukti ketiga putranya bersekolah di Al Hikmah. “Yang paling besar kelas 8 SMP Al Hikmah, yang kedua kelas 6 SD Al Hikmah, dan yang ketiga kelas 3 SD Al Hikmah. Yang SD kelas 6 ini nanti Insya Allah juga akan melanjutkan ke SMP Al Hikmah,” ujarnya. Bukan tanpa alasan Teti menjatuhkan pilihannya pada Al Hikmah. Yang paling membuatnya tertarik adalah karena Yayasan Al Hikmah berbasis Islam, dan ia merasa sangat membutuhkan pendidikan dasar akhlak untuk anak-anaknya. “Saya melihat dan merasakan sendiri, Al Hikmah ini begitu luar biasa. Dasar pengetahuan yang diberikan sangat bagus dan sesuai dengan usia. Anak-anak sejak dari TK sudah diajarkan adab-adab berdasarkan Islam dan santun dalam bersikap. Pembelajarannya pun tidak memaksakan anak untuk mampu di atas kemampuan anak seusianya. Sejak berada di TK Al Hikmah, anak saya merasa enjoy. Mereka hanya dikenalkan dengan pengetahuan-pengetahuan, tidak ditekankan untuk menghapal,” katanya dengan penuh semangat. Teti pun membuktikan bahwa Sekolah Al Hikmah tak hanya unggul dalam pembinaan karakter, namun juga unggul dalam pembinaan akademis. Terbukti salah satu puteranya kerap mengikuti kejuaraan-kejuaraan olimpiade matematika.

Sekolah yang terletak di Jalan Gayung Kebonsari Tengah nomor 10 Surabaya ini seolah menawarkan satu paket yang banyak diidamkan oleh para orangtua. Meski demikian, keunggulan-keunggulan yang ada di Sekolah Al Hikmah tak semata-mata didapatkan dengan kemudahan, namun juga melibatkan peran serta berbagai pihak, terutama orangtua. Komitmen dan kerjasama menjadi poin paling penting dalam mencetak kesuksesan.

Anwar, M.Pd., kepala SD Al Hikmah mengatakan bahwa sekolah juga berkewajiban untuk membekali anak supaya mereka siap hidup di luar, terlebih karena kehidupan di sekolah itu berbeda dengan di luar. Hal ini menjadi satu perbedaan dari SD Al Hikmah dibanding dengan sekolah-sekolah lainnya. Ada banyak program menarik yang ditawarkan di SD Al Hikmah selain pengembangan dan pembinaan akademik.

Salah satu andalan Anwar adalah mengembangkan sisi entrepreneur anak melalui berbagai program menarik. Salah satu program tersebut adalah diselenggarakannya Business Day dalam rangka untuk memberi pengalaman anak secara keonseptual. “Program ini dilaksanakan tiap semester untuk anak kelas 2 hingga kelas 6. Dalam Business Day, anak merancang apa yang hendak dijual. Dia menghitung modal dan laba yang diperoleh. Di sini, semua pelajaran dapat diaplikasikan, misalnya Matematika, Sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, anak juga memiliki pengalaman bertransaksi dalam jual beli,” terang pria yang menjadi kepala sekolah sejak tahun 2010 ini. Menurut Anwar, Business Day hanya diselenggarakan selama satu hari, biasanya sejak pagi hari hingga sebelum shalat Dhuhur karena rata-rata barang jualan siswa sudah habis terjual.


Selain program Busines Day, adapula Program Pameran Lukisan yang dilaksanakan setiap akhir tahun. Dalam kegiatan ini, anak diberi kesempatan untuk berkarya, kemudian menjual hasil lukisannya dengan mempertimbangkan berbagai aspek, misalnya berapa modal yang telah dikeluarkan dan berapa harganya ketika dijual. Ada pula kegiatan gardening, dimana sekolah menyediakan fasilitas berupa kebun yang dapat dimanfaatkan siswa untuk berkebun. Selain untuk pembelajaran, aktivitas berkebun juga memberikan kesempatan bagi anak untuk memiliki pengalaman. Jika hasilnya bagus, maka hasil kebun tersebut dapat dijual. Meski demikian, anak senantiasa diajarkan untuk menyisihkan 2,5% pendapatan berjualan untuk disumbangkan ke panti asuhan. Kegiatan-kegiatan yang mengasah sisi entrepreneur siswa ini mempersiapkan anak untuk memiliki kecerdasan akhlak dan kognitif yang bagus.

Tak hanya soal entrepreneurship, siswa di SD Al Hikmah Surabaya juga mendapat bekal lifeskill. Melalui kegiatan Pramuka yang diintegrasikan, siswa juga diajarkan bagaimana mencuci baju, menyeterika baju, memasak, hingga mencuci sepeda motor. Terutama untuk siswa kelas 6, kegiatan Pramuka diganti dengan pelajaran lifeskill yang mengasah kemampuan dan kemandirian mereka, meski umumnya para siswa SD Al Hikmah berasal dari background keluarga mapan yang selalu dilayani.

