SMK Perikanan dan Kelautan Puger : Siapkan Pelaut Kelas Dunia Berkarakter


Terletak di bagian selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kecamatan Puger telah dikenal sebagai pusatnya hasil laut, dimana banyak kapal nelayan ikan berlabuh dan menurunkan ikan yang telah dijaringnya. Sebagai ikon pusat perikanan dan pelautan di Kabupaten Jember, semakin lengkaplah dengan keberadaan SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Dengan adanya  SMK Perikanan dan Kelautan Puger yang menyiapkan sumber daya manusia berkompeten di bidang perikanan dan kelautan, diharapkan potensi perikanan dan kelautan di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para anak bangsa.

SMK Perikanan dan Kelautan Puger adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Darsul Bihar pada tahun 2000. Saat ini, sekolah yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani 36 Puger Kulon ini dipimpin oleh Drs. Kuntjoro Basuki Dhiya’uddin, M.Si., yang juga menjadi tim inisiator pendirian SMK Perikanan dan Kelautan Puger.

Saat pertama kali dibuka, sekolah masih memiliki dua kompetensi keahlian, yakni Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP). Kini, SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah memiliki lima kompetensi keahlian, yakni ditambah dengan Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI), Agribisnis Perikanan, dan yang baru dibuka pada tahun 2016 adalah Desain Perkapalan. Harapannya, SMK Perikanan dan Kelautan Puger dapat menjadi andalan sebagai lembaga yang mencetak generasi kompeten demi menyongsong ketahanan pangan di Indonesia.


Tahun 2012, SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga membuka Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan (PVB) Diploma 1 (D1) untuk program keahlian TPHP, bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jember. SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga telah memperoleh pengakuan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan Sertifikat No. 496720 QM08, Tanggal 31 Mei 2012 dari DQS. Bahkan sejak tahun 2015, sekolah ini telah didaulat menjadi SMK Rujukan di bidang kemaritiman.

Pola pendidikan yang diterapkan di SMK Perikanan dan Kelautan Puger adalah menjunjung tinggi kedisiplinan. “Di sini kita tegakkan sikap disiplin, jujur, tanggung jawab, korps, semangat kebersamaan, dan kepedulian sebagai pondasi utama dan pertama untuk mengubah hidup anak-anak, baru keahlian dan kompetensi lainnya. Jika sikap dan karakter telah terbentuk, maka akan mudah mendidik kompetensinya. Dan Alhamdulillah, dari sisi kompetensi, anak-anak sudah mendapat pengakuan dari dalam hingga luar negeri,” tegas Kuntjoro.

Lantik Taruna dengan Mandi Kembang
Menurut Kuntjoro, hampir semua calon taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger mendapat dukungan dari orangtua mereka. Menempuh pendidikan di SMK berbasis maritim tak seperti sekolah lainnya, diperlukan kesungguhan dan kesiapan yang luar biasa karena para taruna akan menghadapi dunia yang jauh berbeda dari yang biasa ia temui sebelumnya. Sejak awal, para calon taruna diperkenalkan dengan pendidikan kedisiplinan demi mengasah rasa cinta pada tanah air. Ini sudah menjadi kegiatan wajib bagi semua calon Taruna dan Taruni SMK perikanan dan kelautan puger setiap tahun ajaran baru. Sebelum dilantik menjadi taruna, mereka akan mengikuti kegiatan untuk memberikan dasar kedisiplinan dan aturan yang berlaku di SMK Perikanan Kelautan Puger. Kegiatan itu dinamakan LDDK (Latihan Dasar Disiplin Korps), yang juga menjadi ciri khas dari SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter bagi calon taruna yang akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga mereka bisa mengikuti semua aturan yang diterapkan dan menjadi taruna yang berakhlak, tangguh, cakap serta menjadi pribadi yang bisa membanggakan orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara.

