Eko Siswanto, S.Pd.
Guru daerah Khusus Provinsi Jawa Tengah
Guru daerah Khusus Provinsi Jawa Tengah
Meski terletak di Pulau Jawa, namun
SD Negeri 02 Purwoharjo dikategorikan sebagai sekolah yang terletak di daerah
terpencil. Betapa tidak? Eko Siswanto, S.Pd, yang telah 9 tahun lebih mengabdi
di sekolah tersebut, sempat merasakan kerasnya perjuangan, bahkan hanya untuk
menuju sekolah yang terletak di pegunungan ini.
Mulanya Eko tak pernah terpikir
untuk menjadi guru. Hingga setelah lulus dari STM, ia pun membuka bengkel di
Pacitan, Jawa Timur. Saat itu, ia memilih tinggal di rumah seorang guru, Ibu
Supriyati. Selama tinggal di rumah Bu Guru, rupanya anak-anak Bu Guru sering
meminta Eko untuk membimbing mereka mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Maka
sejak itulah Eko merasa memiliki naluri sebagai pendidik. Mulai ada keinginan
untuk menjadi guru, dan Eko ingin mewujudkannya. Maka atas saran dan nasehat
dari Bu Guru, Eko pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studinya di D-2
Pendidikan Guru SD. Saat itu, tak mudah baginya untuk membiayai sekolahnya. Eko
bahkan terpaksa harus bekerja mencuci piring di warung dan menarik becak di
terminal Pacitan.
Lulus kuliah, Eko langsung
mengabdikan diri di SD Negeri 02 Purwoharjo. Saat itu tahun 2005. Ia telah
mengetahui bahwa SD Negeri 02 Purwoharjo terletak cukup jauh, 80 km dari tempat
tinggalnya, dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Namun Eko pantang mundur.
Berangkatlah ia menuju sekolah, di hari pertamanya bekerja. Namun malang
nasibnya, dikarenakan waktu itu musim hujan sehingga jalanan begitu licin dan
penuh lumpur, Eko terjebak dalam lumpur, bahkan hingga jatuh ke jurang kecil
sedalam 3 meter. Meski begitu, ia masih tak menyerah, tetap melanjutkan
perjalanan dengan baju penuh lumpur dan harus menuntun motor hingga sepanjang 3
km. Namun kepedihannya berangsur-angsur sirna ia Eko mendapat sambutang yang
hangat dari siswa-siswa dan para guru. Mereka sangat antusias mendapat guru
baru.
SD Negeri 02 Purwoharjo terletak
di daerah pegunungan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berbatasan langsung
dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Berada di ketinggian 800 m dari permukaan
laut, iklim di daerah ini cukup dingin dan sering turun kabut. Tak ada listrik,
tak ada sinyal ponsel, bahkan tak ada sarana transportasi umum untuk menuju ke
sekolah selain menggunakan sepeda motor. Ketika hujan turun, satu-satunya
pilihan adalah dengan jalan kaki. “Setiap berangkat dan pulang sekolah, saya
memakai sepatu boot. Sedangkan sepatu untuk mengajar saya tinggal di sekolah,”
kata Eko. Namun demi efisiensi, akhirnya Eko pun sering menginap di sekolah.
Saat menginap, sore harinya biasa ia pergunakan untuk membimbing anak-anak
dalam ekstrakurikuler bola voli dan Pramuka, sedangkan malam harinya ia
pergunakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Bahkan tak jarang
murid-muridnya menemaninya menginap di sekolah.
Berkat rajin dan disiplinnya
anak-anak bermain voli, SDN 02 Purwoharjo dapat meraih juara di beberapa
perlombaan POPDA, baik tingkat kabupaten hingga tingkat Provinsi Jawa
Tengah.Eko merasa senang dan bangga dengan prestasi siswa-siswanya. Ia semakin
optimis, bahwa meskipun sekolah terpencil, tetapi anak-anak punya potensi yang
bisa dikembangkan untuk menjadi prestasi.
Sarana dan prasarana yang
dimiliki SD Negeri 02 Purwoharjo antara
lain 2 unit gedung, dimana 1 dalam kondisi baik, dan 1 lagi dalam kondisi
rusak. Ada 1 rumah dinas dalam kondisi rusak, 1 toilet yang sudah rusak, dan 1
gedung perpustakaan baru. Pada tahun ajaran 2014/2015, Sekolah memiliki siswa
sejumlah 97 anak, dengan jumlah guru sebanyak 7 orang, yang terdiri dari 2 guru
PNS dan 5 guru honorer, serta 1 kepala sekolah.
Sebenarnya Eko sempat berminat
untuk menempati rumah dinas yang tersedia. Namun lama-kelamaan kondisinya
semakin parah, rangka atap bahkan sudah roboh karena termakan usia. Maka pada
tahun 2011, setelah berdiskusi dengan komite sekolah, akhirnya rumah dinas
tersebut pun diperbaiki. Setelah selesai perbaikan, bangunan rumah dinas itu
pun dimanfaatkan sebagai PAUD Purwoharjo. Akhir tahun 2011, bangunan dapat
diperbaiki dan PAUD Purwoharjo mulai menerima siswa baru tahun ajaran
2012/2013.
Kini, Eko pun merasakan bahwa
Pemerintah semakin peduli pada nasib guru-guru, terutama di daerah khusus.
Misalnya sejak adanya tunjangan daerah khusus, Eko merasa amat terbantu.
Pengabdiannya di daerah terpencil semakin dimudahkan. ***
Ditulis tahun : 2014
Diterbitkan di Buku Profil Gurdasus Tingkat Nasional 2014 (Kemendikbud)
No comments:
Post a Comment