Dari Playgroup hingga STKIP
Yayasan Al Hikmah berdiri pada tahun 1989, diawali dengan membuka jenjang TK. Baru pada tahun 1990 jenjang SD dibuka. Awal berdiri, hanya 13 siswa yang belajar di SD Al Hikmah, dan saat itu pun belum memiliki gedung sekolah, sehingga pembelajaran dilakukan di masjid. Gedung SD baru berdiri pada tahun 1992. Saat ini, SD Al Hikmah menempati tanah seluas 1,5 hektar dengan luas bangunan 4.000 m2 dan berlantai tiga. Seiring waktu, Sekolah pun makin berkembang, siswa pun semakin banyak. Hingga tahun ajaran 2015/2015, terdapat 1180 siswa di SD Al Hikmah, dengan 37 rombongan belajar. Sedangkan jumlah tenaga pendidik mencapai 90 orang, dan tenaga kependidikan sebanyak 17 orang termasuk pustakawan, tata usaha, dokter, satpam, hingga cleaning service.

Pada tahun 2001, Yayasan Al Hikmah mendirikan SMP Al Hikmah, dan pada tahun 2005 berdiri pula SMA Al Hikmah. Ingin semakin mengembangkan pendidikan, sejak tahun 2015 Yayasan Al Hikmah merintis pembangunan STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Al Hikmah dengan program S-1 Matematika dan Bahasa Inggris. “Pada tahun 2017 nanti kami berencana membuka Program PGSD, Fisika, dan Bahasa Indonesia,” kata Anwar. STKIP Al Hikmah ini berkomitmen untuk mencetak guru-guru berkualitas. Untuk itu, STKIP Al Hikmah memiliki konsep berbeda dalam pembelajarannya. Jika umumnya porsi materi lebih banyak dalam perkuliahan, namun di STKIP Al Hikmah justru dimulai dari studi praktek terlebih dahulu. Para mahasiswa terjun langsung ke sekolah, mengikuti dan mengamati pembelajaran, menganalisisnya, dan kemudian baru mahasiswa mendapatkan materi dan mengupasnya lebih dalam di ruang perkuliahan. Metode semacam ini didesain secara khusus oleh Tim dari Yayasan Al Hikmah bersama Profesor Muchlas Samani, seorang ahli pendidikan.

Sejauh ini, telah banyak yang berminat untuk belajar di STKIP Al Hikmah. Terlebih Yayasan Al Hikmah memberikan beasiswa penuh 100% sekaligus asrama. Tak heran jika seleksi pendaftaran mahasiswa pun amat ketat. “Harus pintar dan cerdas. Selain itu juga punya kemauan keras sebagai guru. Oleh karena itu, mereka juga akan mempunyai akad, setelah lulus harus jadi guru,” kata Anwar. Harapannya, Yayasan Al Hikmah hanya bersedia membina calon guru yang benar-benar memiliki komitmen dan gairah yang tinggi di bidang pendidikan. Meski demikian, calon guru ini nantinya boleh mengajar di mana saja, tak harus selalu di Yayasan Al Hikmah.

Menurut Anwar, berkembangnya STKIP Al Hikmah juga merupakan jawaban dari berbagai pertanyaan yang kerap muncul ketika banyak tamu, yang umumnya dari sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia yang belajar atau studi banding di Al Hikmah menanyakan, apakah ada kepala sekolah atau guru Al Hikmah yang bisa membantu membina sekolah mereka.  Dengan adanya STKIP Al Hikmah, diharapkan para mahasiswa tersebut nantinya akan dapat memenuhi permintaan akan guru-guru yang membawa atau membantu mengimplementasikan pembelajaran dengan sistem Al Hikmah karena saat ini sudah semakin banyak permintaan terutama dari daerah-daerah, guru yang dapat membin dengan sistem Al Hikmah.

Selain bergerak di bidang pendidikan, Yayasan Al Hikmah juga memiliki PT (Perseroan Terbatas) yang mengembangkan usaha di beberapa lini, antara lain swalayan Al Hikmah untuk umum, air isi ulang, sport center, hingga usaha catering yang tak hanya melayani sekolah Al Hikmah saja, namun juga beberapa perusahaan lainnya. “Dalam sehari, catering Al Hikmah bisa menyiapkan sekitar 5.000 porsi, karena hampir 3.000 porsi untuk sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga STKIP. Sedangkan sisanya untuk beberapa perusahaan,” jelas Anwar.

Seleksi Tinggi
Telah membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan berprestasi, dari tahun ke tahun, animo dan kepercayaan masyarakat terhadap Yayasan Al Hikmah semakin tinggi. Hal ini amat terlihat pada saat pendaftaran siswa baru, jumlah pendaftar selalu melebihi kuota yang disediakan. “Kami membuka pendaftaran siswa hanya seminggu saja. Kuotanya satu angkatan 192, dengan asumsi satu kelas 32 anak,” kata Anwar. Para calon siswa tersebut nantinya akan diobservasi bagaimana motoriknya, bagaimana komunikasinya, bagaimana kemampuan bersosialnya, bagaimana kematangan dan kemandiriannya, dan sebagainya. Hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan apakah anak diterima atau tidak.

Sebelum memasuki semester  satu  dan semester dua, orang tua, anak, dan wali kelas bersama-sama menandatangani Kontrak Belajar. Melalui Kontrak Belajar, diharapkan siswa dan orang tua bisa membuat target yang akan dicapai di semester  satu dan dua dan juga membangun kebiasaan belajar dengan target yang sudah dibuat.