Kegiatan LDDK setiap tahun diadakan kurang lebih selama 6 hari sebelum calon taruna mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setiap kegiatan LDDK akan dilatih dan diawasi secara langsung oleh bagian staf batalyon taruna yang merupakan taruna taruni pilihan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, aparat TNI dari Koramil Puger, dan beberapa pendamping dari pihak guru.

Meski demikian, LDDK bukan sarana perploncoan bagi para taruna baru. Pada setiap LDDK terdapat beberapa kegiatan diantaranya pemberian materi ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yang bertujuan untuk memberikan konsep dasar dan pengalaman spiritual yang gabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Selain ESQ, mereka juga diberikan materi wawasan kebangsaan dan PBB (Peraturan Baris Berbaris) yang dilatih langsung oleh TNI AD. Dengan diberikannya materi PBB tersebut, diharapkan mereka bisa berdisiplin baik dalam setiap kesehariannya  di sekolah dan pada saat berada di rumahnya, ataupun pada setiap kegiatan yang membutuhkan keilmuan dalam baris berbaris seperti kegiatan gerak jalan dan penyambutan tamu dari kedinasan dan lainya.

Setelah menjalani kegiatan LDDK, seluruh calon taruna baru berhak dilantik menjadi taruna baru melalui upacara pelantikan yang juga menjadi ciri khas di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Kegiatan pelantikan ini selalu menjadi ajang yang penuh khidmat sekaligus membanggakan, dimana kegiatan ini biasanya dihadiri oleh berbagai pihak,baik pejabat terkait,tokoh masyarakat, maupun seluruh keluarga para taruna baru.  Dala pelantikan tersebut, terdapat pula ritual yang unik, yakni menyiram air bunga kepada calon taruna baru. Penyiraman air bunga ini berasal dari tiga sumber mata air yaitu air zamzam, air laut, dan air tawar serta tujuh jenis bunga. Ketiga sumber mata air tersebut memang dimaksudkan agar anak-anak kelak menjadi taruna yang beragama dan berbudi luhur, selalu mencintai laut serta senantiasa bersemangat dalam menuntut ilmu. 

Ada rasa bangga yang begitu besar dirasakan para taruna yang baru dilantik tersebut. Memakai seragam yang gagah, juga berbagai tanda kebesaran membuat mereka benar-benar bangga. Namun demikian, tanda-tanda yang tersemat dalam seragam mereka bukanlah tanpa arti. Sekolah memiliki aturan tersendiri dalam memberikan tanda kebesaran, yakni melalui proses yang tidak mudah, namun harus dilalui oleh para taruna. “Misalnya, untuk mendapatkan tanda wing, mereka harus menempuh perjalanan minimal 100 km, yang dapat dilakukan secara bertahap. Kami melatih mental dan fisik taruna supaya mereka kuat. Awalnya tampak berat. Namun setelah kami latih dengan baik, mereka justru merasakan bahwa tantangan tersebut sama sekali tidak berat,” kata Kuntjoro.

Firmansyah Septiawan, taruna kelas XI jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan mengaku merasa tak keberatan dengan tempaan fisik yang ia dapatkan di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. “Kami dipersiapkan untuk dapat bekerja di kapal. Sedangkan kalau kapal, ikan yang ditangkap ukurannya besar-besar, jadi harus punya mental dan fisik yang kuat,” ujarnya. Taruna yang bercita-cita menjadi nahkoda ini berencana ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi usai ia menamatkan pendidikannya di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. “Setelah lulus, kami kan mendapat sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (Ankapin) II, bisa bekerja di kapal yang berukuran sedang. Tapi untuk dapat bekerja di kapal besar, apalagi menjadi nahkoda, harus mendapatkan sertifikat Ankapin I. Untuk mendapatkan sertifikat ini, harus kuliah dulu.  Maka itu, saya ingin kuliah di akademi perikanan supaya mendapatkan sertifikat Ankapin I,” katanya.