Sekolah yang bertagline Berbudi dan Berprestasi ini juga memiliki program Parenting yang wajib diikuti oleh orangtua siswa. Program ini diadakan setiap tahun. “Kalau tidak bisa datang, kami beri kesempatan hingga 4 kali. Yang terakhir itu privat dengan psikolog kami,” kata Anwar. Sekolah memiliki komitmen bahwa kesuksesan anak tidak serta merta menjadi tanggung jawab sekolah, melainkan juga melibatkan andil orangtua yang cukup besar. “Ketika andil orangtua tidak dioptimalkan, anak tidak akan bisa tumbuh berkembang secara maksimal. Itulah yang harus kita sadarkan pada orangtua,” jelas Anwar. Menurut Anwar, sejauh ini para orangtua siswa cukup kooperatif dengan berbagai kegiatan Parenting, bahkan sekitar 35% orangtua yang datang adalah ayah dan ibu.

Dalam satu sesi kegiatan parenting dibagi menjadi 90-100 orangtua, sehingga misalnya untuk kelas 1 yang terdiri dari 6 kelas, maka akan dibagi menjadi 2 sesi. Di dalam sesi kegiatan parenting, mereka akan dibagi ke dalam kelompok kecil sehingga memudahkan dalam berdiskusi. Akan ada sesi penyampaian materi secara klasikal dan workshop. “Kami lebih menekankan pada workshop. Salah satu materinya antara lain tentang tugas perkembangan anak. Di sini dibahas bagaimana menuntaskan tugas perkembangan anak, karena sekolah tidak mungkin bisa menuntaskan semua, sehingga harus dituntaskan di rumah. Kemudian ada pula pola pengasuhan dan komunikasi. Banyak sekali orangtua yang tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan anak. Oleh karena itu, kami berikan bagaimana teknik berkomunikasi dengan anak,” terang Anwar.

Home Visit
Salah satu program SD Al Hikmah adalah Home Visit. Dalam program ini, semua siswa berhak mendapat Home Visit yang dilakukan oleh wali kelas masing-masing. Tiap-tiap kelas dibimbing oleh dua orang guru, sehingga yang melakukan Home Visit pun harus dua orang guru. Dalam Home Visit tersebut, guru akan mengevaluasi sekaligus berdiskusi dengan orangtua mengenai anak; apa saja permasalahan atau kendala yang masih dihadapi, baik di sekolah ataupun di rumah. Mengunjungi semua siswa tersebut ditargetkan selesai dalam satu tahun. Biasanya, guru melakukan Home Visit pada hari Sabtu kedua. Menurut Anwar, kegiatan Home Visit inilah yang paling ditunggu-tunggu para orangtua, karena dalam Home Visit, mereka jauh lebih rileks dalam menyampaikan segala hal tentang perkembangan anak, pun keeratan hubungan antara guru dan orangtua pun menjadi lebih terbangun.

Nantinya, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan akan merekapitulasi masukan dan kritik dari orangtua untuk kemudian segera ditindaklanjuti. Dalam satu tahun ajaran, siswa berhak mendapat satu kali Home Visit. Terkecuali jika siswa tersebut memiliki masalah tertentu, maka ia pun berhak memperoleh Home Visit lebih dari satu kali. “Itupun yang kami turunkan adalah guru BK untuk mendampingi, karena data BK yang paling lengkap,” ujar Anwar.

Kedisiplinan yang Utama
Di SD Al Hikmah Surabaya, kedisiplinan menjadi nilai utama yang harus dimiliki oleh para siswa. Pelajaran kedisiplinan ini diterapkan dalam berbagai program maupun budaya atau pembiasaan di sekolah. Misalnya, dalam hal keterlambatan siswa. Jam masuk sekolah adalah pukul 07.00 wib. Semua siswa masuk melalui gerbang utama sekolah. Namun jika sudah melewati pukul 07.00 wib, gerbang utama sekolah akan ditutup, sehingga siswa yang terlambat akan masuk melalui gerbang kecil. Jika terlambat satu kali, siswa akan diberikan pengertian dan nasehat supaya tidak terlambat. Namun jika sudah berkali-kali terlambat, tak menutup kemungkinan pihak sekolah akan memanggil orangtua siswa. “Kadang keterlambatan anak itu seringkali karena adanya ikut campur orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus punya komitmen yang sama dengan sekolah, misalnya mengupayakan supaya anak tidak terlambat lagi,” kata Anwar.


Andre Seva, siswa kelas 5B SD Al Hikmah menceritakan bahwa ia pernah terlambat satu kali sehingga tidak mendapat hukuman yang berat. “Kalau terlambat sekali diingatkan. Kalau dua kali disuruh buat cerita, kalau sering terlambat orangtua dipanggil,” kata Seva, demikian ia akrab dipanggil. Meski demikian, ia merasa amat betah bersekolah di SD Al Hikmah. Siswa yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola seperti lionel messi ini berharap melanjutkan jenjang pendidikan ke SMP Al Hikmah setelah lulus SD.