Siapkan Taruna Siap Melaut
Bukan rahasia umum jika untuk bekerja di kapal pun membutuhkan persiapan mental, fisik, sekaligus biaya. Hal ini dikarenakan para calon tenaga kerja harus melengkapi diri terlebih dahulu dengan berbagai sertifikat IMO, baru mereka mendapat lisensi untuk bekerja di kapal. Namun SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah menyiapkan hal ini, sehingga para lulusannya benar-benar siap kerja dimanapun berada. “Lulus dari sini, anak-anak telah memiliki sertifikat BST, Buku Pelaut, sertifikat BNSP, logo garuda, sertifikat profesi keahlian pelaut perikanan dari direktorat perhubungan laut. Belum lagi sertifikat pengalaman di luar,” kata Kuntjoro.

Sejak kelas X, para taruna juga telah dibiasakan untuk mengenal  laut, dengan praktek di kapal selama tiga minggu pelayaran. “Yang penting anak tidak mabuk dan senang berlayar terlebih dahulu. Ini modal dasar untuk kesiapan fisik,” jelas Kuntjoro.

Arif Sugiarto, S.Pd., guru jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan mengatakan bahwa sekolah memiliki program Pertahanan Laut untuk mengenalkan dunia kelautan kepada para taruna kelas XI yang telah menginjak semester genap, yang dijalankan selama kurun waktu kurang lebih satu bulan. “Dalam program ini, para taruna diperkenalkan dengan kehidupan alam di atas kapal. Selesai menjalankan Program Pertahanan Laut, para taruna kemudian mengikuti diklat atau atau pelatihan Sertifikat Keterampilan Laut di Politeknik Surabaya selama enam hari,” ujarnya.

Sekolah pun membiasakan budaya apel pagi dan apel siang, dimana selain pengibaran bendera merah putih, para taruna juga akan mendapat motivasi. Para motivator bisa dari kepala sekolah atau para guru. Bagaimanapun, motivasi adalah modal terpenting untuk terus melecutkan semangat menjadi tenaga kelautan yang berkompeten dan sepenuh hati.

Namun demikian, kesuksesan pembelajaran pun juga tergantung dari fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Oleh karena itu, SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah melengkapi diri dengan berbagai fasilitas yang terstandard. Sekolah dengan luas kurang lebih 7140 m2 ini telah memiliki fasilitas yang memadai dan telah diverifikasi oleh Direktorat Perhubungan Laut. “Tiap tiga tahun sekali kami selalu update,” kata Kuntjoro. Tak hanya bangunan lokal kelas maupun bengkel praktek, sekolah juga memiliki kolam renang, bahkan juga sebuah asrama bagi para taruna, terutama yang berasal dari daerah yang cukup jauh dari sekolah.

Sistem pembelajaran di SMK Perikanan dan Kelautan Puger pun diterapkan secara fleksibel dan tidak kaku. Para taruna diharapkan memiliki kompetensi dan potensi untuk menjadi multitalenta. Pembelajaran, misalnya praktek di bengkel, acapkali tak cukup hanya ketika jam sekolah, namun juga dapat menggunakan waktu-waktu di luar jam sekolah. Sekolah benar-benar memastikan para taruna  menguasai dan memiliki kompetensi yang diinginkan oleh pasar industri.

Mendidik Taruna Santri
Satu keunikan lain dari SMK Perikanan dan Kelautan Puger adalah sistem pendidikan yang juga menerapkan pola pendidikan pondok pesantren bagi para tarunanya. Saat ini, tak semua taruna tinggal di asrama atau pondok pesantren dikarenakan keterbatasan fasilitas. Ada sekitar 120 taruna yang tinggal di asrama atau pondok pesantren. Namun demikian, sebenarnya hampir 80 persen taruna memiliki minat untuk mondok di sekolah.

“Yang mondok di sini hanyalah taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Pagi pukul 07.00 – 13.45 wib mereka sekolah, sore dan malam hari belajar agama. Kami telah menyiapkan guru ngaji tersendiri, yang khusus berlatar belakang kiai. Sedangkan yang memantau adalah guru yang bertugas,” jelas Kuntjoro. Ke depan, sekolah berharap bahwa seiring terlengkapinya fasilitas, seluruh taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger tinggal di pondok pesantren tersebut.

Muhammad Lutfi Gojali, taruna kelas XI Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan, adalah salah satu taruna yang tinggal di pondok pesantren, karena tempat tinggalnya jauh dari sekolah. “Ada enaknya tinggal di pondok, kalau berangkat sekolah tidak pernah terlambat. Orangtua juga diizinkan menjenguk tiap dua minggu sekali,” katanya.  “Selama saya mondok di sini kegiatan yang menarik bagi saya adalah ketika melakukan shalawat. Kami juga diajari berpidato menggunakan bahasa Arab,” katanya.

Peran Guru sebagai Pengasuh
Dalam hal tenaga pendidik, SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki 37 guru tetap yang cukup berkompeten, bahkan sebagian besar telah menjadi asesor dalam uji kompetensi. Kuntjoro selalu memberi ruang dan kesempatan bagi para tenaga pendidik untuk senantiasa mengembangkan dan mengasah kompetensinya melalui berbagai jalan. Misalnya, para guru NKPI pernah mengikuti diklat dan seminar di P4TK hingga praktek di laut untuk menjadi mualim.

Guru pun diharapkan kreatif dan inovatif dalam pembelajaran supaya para taruna tak lekas bosan, dan yang terpenting dapat memahami dengan baik ilmu yang diberikan. Guru tak hanya memberikan teori dan praktek keilmuan, tapi juga sangat diharapkan dapat memotivasi, mendidik dan membimbing karakter para taruna melalui keteladanan dan inspirasi, seperti halnya yang dilakukan oleh Ernawati Cahya Handari, S.Pd., guru yang mengajar bidang studi Matematika. “Guru harus pandai menyikapi dan menerapkan metode ataupun trik dimana anak-anak dapat dengan mudah  mencerna materi-materi yang disampaikan, karena kami juga harus menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Selain itu, yang terpenting, dalam mengajar saya juga memasukkan nilai-nilai karakter, karena memang itulah yang menjadi visi misi sekolah,” tuturnya.

Untuk membuat para taruna senang pelajaran Matematika, Erna pun memiliki strategi tersendiri. Pertama, ia selalu memberikan pengertian pada para taruna mengapa Matematika seringkali menjadi momok, dan mengapa pelajaran Matematika sangat penting untuk dikuasai. “Saya sering paksa anak-anak untuk menghapalkan rumus-rumus Matematika karena jika mereka tidak hafal, mereka tidak akan bisa mengerjakan soal Matematika. Awalnya mereka memang tidak antusias, tetapi setelah diberi tahu manfaatnya, mereka terlihat lebih tertarik,” katanya lagi.

Soal aturan terhadap para pendidik, SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki kebijakan yang cukup ketat dan harus dipatuhi para guru. Antara lain yaitu guru tidak diperbolehkan mengajar di tempat lain, melainkan hanya di SMK Perikanan dan Kelautan Puger saja. “Di sini, guru lebih berperan sebagai pengasuh bagi para taruna. Guru harus memiliki kedekatan terhadap para taruna, juga sekaligus memiliki akses untuk dapat menghubungi para wali murid dengan mudah. Guru juga dituntut untuk dapat menanamkan karakter dan figur yang inspiratif,” kata Kuntjoro.

Tampilkan Marching Band di Karnaval Kelas Dunia
Dalam hal pengembangan minat dan bakat, SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki beragam pilihan kegiatan yang bisa dipilih oleh para taruna, yang biasanya dilakukan usai jam pembelajaran. Mulai dari kegiatan Marching Band, English Club, Japanese Club,Voli, Pencak Silat, Teater, Sepakbola, Hadrah, Taekwondo, dan lain sebagainya. Kelompok Marching Band SMK Perikanan dan Kelautan Puger bahkan kerap diundang untuk tampil di acara bergengsi Jember Fashion Festival, sebuah acara karnaval yang telah mendunia, dan juga berbagai acara lain seperti penyambutan kedatangan tamu, dan lain sebagainya. Kegiatan Pencak Silat juga memiliki banyak kesempatan tampil di berbagai event karena berhasil menyuguhkan berbagai atraksi menarik, misalnya memecahkan baja hanya dengan anggota tubuh.