Untuk membantu penegakan kedisiplinan, Sekolah juga melibatkan tim TPDS (Tim Penegak Disiplin Sekolah). Tim ini terdiri dari beberapa siswa mulai dari kelas 3 hingga kelas 6, perwakilan dari kelas yang ditunjuk oleh guru kelas. Setelah dibekali tugas pokok dan fungsi TPDS, mereka pun mengenakan seragam khusus TPDS. Tugasnya antara lain membantu menangani siswa yang terlambat, ikut menertibkan dan menjaga keteraturan shaf dalam shalat, pun mengatur ketertiban di ruang makan.  Siswa yang terpilih sebagai tim TPDS umumnya merasa bangga dan senang, terlebih karena tim ini memiliki keleluasaan hingga lintas jenjang, sehingga memberi pengalaman yang berarti bagi anak.

Selain itu, Sekolah juga menyelenggarakan program Subuh Call. Aturan mainnya, dalam satu kelas, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian pada waktu Subuh, guru akan menelpon satu siswa dalam tiap kelompok tersebut. Nantinya, siswa tersebut akan menelpon siswa lainnya dalam kelompoknya. Mereka saling menelepon secara berantai, hingga siswa terakhir menelepon gurunya. Jika semua anak bangun pada waktu Subuh dan saling menelepon, guru pasti akan mendapat telepon dari siswa terakhir. Namun jika rantai tersebut putus dan guru tidak sampai menerima kembali telepon dari siswanya, maka guru akan memberikan pembinaan pada siswa yang lalai tersebut. Kegiatan Subuh Call ini diberlakukan untuk semua siswa kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Awalnya, orangtua sempat memberi kritikan, karena menganggap bahwa ketika anak berada di rumah tidak lagi diperlukan intervensi dari sekolah. Namun lama-kelamaan orangtua justru menyadari bahwa kegiatan Subuh Call ini ternyata sangat penting untuk menumbuhkan karakter dan kebiasaan baik pada anak, sehingga program ini dianggap bagus dan sangat layak dipertahankan.

Untuk melatih kejujuran anak, salah satu upaya sekolah antara lain menyediakan etalase khusus barang hilang. Siapapun siswa yang menemukan barang yang tak diketahui hak miliknya, maka ia harus menaruh barang tersebut di etalase.

Untuk sesi makan siang di sekolah, Sekolah menyediakan makan siang bagi siswa, yang dikelola oleh catering Al Hikmah. Sekolah memiliki fasilitas ruang makan yang cukup besar untuk tempat makan siswa. Meski demikian, sesi makan siang pun tetap dibuat bergantian, misalnya sesi makan kelas 1 kelas 2 dan kelas 3, kemudian dilanjut dengan sesi makan kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Para siswa yang makan pun akan didampingi oleh guru masing-masing kelas. Sebelum makan, mereka dibimbing untuk mencuci tangan ke wastafel. Wastafel tersebut dibuat terpisah antara siswa putera dan siswa puteri. Masing-masing meja makan terdiri dari sekitar 10 kursi, dan makanan telah tersaji di masing-masing meja. Siswa mengambil sendiri makanannya secukupnya. Menurut Anwar, kegiatan ini melatih anak untuk melayani diri sendiri, mandiri, dan bertanggung jawab. Setelah makan, siswa pun harus menaruh piring gelas ke tempat yang sudah disediakan. Selain ruang makan, tersedia pula kantin sekolah, dimana siswa dapat jajan apapun yang tersedia dan disukainya. Meski demikian, Sekolah menerapkan aturan batas maksimal uang saku siswa, yakni sebesar 15 ribu rupiah. Sewaktu-waktu, Sekolah mengadakan sidak untuk memeriksa barang bawaan anak.

Dengan berbagai aturan kedisiplinan di SD Al Hikmah, toh anak-anak tetap merasa senang dan sangat menikmati hari-hari mereka di Sekolah. “Bahkan ada anak-anak yang dijemput nggak mau pulang. Biasanya, kalau sore hari, anak-anak senang di perpustakaan sembari menunggu jemputan. Dan acapkali meski mereka libur sekolah, tapi mereka masih suka main ke sekolah, misalnya hanya untuk bermain basket bersama teman-temannya,” kata Anwar.

Nisrina Fitrianti Wicaksono, siswa kelas 5D SD Al Hikmah termasuk salah satu yang merasa lebih senang di Sekolah. “Di sekolah saya punya banyak teman, kami selalu senang, gembira, dan ceria,” katanya. Saat ditanya tentang cita-citanya, Nisrina yang akrab dipanggil Nia ini mengatakan bahwa ia ingin menjadi dokter seperti ayah dan ibunya.  

Soal budaya membaca, ternyata siswa-siswa di SD Al Hikmah telah menjadikan aktifitas membaca sebagai bagian dari keseharian. Membiasakan anak membaca tak lagi melalui budaya sekolah, melainkan melalui target yang ditetapkan untuk semua siswa. Menurut Anwar, untuk anak kelas 1 dan kelas 2 membaca minimal 100 buku. Kelas 3 turun 80 buku. Kelas 4 dan kelas 5 harus membaca 70 buku, dan kelas 6 hanya 60 buku, karena buku yang dibaca semakin tebal, sehingga jumlahnya diperkecil. Nantinya, target tersebut akan menjadi laporan untuk orangtua. Masing-masing siswa memiliki semacam rapor khusus dan buku kecil yang berisi rangkuman hasil buku yang dibaca. “Disini rata-rata ada sekitar 1100 buku keluar dari perpustakaan setiap hari. Maka itu, jumah buku kami cukup banyak, sekitar 48 ribu eksemplar. Setiap minggu pasti ada buku baru. Dalam sebulan rata-rata ada 200-300 buku baru.Kami punya anggaran khusus untuk buku, dan anggaran ini adalah satu-satunya yang tidak boleh dikurangi,” kata Anwar.