Untuk pembelajaran bahasa asing, SMK Perikanan dan Kelautan Puger mengajarkan dua bahasa asing pada para taruna, antara lain bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Ini dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan di dunia industri. Seiring dengan sekolah yang semakin giat mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak di kalangan dunia industri, sekolah telah berhasil menjalin kerjasama dengan Korea Selatan. Oleh karena itu, menurut Kuntjoro, tahun 2017 nanti para taruna akan mendapatkan pelajaran bahasa Korea. Buku-buku pedoman dan pembelajaran pun bahkan telah disiapkan oleh pihak Korea Selatan.

Jaring Du/di hingga Luar Negeri
Tak bisa dipungkiri, indikasi kesuksesan sebuah sekolah kejuruan antara lain seberapa luas sekolah tersebut mampu menjaring dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dari dunia industri, karena jalinan kerjasama tersebut nantinya lah yang akan memuluskan perjalanan para lulusan untuk mendapat kemudahan dalam pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. Demikian pula yang dilakukan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, sekolah ini telah membangun kerjasama dan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta serta perusahaan industri di bidang perikanan dan kelautan.

Instansi dan du/di tersebut antara lain Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur, Akademi Perikanan Sidoarjo, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Teknologi Surabaya, Politeknik Negeri Jember, PT Pudji Utami Jakarta (konsultan recruitment and training), PT Kusuma Bahari Jaya Sidoarjo, PT Harini Jakarta, Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BP3) Bangsring Banyuwangi, Unit LPPMHP Banyuwangi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Asosiasi Tuna Longline Indonesia, dan lain-lain.

Berkat adanya berbagai kerjasama tersebut, sekolah pun banyak mendapat kemudahan dan dukungan untuk pembangunan dan pengembangan pendidikan. Kemudahan tersebut antara lain terealisir dalam kegiatan prakerin para taruna, yang dilaksanakan saat menjelang kelas XII, dengan lama prakerin sekitar 4 – 6 bulan. “Untuk tempat prakerin, kami targetnya di kapal-kapal besar yang memiliki teknologi tinggi, biasanya paling banyak di Benoa, Bali,” jelas Kuntjoro. 

Kerjasama dengan pihak du/di pun memudahkan sekolah untuk menyalurkan para lulusannya ke dunia kerja. Dalam hal ini, SMK Perikanan dan Kelautan Puger telah menjalin kerjasama bahkan dengan berbagai pihak du/di di luar negeri. Dengan adanya kerjasama tersebut, hal ini memudahkan para taruna atau para lulusan juga dalam hal mengikuti seleksi penerimaan kerja. Biasanya, pihak du/di atau penyalur datang ke sekolah dan mengadakan seleksi bagi para taruna yang berminat. “Rekruitmen diadakan di sekolah, termasuk kapal pesiar, yang bekerja sama dengan Perusahaan Duta Persada, pun datang ke sini untuk menyeleksi para lulusan. Jadi, anak tidak perlu repot ke Jakarta,” kata Kuntjoro.

Menurut informasinya,  banyak lulusan SMK Perikanan dan Kelautan yang bekerja hingga ke luar negeri, dan mereka cukup senang mendapatkan kesempatan dan pengalaman ke luar negeri. Mereka pun sebagian besar bekerja sesuai dengan kompetensinya. “Anak-anak kami banyak direkrut oleh perusahaan dari Jepang, Korea, Taiwan, Australia, Eropa, dan sebagainya. Nilai jual anak-anak tak hanya pada kompetensinya, namun juga karakter, dimana banyak pihak du/di yang merasa puas dengan karakter dan kedisiplinan para lulusan sekolah ini,” kata Kuntjoro.

Umumnya, para lulusan tersebut menandatangani kontrak kerja selama tiga tahun. Mereka akan memiliki pengalaman yang cukup serta gaji yang tinggi. Diharapkan setelah bekerja di luar negeri,mereka akan pulang ke tanah air dan membangun sendiri untuk menyejahterakan dan memajukan sektor kelautan di tanah air.

Perusahaan-perusahaan sektor perikanan dan kelautan di Jepang setiap tahun selalu mencari lulusan SMK di Indonesia. Mereka mengirimkan agen pencari kerja ke sekolah-sekolah menengah kejuruan khusus sektor tersebut. Itu pun kompetensinya diperhatikan betul. Sistem rekruitmen pun umumnya mengutamakan karakter pekerja daripada keilmuan semata. Sebagian besar adalah seleksi fisik, seperti mengangkat barbel, kemampuan membedakan warna, tes Matematika, serta wawancara untuk mengetahui minat siswa.

Tak hanya di bidang ketenagakerjaan, hasil kerjasama yang dijalin dengan berbagai pihak pun memberikan jalan alternatif lain bagi para lulusan, misalnya dengan adanya beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Beberapa kerjasama yang dijalin SMK Perikanan dan Kelautan Puger antara lain dengan Seamolec, yang memberi kesempatan bagi  lulusan SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk melanjutkan studi ke beberapa universitas di negara China melalui jalur beasiswa.

SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan Thailand untuk kegiatan tukar pelajar. Kegiatan ini telah dilaksanakan pertama kali dengan mengirimkan beberapa taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger selama kurang lebih tiga minggu ke sekolah vokasi yang ada di Thailand. “Dengan adanya program-program seperti ini, anak-anak menjadi sangat termotivasi, misalnya dengan belajar Bahasa Inggris supaya mereka lulus seleksi. Manfaatnya, kalaupun mereka tidak lulus seleksi, namun kompetensi bahasa mereka mendapatkan kemajuan yang pesat,” jelas Kuntjoro.

Unit Produksi dan Restoran
Sekolah menengah kejuruan umumnya memiliki unit produksi yang dapat menjadi ajang bagi para siswa, terutama untuk mengasah jiwa wirausaha. Demikian pula dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Unit produksi yang paling menonjol terutama diupayakan oleh kompetensi keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dengan memproduksi hasil olahan ikan menjadi produk-produk pangan unggulan. Terdapat 19 produk yang menjadi andalan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, antara lain Abon Sembunyi rasa original dan pedas yang sudahmemiliki izin Disperindag dan Badan POM, bakso ikan, kripik tulang ikan, Tahu bakso, mie ikan, dan masih banyak lagi. Yang ditonjolkan dari produk SMK Perikanan dan Kelautan adalah penggunaan bahan  dan material yang  aman dan menyehatkan.

Sejauh ini, pemasaran produk SMK Perikanan dan Kelautan Puger masih melayani segmen lokal dari masyarakat sekitar sekolah. Namun demikian, SMK Perikanan dan Kelautan Puger pun kerap mengikuti pameran ataupun ekspo untuk memperkenalkan produk-produknya. Saat menjelang lebaran, sekolah biasa menerima banyak pesanan, terutama untuk jenis kue kering. Para taruna pun sangat bersemangat karena mereka pun dapat menambah uang saku.

Sekolah juga kini telah mencoba mengembangkan unit produksi dengan membangun sebuah restoran, yang juga digunakan sebagai outlet produk SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Restoran ini dikelola oleh guru, dibantu siswa hingga tenaga dari luar sekolah. Diharapkan restoran ini akan berkembang semakin besar dan memberikan pelayanan seperti layaknya restoran pada umumnya, seperti menyajikan makanan, terutama hasil laut.