Kurikulum Cambridge
Berbeda dengan sekolah umum, jam belajar di SD Al Hikmah jauh lebih banyak, yakni 54 jam pelajaran dalam seminggu. Meski demikian, siswa SD AL Hikmah hanya belajar selama 5 hari di sekolah full day, yakni Senin hingga Jumat, dari pukul 07.00 wib hingga pukul 15.45 wib. Pada hari Sabtu – Minggu, Sekolah memberi kesempatan anak untuk menikmati waktu bersama keluarga semaksimal mungkin.

Saat ini, SD Al Hikmah sudah menggunakan Kurikulum 2013. Bahkan menurut Anwar, sebenarnya SD Al Hikmah bahkan sudah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific serupa Kurikulum 2013 sejak sebelum diberlakukannya Kurikulum 2013, sehingga sehingga ketika K13 mulai diberlakukan secara serentak, hal tersebut tak lagi asing bagi SD Al Hikmah. Untuk membina para guru mengenai Kurikulum 2013, SD Al Hikmah juga tak segan mengundang pakar-pakar Kurikulum 2013, misalnya Professor Alkaf, maupun praktisi-praktisi dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Di SD Al Hikmah, Kurikulum 2013 pun dipadukan dengan kurikulum khusus Al Hikmah. Oleh karena itu, siswa di SD Al Hikmah mendapat pelajaran tambahan selain pelajaran umum, yakni pelajaran agama Islam dan Tarjim, serta kegiatan ekstrakurikuler. Porsi untuk pembelajaran Alquran sebanyak 10 jam per minggu, yang selalu dimulai pada jam pertama pembelajaran, yakni di waktu pagi. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan tingkatan membacanya, dan dibimbing oleh guru Alquran. Oleh karena itu, Sekolah memiliki hingga 35 orang guru khusus Alquran. Tugas guru Alquran juga menemani siswa saat makan siang dan saat shalat berjamaah.

Untuk kegiatan ekstrakurikuler, Sekolah menyediakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan sekaligus guru khusus ekstrakurikuler sebanyak 32 orang. “Gurunya kami ambil dari luar supaya lebih spesifik. Terutama ekstrakurikuler pilihan, maka gurunya pun harus sesuai dengan kompetensinya,” jelas Anwar. Sedangkan ekstrakurikuler wajib adalah Pramuka. Hanya Pramuka yang pembinanya berasal dari intern sekolah, yakni dengan memberdayakan para guru di SD Al Hikmah. Menurut Anwar, semua guru harus dapat menjadi Pembina Pramuka. Siswa bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler apapun yang disukainya sesuai minat dan bakat tanpa intervensi dari orangtua. Kecuali siswa kelas 1, mereka akan diberikan formulir untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler, dan orangtua yang mengisikannya. Dalam waktu 2 – 3 bulan, Sekolah akan mengevaluasi apakah kegiatan ekstrakurikuler tersebut sesuai dengan bakat dan minatnya atau tidak.

Hal lainnya yang menjadi keistimewaan di SD Al Hikmah, selain menggunakan Kurikulum 2013, Sekolah juga mengadopsi kurikulum internasional, yakni Kurikulum Cambridge. Kurikulum Cambridge ini diterapkan di tiga mata pelajaran, yakni Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Pihak Cambridge pun menyuplai buku maupun soal ujian. Namun khusus untuk kelas 1 dan kelas 2, soal masi dibuat oleh pihak internal sekolah. Sedangkan untuk kelas 6, ada primary check point.

“Tahun 2008, Sekolah kami adalah RSBI, yang harus mengadopsi kurikulum internasional. Waktu itu, kami menjadi bagian dari SD Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM). Kebetulan UM adalah center bagi Kurikulum Cambridge. Tahun 2011, UM mendorong kami menjadi member cambridge secara langsung. Kami dibantu dan difasilitasi oleh UM, mendapat kesempatan untuk divisitasi, dan Alhamdulillah lulus,” kisah Anwar. Meski demikian, menurutnya visitasi tersebut agak berat, karena sekolah harus dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Antara lain Cambridge harus memiliki kantor khusus Cambridge di Sekolah, dan harus berada di lantai 2. Selain itu, semua dokumen Cambridge juga harus disimpan ke dalam lemari besi.

Maka sejak tahun 2012, SD Al Hikmah pun sudah menjadi center Cambridge. Semua administrasi sudah dikelola sendiri, sehingga Sekolah tinggal memberi laporan pada pihak Cambridge. Nantinya, pihak Cambridge lah yang akan menerbitkan raportnya. “Jam untuk pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Cambridge pun tersendiri di luar K13, yakni Matematika selama 2 jam, IPA selama 2 jam, dan Bahasa Inggris selama 4 jam. Menurut Anwar, beban soal dari Kurikulum Cambridge lebih berat, oleh karena itu, buku panduan harus menggunakan buku dari mereka. “Sejauh ini, anak-anak sudah cukup terbiasa karena sudah didorong sejak kelas 1,” kata Anwar.