Achmad Zunuroain Azis, S.Pi., guru jurusan THPI yang juga menjadi direktur Teaching Factory (TEFA) mengatakan bahwa unit produksi yang dikelola SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga mendapat pendampingan dari pihak du/di, yakni dari PT. Istana Cipta Sembada (ICS), sebuah perusahaan pengolahan hasil kelautan yang berpusat di Sidoarjo. Selain pendampingan dalam unit produksi sekolah, perusahaan ini juga bekerja sama dalam hal menerima para taruna untuk melaksanakan prakerin. “Untuk prakerin di PT. ICS dilaksanakan selama empat bulan, yakni dua bulan di perusahaan, dan dua bulan sisanya di laboratoriumnya,” kata Zunuroain. Dengan magang di PT. ICS, para taruna mendapatkan ilmu dan pengalaman mengolah hasil laut menjadi komoditi dengan kualitas ekspor, karena jangkauan pasar PT. ICS tak hanya di wilayah dalam negeri, namun hingga ke pasar Eropa. Karena tingkat kerja yang tinggi, PT ICS bahkan kerap meminta para lulusan SMK Perikanan dan Kelautan Puger sebagai tenaga kerja.

Edy Sulistyo Cahyono, S.Pi., kepala Training Centre PT. ICS mengatakan bahwa alasan PT. ICS memberikan banyak peluang dan kesempatan kepada SMK Perikanan dan Kelautan Puger adalah adanya kecocokan, terlebih kecocokan karakter para taruna SMK Perikanan dan Kelautan Puger yang menurutnya sangat baik dan disiplin.

Tri Wahyuningsih, taruni kelas XII Jurusan TPHP adalah salah satu yang pernah melaksanakan prakerin di PT. ICS di cabang Banyuwangi. Ia mengaku mendapat banyak tambahan ilmu dan pengalaman baru semenjak magang di PT. ICS karena banyak hal-hal baru yang ditemuinya. “Di PT. ICS, kami mengolah udang untuk pasar ekspor, padahal di sekolah kami diajarkan untuk mengolah ikan tuna. Kami diajari mulai dari proses masuk, proses packing sampai ke proses persiapan ekspor,” ceritanya. Namun Tri merasa sangat antusias dan termotivasi, terlebih setelah lulus ia ingin mendapatkan pekerjaan di Jepang. Oleh karena itu, ilmu dan pengalaman yang ia dapat baik di sekolah maupun di tempat prakerin disadarinya sangat berguna bagi bekalnya dalam menembus pasar kerja internasional.

Bagi SMK Perikanan dan Kelautan Puger, pendidikan tak hanya menyiapkan para taruna untuk memiliki kompetensi di bidang perikanan dan kelautan, namun yang utama adalah memiliki bekal karakter yang kuat serta motivasi yang tinggi – karena bekal itulah yang dapat mengantarkan para lulusannya meraih kesuksesan, terutama dalam menembus dunia kerja. Ke depan, SMK Perikanan dan Kelautan Puger optimis dapat lebih aktif berperan serta memajukan Indonesia melalui sektor perikanan dan kelautan dengan menyediakan sumber daya manusia unggulan yang kompeten dan cinta tanah air. ***


Ditulis tahun : 2016
Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)

3 comments:

  1. Assalamualaikum
    kami dari lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD/RA) Al Ikhlash, ingin mengadakan kunjungan ke SMK kelautan Puger bersama peserta didik kelompok B. kami ingin mengenalkan lebih dekat kepada anak tentang profesi penangkapan ikan karena kunjungan kami berkenaan dengan tema CITA-CITAKU dengan sub tema NELAYAN. jika dijinkan kunjungan akan kami laksanakan dalam waktu dekat. terimakasih

    ReplyDelete
  2. Mantap... Allahu Akbar..!!!
    Saya pemilik SMK kesehatan (Farmasi & Kelerawatan). Tapi terjesima juga menyaksikan SMK Perikanan & Kelautan ini....

    ReplyDelete
  3. Untuk asrama apakah ada di lingkungan sekolah?

    ReplyDelete