Dalam menyiapkan Ujian Nasional, setiap akhir pekan, para siswa kelas 6 di SD Al Hikmah pun mendapat refresh, yakni mengerjakan soal latihan dari apa yang didapat selama hari Senin hingga Kamis. Kegiatan refresh ini rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pagi selama 120 menit. Selain itu, mulai semester 2, siswa pun mengikuti kegiatan try out setiap bulan sekali. “Kami sendiri yang menyiapkan try out berdasarkan kisi-kisi yang didapat dari Kemdikbud. Kami juga sangat memperhatikan anak-anak yang perlu perlakuan khusus, misalnya dengan memberikan jam pelajaran tambahan di sore hari, mulai pukul 4 sore hingga pukul 6 sore, dalam rangka untuk memotivasi dan mengasah tambahan pelajaran yang kurang,” jelas Anwar. Dengan berbagai upaya tersebut, tak heran jika nilai rata-rata Ujian Nasional di SD Al Hikmah selalu tinggi,” kata Anwar lagi.

Dewi Mustikawati, S.Pd., salah satu guru di SD Al Hikmah yang menjadi wali kelas 6 mengatakan bahwa sebagai guru kelas 6, ia pun menyiapkan siswa-siswanya sedemikian rupa untuk menghadapi UN. Tak hanya menyiapkan pembelajarannya, bahkan hingga perilaku dan kesiapan mental siswa-siswanya. “Menjelang UN, saya himbau anak-anak untuk puasa IT, tak mengakrabkan diri dengan gadget atau televisi,” katanya. Selain itu, menurut guru yang sudah mengajar di Al Hikmah sejak tahun 1996 ini juga mengatakan ada kegiatan Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) untuk memantapkan, memotivasi, dan meningkatkan ibadah siswa. “Setiap pagi, saya juga memberikan tauziyah atau bina karakter kepada anak-anak. Misalnya menanyakan masalah shalatnya, dan kebaikan atau keburukan apa saja yang dilakukan setiap hari. Hal tersebut tampak sepele, tapi kalau kita berikan penghargaan, maka anak akan merasa bangga sekali. Bahkan sekarang saya mencoba memasukkan itu ke buku penghubung siswa,” kata guru lulusan Universitas Jember ini.

Dewi juga senantiasa membimbing dan mendampingi siswa tatkala melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan iman dan karakternya. Misalnya, setiap hari Selasa, siswa melakukan shalat dhuha berjamaah, kemudian membaca Al Ma’surot. “Kalau itu rutin kita lakukan, mereka akan cepat hafal. Kita sengaja tanamkan itu sejak dini supaya ketika mereka lulus nanti, mereka sudah menjadi pribadi yang stabil dan terutama matang imannya,” katanya.  Dalam pembelajaran, Dewi pun tak segan untuk menyelipkan nilai-nilai agama untuk mempertebal keimanan siswa.

Namun Suharno, S.Si., guru kelas 1 di SD Al Hikmah memiliki cara dan pendekatan tersendiri dalam membimbing dan mendidik siswa-siswanya. “Pembelajaran untuk anak kelas 1 itu harus real konkrit, dan penguatan karakter adalah yang utama. Misalnya melatih mereka untuk disiplin, jujur, percaya diri, dan sebagainya. Biasanya, siswa kelas 1 justru lebih menurut pada ustad/ustadzahnya. Guru benar-benar menjadi sosok yang paling diteladani,” kata guru yang sudah mengajar di SD Al Hikmah sejak tahun 2010 ini. Oleh karena itu, ia senantiasa memberikan contoh dan teladan yang baik bagi siswa-siswanya. Misalnya dengan datang ke sekolah paling awal. Dengan demikian, ia mengajak siswa untuk berlomba-lomba datang ke sekolah lebih awal. “Anak-anak kelas 1 bisa membalik kata-kata kita, oleh karena itu, kita harus benar-benar menjadi teladan bagi mereka. Misalnya, ketika saya menguruh mereka rapi, maka saya harus rapi dulu,” katanya lagi. Suharno pun tak segan untuk pulang paling akhir di kelasnya, memastikan semua anak didiknya sudah dijemput.

Selain itu, Suharno juga sangat mementingkan komunikasi dengan orangtua. Oleh karena itu, ia harus sangat mengenal tiap-tiap orangtua dari siswanya. Setiap kali ia melihat permasalahan pada siswa, maka ia pun tak segan untuk langsung berkomunikasi dengan orangtua. “Misalnya ada anak yang kemampuan membacanya kurang, saya akan konsultasikan hal itu pada orangtuanya, menyampaikan bahwa saya pun bersedia memberikan treatment untuk anak tersebut supaya kemampuan membacanya lebih baik,” katanya.  Sejauh ini, menurutnya, pihak orangtua senantiasa merespon positif dan selalu kooperatif.

Koleksi Prestasi
Dengan sistem kurikulum dan berbagai metode pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa, ditambah dengan aktifnya berbagai kegiatan minat dan bakat siswa, SD Al Hikmah telah banyak menuai prestasi. Tak hanya dari siswa, namun juga dari para guru hingga sekolah, mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional, bahkan hingga internasional. Misalnya, pada tahun 2010, Sekolah mendapatkan penghargaan presiden sebagai sekolah dengan pendidikan karakter bangsa. Sebelumnya, Sekolah juga pernah memenangi juara 1 lomba perpustakaan tingkat nasional. Tahun 2011 pun meraih juara 1 nasional sebagai sekolah dengan pendidikan karakter. Tahun 2012 memperoleh juara III Lomba Kantin Sehat Tingkat Nasional. Dan pada tahun 2015 lalu, tiga orang guru masuk dalam finalis nasional Lomba Inovasi Pembelajaran. Tak hanya yang disebut di atas, namun masih banyak lagi prestasi yang tak lagi dapat dihitung dengan sepuluh jari, sehingga etalase piala di depan ruang guru pun penuh sesak.

Sebagai bentuk apresiasi, Yayasan Al Hikmah pun memberikan penghargaan bagi mereka yang telah berprestasi, sesuai dengan plafon yang telah ditetapkan. Tak hanya berprestasi di luar sekolah, namun siswa yang berprestasi di lingkungan sekolah pun mendapat penghargaan. Terutama siswa kelas 6, pada akhir masa pembelajaran, Sekolah akan mengumumkan juara siswa dan siswi teladan. “Kami tidak hanya melihat keunggulan kognitifnya saja, tapi juga akhlaknya,” kata Anwar mengenai kriteria penilaian siswa-siswi teladan. Sekolah juga menobatkan pembaca terbaik Alquran putera dan puteri. Demikian pula dengan yang meraih nilai rata-rata ujian terbaik dan siswa-siswa yang mendapat nilai 10 dalam UN. “Tahun 2015, ada 35 anak yang mendapat nilai UN 10. Yang paling banyak adalah bidang studi matematika dan IPA,” kata Anwar. Menurutnya, bentuk apresiasi ini dapat memberikan motivasi pada siswa bahwa sukses itu penting dan perlu dihargai.

Guru yang Berkualitas
Buah prestasi di SD Al Hikmah tentu atas kerjasama dari berbagai pihak, salah satunya adalah guru. Saat ini, SD Al Hikmah memiliki 90 orang guru yang terdiri dari guru Alquran sebanyak 35 orang, guru ekstrakurikuler sebanyak 32 orang, dan sisanya adalah guru bidang studi atau guru kelas. Sekolah menjamin bahwa semua guru di SD Al hikmah memenuhi kualitas dan kompetensi tinggi. Oleh karena itu, sejak masa penerimaan guru pun Sekolah cukup selektif dalam memilih guru. Beberapa syarat yang diutamakan adalah calon guru minimal memiliki IPK lebih dari 3, lulus seleksi wawancara mengenai keguruan dan pemahaman keislaman, lulus tes psikologi dan tes mengajar. Menurut Anwar, calon guru tak harus berasal dari S-1 kependidikan, namun juga dapat berasal dari program nonkependidikan. Bahkan dari semua guru yang ada saat ini, 25% berasal dari lulusan S-1 nonkependidikan. Setelah lulus dari semua tahapan tes, calon guru akan mengikuti pembinaan atau pelatihan guru baru selama 400 jam atau sekitar 40 hari. “Di pelatihan nanti ini, mereka akan diberi materi mengenai keorganisasian di Al Hikmah, visi misi Yayasan Al Hikmah, dan harapan ke depan. Semua itu ditanamkan pada semua calon guru sehingga semuanya akan memiliki frame yang sama terhadap organisasi Al Hikmah,” terang Anwar.

Di AL Hikmah, guru juga dievaluasi setiap semester. Tim dari kepala sekolah melakukan supervisi dalam rangkan penilaian minimal 1 kali. Yang dievaluasi tak hanya guru, namun juga tenaga kependidikan. “Kalau guru, yang kami nilai adalah aspek administratif, yakni kesiapan dengan pembelajaran, implementasi di kelas, bagaimana komitmennya terhadap pendekatan pada anak, metode yang digunakan, media penunjang yang dipakai, dsb. Pasca pembelajaran adalah bagaimana mengelola dan memetakan anak. Nanti, empat wakil kepala sekolah saya yang melakukan supervisi. Mereka semua sudah dibekali bagaimana mensupervisi dalam pembelajaran,” kata Anwar.

Oleh karena itu, misalnya guru, harus benar-benar menjaga supaya kompetensinya selalu berkembang dan meningkat. Untuk ini, berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi guru pun senantiasa diupayakan, mulai dari tingkat unit kelas hingga tingkat guru keseluruhan. Biasanya, hari Sabtu adalah kesempatan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) di tingkat unit kelas. Ada pula peningkatan kompetensi guru secara menyeluruh setiap dua bulan sekali. Yayasan tak segan untuk memanggil narasumber dari luar, misalnya praktisi dari UNESA, ketika dibutuhkan. Setiap pagi, sebelum mengajar, guru juga mendapat jam pelajaran, yakni mengaji dan pelajaran bahasa Arab. Sekolah mengupayakan guru Bahasa Arab untuk membimbing semua guru di Al Hikmah.

Di SD Al Hikmah, sebagian besar guru sudah berkualifikasi S-1 dan S-2. Yayasan juga memiliki program untuk menstudikan guru secara berkala. “Termasuk saya, S-2 saya di UNESA jurusan pendidikan Bahasa Indonesia juga dibiayai Yayasan,” kata Anwar. Meski demikian, tentu ada persyaratan untuk memperoleh beasiswa dari Yayasan, misalnya berdasarkan kinerja. Namun demikian, menurut Anwar, adapula guru yang mendapat beasiswa dari Kemdikbud di Program Studi PGSD Universitas Negeri Malang.

Dari sisi kesejahteraan, Yayasan Al Hikmah benar-benar sangat memperhatikan aspek yang satu ini. Yayasan sangat berkeinginan guru dan tenaga kependidikan yang sudah menjadi bagian Al Hikmah tidak lagi berpikir untuk mencari tambahan di luar, oleh karena itu, penghasilan yang mereka terima harus cukup. Yayasan memberikan berbagai kemudahan dan insentif pada para guru dan tenaga kependidikan. “Empat orang anggota keluarga ditanggung asuransi kesehatannya. Dan, ketika pengabdian mereka telah mencapai 10 tahun, mereka akan mendapat bonus 3x gaji pokok. Untuk pengabdian 15 tahun akan mendapat subsidi tunjangan perumahan selama 10 tahun. Secara bergantian, semua juga akan mendapat kesempatan untuk diumrohkan, karena rata-rata per tahun Yayasan memberangkatkan 14 orang untuk diumrohkan,” kata Anwar.

Di samping itu, Sekolah juga memiliki program penunjang untuk guru, yakni program silaturahim. Kegiatan silaturahim ke rumah guru ini diadakan setiap 3 bulan sekali. “Jadi, setiap tiga bulan sekali, secara bergantian, kami semua mengunjungi rumah guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kebersamaan. Jika kebersamaan sudah terbangun, nanti akan mudah mengelola organisasi ini,” jelas Anwar.

Kegiatan Komite Sekolah
Salah satu keistimewaan di SD Al Hikmah adalah solidnya ikatan dan kegiatan komite sekolah.  Sekolah memang telah memiliki beberapa kegiatan orangtua dan juga melibatkan peran serta orangtua dalam pendidikan anak. Namun dari pihak komite sekolah sendiri pun memiliki berbagai kegiatan peningkatan orangtua yang sebagian besar diselenggarakan secara swadaya.

Untuk struktur keorganisasian komite sekolah, Yayasan memiliki satu ketua komite sekolah. Di bawahnya adalah ketua kompartemen TK/KB, SD, SMP, maupun SMA. Masing-masing kompartemen tersebut memiliki beberapa pengurus dan juga program kegiatan komite secara tersendiri. Ayuningtyas, ST., salah seorang yang mewakili komite sekolah dalam hal ini Kompartemen SD mengatakan bahwa masing-masing kompartemen pun memiliki banyak kegiatan positif untuk orangtua siswa. Kendati demikian, mereka memiliki manajemen tersendiri, selain juga sebagai partner bagi sekolah. Beberapa kegiatan yang digagas oleh komite/kompartemen SD antara lain dengan membentuk Club Alquran. “Kami mempunyai minat untuk belajar membaca Alquran, supaya kita tidak minder dengan anak kita. Yang membimbing adalah ustad/ustadzah sekolah dan dilaksanakan di masjid sekolah. Biasanya, setelah mengantar anak ke sekolah, orangtua dapat langsung mengikuti kegiatan yang berlangsung 2 kali seminggu ini,” kata Ayu, demikian sapaan akrabnya. Setiap hari Senin pun diadakan kajian tafsir untuk orang tua.

Setiap dua bulan sekali, komite sekolah juga menggagas kegiatan parenting ataupun seminar tematik. Tak jarang komite mendatangkan ahli-ahli dari luar untuk memberikan bekal pengetahuan pada para orangtua. Ada pula posko sukarela yang terutama sangat aktif ketika ada bencana alam di Indonesia. Posko ini menampung sekaligus mengorganisir bantuan-bantuan orangtua untuk korban bencana alam, dan sebagainya. Setiap menjelang hari raya pun komite menyiapkan bingkisan cantik untuk diserahkan pada guru sebagai apresiasi dan rasa terima kasih.  

Komite sekolah di SD Al Hikmah memang cukupaktif dalam mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat swadaya. Meski demikian, Ayu mengungkapkan bahwa komite tidak memiliki anggaran khusus yang ditarik dari  para orangtua secara rutin dan berkala, namun secara insidentil saja. Tatkala dibutuhkan, maka komite akan mengharapkan kesediaan para orangtua atau dapat pula dengan melalui bantuan sponsorship.


Yang jelas, para orangtua maupun komite di SD Al Hikmah sangat menyadari bahwa tanggung jawab pendidikan anak-anak tak bisa diserahkan sepenuhnya pada sekolah. Orangtua harus turut berperan serta dan aktif bekerja sama dengan sekolah. Program-program sekolah dengan visi misi orangtua harus berjalan beriringan dan saling sinergis. Ke depan, Yayasan Al Hikmah optimis akan terus berjaya dan melahirkan bibit-bibit unggul yang berkiprah untuk keharuman nama bangsa Indonesia dan menjadi ummat Islam yang rahmatan lil alamin.***


Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SD Berkarakter, Majalah SD, Dikdas, Guru (Kemendikbud)

No comments:

Post a Comment